Hal ini seringkali terjadi ketika kita membuat suatu keputusan yang salah, lalu kemudian kita menyadari diri kita itu salah. Tapi kemudian kita terus mempertahankn hal itu karena kita merasa ego dalam diri kita nggak boleh untuk dihancurkan dan nggak mau di cap sebagai orang yang gampang menyerah dan gagal.
Padahal nyatanya, orang -- orang yang tahu kapan dia harus menyerah di medan perang yang memang nggak untuk dia adalah orang -- orang yang cukup strategis. Kita harus punya kebesaran hati untuk menyerah pada medan perang yang jelas -- jelas tidak cukup efektif untuk tujuan kita. Tapi, kita juga tetep harus pinter -- pinter dalam membedakannya. Terkadang ketika kita mendapati sedikit kesulitan, tersandung oleh kerikil kecil di jalanan lalu otomatis kita berhenti dan menyimpulkan, "sepertinya ini bukan jalanku". Tapi, pada hal - Â hal efektif sebenarnya adalah untuk tetap bertahan di jalan itu dan untuk mencapai tujuan panajng kita.
Misalnya, kita adalah seorang mahasiswa kedokteran semester 3 dan sedari kecil memang menjadi dokter merupakan cita-cita tujuan jangka panjang kita. Tapi, disemester akhir ini justru kita sedang dimasa-masa kesulitan sampai gabisa keep up dengan pelajaran di kampus. Ini adalah suatu tantangan yang memang sangat wajar dan harus kita lalui untuk mencapai tujuan jangka panjang kita nanti.
Tapi beda lagi kasusnya jika ketika kuliah di kedokteran, lalu kita merasa bahwa sebenarnya ada bakat serta keterampilan dari diri kita yang mestinya bisa lebih dikembangkan lagi. Sehingga kuliah di kedokteran bukanlah salah satu cara efektif untuk mencapai tujuan akhir kita. Lalu memutuskan untuk lintas jurusan.
Apapun yang ingin kita lakukan, kita tidak akan pernah tahu tujuan akhir kita bakal tercapai atau tidak. Dari hidup ini kita hanya terus mencoba untuk melakukan yang terbaik, kita mengambil risiko, kita mengukur kira -- kira peluang ini berapa yaa? dan peluang yang itu berapa yaa? . Untuk tercapai atau tidaknya itu adalah urusan nanti. Yang terpenting kita coba aja sebaik mungkin dan selebihnya serahkan ke yang di atas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H