Indonesia Masih Bergulat dengan Tiga Beban Malnutrisi: Gizi Buruk, Kelebihan Berat Badan, dan Kekurangan Gizi Mikro
Indonesia telah mengalami masalah malnutrisi dalam berbagai bentuk sejak beberapa dekade lalu, dengan dampak yang lebih terlihat terutama pada anak-anak dan kelompok rentan. Fenomena malnutrisi di Indonesia dapat dilihat dari tiga dimensi utama: gizi buruk, kelebihan berat badan (obesitas), dan kekurangan gizi mikro. Dengan menghadapi tiga tantangan besar dalam hal malnutrisi yang berhubungan dengan status gizi penduduk, ketiga masalah tersebut saling berkaitan dan berdampak besar pada kesehatan masyarakat serta kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Kemudian, apa yang dimaksud dengan gizi buruk, kelebihan berat badan dan kekurangan gizi mikro ?
1. Gizi Buruk
Gizi buruk, atau yang sering disebut dengan stunting, adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Pada 2022, sekitar 24,4% anak di bawah usia lima tahun (balita) di Indonesia mengalami stunting. Angka ini menunjukkan bahwa hampir seperempat dari anak-anak di Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan yang dapat memengaruhi kemampuan belajar, daya tahan tubuh, dan kualitas hidup mereka di masa depan.
2. Kelebihan Berat Badan
Sebaliknya, masalah kelebihan berat badan juga semakin menjadi perhatian utama. Data ? menunjukkan bahwa prevalensi obesitas di Indonesia, terutama di kalangan orang dewasa, terus meningkat. Pada 2021, sekitar 21,8% penduduk dewasa Indonesia mengalami obesitas, dan tren ini terus berkembang. Penyebab utama obesitas adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta peningkatan konsumsi makanan olahan yang tinggi kalori, lemak, dan gula.
3. Kekurangan Gizi Mikro
Selain masalah makronutrien seperti protein dan kalori, kekurangan gizi mikro juga merupakan isu yang tidak kalah penting. Defisiensi zat gizi mikro, seperti zat besi, yodium, dan vitamin A, masih cukup umum ditemukan di Indonesia, terutama pada anak-anak dan ibu hamil. Menurut data Kementerian Kesehatan, prevalensi kekurangan zat besi pada ibu hamil mencapai 37,1%, yang berisiko tinggi menyebabkan anemia. Anemia ini dapat menyebabkan komplikasi serius saat persalinan dan mengurangi produktivitas kerja serta kualitas hidup.
Berikut penyebab dan Solusi untuk tiga beban Malnutrisi di atas ?
Tantangan malnutrisi di Indonesia sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Penyebab
1.Pola Makan yang Tidak Seimbang: Kurangnya akses ke makanan bergizi dan pola makan yang tidak seimbang, dengan konsumsi tinggi gula, garam, dan lemak jenuh, menjadi faktor utama. Ketergantungan pada makanan instan dan fast food yang rendah gizi memperburuk keadaan.
2.Kurangnya Pendidikan Gizi: Banyak masyarakat yang tidak memahami pentingnya gizi yang seimbang untuk kesehatan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penyuluhan gizi di daerah-daerah tertentu, terutama di pedesaan.
3.Faktor Sosial Ekonomi: Keluarga dengan status ekonomi rendah cenderung kesulitan untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Selain itu, ketidakmampuan untuk membeli makanan bergizi juga berdampak pada anak-anak yang lebih rentan terhadap kekurangan gizi.
4.Keterbatasan Akses ke Layanan Kesehatan: Keterbatasan fasilitas kesehatan dan program kesehatan yang tidak merata menyebabkan banyak individu tidak mendapatkan perhatian yang cukup terkait kondisi gizi mereka.
Solusi
1.Peningkatan Pendidikan Gizi: Masyarakat perlu diberikan pendidikan tentang pentingnya asupan gizi yang seimbang, terutama di sekolah-sekolah, tempat kerja, dan melalui media sosial.
2.Akses ke Makanan Bergizi: Sesuai dengan program presiden terpilih kita di tahun 2024 ini, maka sudah seharusnya Pemerintah harus memperkuat program penyuluhan serta memperbaiki distribusi pangan sehat yang terjangkau di seluruh Indonesia, khususnya di daerah-daerah pedesaan.
3.Pemberdayaan Posyandu: Meningkatkan peran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk memberikan pemantauan kesehatan dan penyuluhan gizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, serta anak-anak balita.
4.Peningkatan Kebijakan Kesehatan: Menambah anggaran untuk program penanggulangan gizi buruk dan obesitas, serta memperkuat integrasi program gizi ke dalam kebijakan kesehatan nasional.
Secara keseluruhan, meskipun Indonesia telah menunjukkan kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, ketiga masalah malnutrisi ini masih menjadi tantangan besar. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif.
https://www.unicef.org/indonesia/sites/unicef.org.indonesia/files/styles/media_large_image/public/FEEDBACK_13082024-What We Do Web_Infographic Request02-02_0.webp?itok=6i5_UJpi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI