Mohon tunggu...
Aisyah MeiraniA
Aisyah MeiraniA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Salah Kaprah Penggunaan Internet: Mengancam Kesehatan Mental Masa Kini

17 Desember 2023   20:47 Diperbarui: 17 Desember 2023   21:17 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Gangguan kesehatan mental merupakan masalah kesehatan global. Gangguan mental yang juga dikenal sebagai gangguan jiwa adalah kondisi kesehatan mental yang mengganggu pola pikir, suasana hati, perilaku, dan fungsi sehari-hari seseorang. Jika seseorang telah mengalami gangguan jiwa maka hal tersebut dapat memengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa dan berperilaku. 

Gangguan kesehatan mental saat ini kian marak di kalangan masyarakat khususnya para pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang menderita gangguan kesehatan mental. Salah satunya penyebab tersebut dapat muncul dari kemajuan teknologi saat ini. Tidak dapat memungkiri kemajuan teknologi saat ini terus berkembang sangat cepat. Pada dasarnya kemajuan teknologi ini merupakan suatu hal yang positif. 

Akan tetapi, jika tidak dikontrol dengan baik, maka hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kecanduan yang kemudian berdampak pada perkembangan dalam mengolah emosi saat menerima informasi. Kemajuan teknologi yang perlu di waspadai, yaitu menerima informasi melalui internet. Informasi yang terdapat di internet ada bermacam-macam. Kita ambil contohnya informasi mengenai kesehatan.

Saat ini mudah sekali kita mengakses internet untuk mengetahui seputar kesehatan. Proliferasi perangkat seluler dan keberadaannya telah di mana-mana. Dalam kehidupan kaum muda usia transisi telah mendorong para pengembang, lembaga pendidikan tinggi, dan organisasi layanan kesehatan untuk memfokuskan upaya mereka pada intervensi kesehatan daring namun disalahkaprahkan. Umumnya seseorang mencari informasi untuk melakukan diagnosis terhadap apa yang ia rasakan saat ini. 

Fenomena ini sekarang disebut self-diagnose. Walaupun kemajuan teknologi dalam kesehatan disebut dapat membantu menjadi solusi untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya, namun kebenaran informasi tersebut belum dapat dipercaya. Informasi tersebut seharusnya hanya untuk bahan pengetahuan dan tidak dijadikan kesimpulan akhir bahwa sedang menderita tersebut.

Dampaknya, yang awalnya kita ingin mencari tahu untuk mengobati apa yang dirasakan sebelumnya justru menambah  masalah baru pada mental individu tersebut. Seperti merasa  khawatir berlebih yang sebenarnya tidak perlu. Selain tentang valid tidaknya informasi yang ada, bahaya lainnya seperti jika seseorang yang menerima informasi tersebut akan salah persepsi, menganggap apa yang dideritanya sesuatu yang parah yang kemudian dapat memperburuk keadaan yang dirasa. Kemudian, salah mengonsumsi obat karena mendiagnosis sendiri apa yang dirasakan dan menentukan apa yang sedang dirasakannya tanpa tahu apakah yang didiagnosisnya merupakan hal yang sebenarnya dialami. Dampak lainnya yaitu jika kita mengedukasi seseorang dengan hasil self-diagnose. Hal ini sangat lazim terjadi sekarang. Namun, hal ini dapat membahayakan orang lain dan menimbulkan kekacauan yang mungkin ditimbulkan apabila kabar yang disampaikan salah.

Seseorang melakukan self-diagnose alasannya beragam. Adapun alasannya yaitu karena seseorang kekurangan dari segi ekonomi sehingga tidak mampu untuk berobat secara langsung. Ada juga yang disebabkan karena tidak memiliki waktu luang untuk berobat secara langsung, atau mungkin seseorang mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan masyarakat yang ada. Untuk mengurangi dampak negatifnya, kita perlu melakukan beberapa upaya pencegahan.

Pertama, jika menerima informasi khususnya dari internet, kita perlu evaluasi terlebih dahulu. Tidak semua informasi yang terdapat di internet sudah terpercaya yang bisa ditelan mentah-mentah terutama pada hal hal yang berhubungan dengan kesehatan baik gejala dan penanganannya. Oleh karena itu, langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengakses situs-situs yang terpercaya dan disarankan oleh para tenaga medis profesional.

Kedua, Anda bisa mencoba untuk bergabung dengan komunitas atau mengikuti kegiatan seperti seminar tentang kesehatan atau bidang yang terkait. Dalam komunitas tersebut, anda bisa mengeluarkan isi pikiran yang mengganggu kepada seseorang yang lebih paham dalam forum tersebut. Karena dengan semakin banyak informasi yang kita terima semakin luas pula wawasan mengenai pengetahuan kita.

Ketiga, jangan jadikan pengalaman orang lain menjadi patokan untuk kita mengetahui apa yang dialami. Karena kasing-masing individu memiliki gejala yang berbeda, sekalipun sama penanganannya tidak sama. Ada faktor lain untuk mengetahui pengobatan yang dianjurkan sehingga tiap orang mendapat tindakan yang berbeda.

Keempat, jika merasa sakit, alangkah baiknya konsultasikan langsung ke ahlinya seperti dokter, psikolog, atau psikiater sesuai bidang yang anda alami. Cara inilah yang merupakan cara paling aman dan tidak berisiko memunculkan masalah kesehatan baru. Hal ini sangat direkomendasikan terutama seseorang sudah merasakan gejala-gelaja yang mengganggu kegiatan sehari-hari. Tidak hanya secara langsung, berkonsultasi dengan ahli dapat dilakukan secara daring dengan kita memanfaatkan kemajuan teknologi seperti situs web terpercaya untuk bertanya dan berkonsultasi.

Terakhir, berusahalah untuk mengontrol diri. Dengan kondisi negara ini yang minim psikiater atau psikolog, maka kontrol diri merupakan opsi yang dapat dilakukan sedini mungkin untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan baru. Pada intinya, tidak hanya berusaha untuk mengobati saya, tetapi juga melakukan tindakan preventif selama kondisi kesehatan masih sehat dan stabil.

Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dalam menerima segala informasi. Jangan gegabah menentukan sesuatu. Karena isu kesehatan mental bukan merupakan sesuatu yang remeh. Jika dibiarkan akan memicu tindakan yang membahayakan diri dan orang disekitarnya. Sebisa mungkin kita mencegah dan tidak mencoba untuk melakukan hal demikian. Alangkah baiknya langsung berkonsultasi kepada ahlinya. Mencari tahu pada laman internet boleh, akan tetapi jangan langsung diterima mentah-mentah dan kemudian langsung menyatakan bahwa kita mengalami hal tersebut apalagi meminum obat yang bukan seharusnya dikonsumsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun