Mohon tunggu...
Aisyah Maudina Rahmawati
Aisyah Maudina Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Halo, saya Aisyah, seorang mahasiswa yang memiliki hobi membaca dan menonton film. Saya sangat tertarik dengan berbagai jenis bacaan, mulai dari novel fiksi hingga buku-buku ilmiah. Selain itu, saya juga gemar menonton film dari berbagai genre, yang seringkali menjadi inspirasi dalam tulisan-tulisan saya. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini, tempat saya berbagi pemikiran, ulasan, dan cerita seputar dunia literatur dan sinema. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemeriksaan Radiografi Ekstremitas Inferior: Cruris dan Ankle Joint

23 Juni 2024   01:25 Diperbarui: 26 Juni 2024   07:53 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kelompok 9 Kelas 2C

Kamilah Aptasari Poerwanto1), Farrah Devina Damayanti2), Fadiya Achmanda Dwi Riandita3), Aisyah Maudina Rahmawati4), Salsabila Kurnia Maharani5), Manuella Eka Adventia Kaban6)

ABSTRAK

Anatomi cruris dan ankle merupakan bagian dari ekstremitas inferior. Ekstremitas inferior merupakan alat gerak bagian bawah pada tubuh manusia yang berfungsi sebagai penyangga tubuh ketika berdiri dan sebagai alat gerak tubuh manusia. Kaki bagaikan pilar yang menopang tubuh kita, memungkinkan kita untuk bergerak, berlari, dan menjalani aktivitas sehari-hari. Dalam struktur kaki, kaki bawah dan pergelangan kaki memainkan peran yang sangat penting. Pada regio inferior terbagi menjadi empat, yaitu regio glutealis, femoralis, cruralis, dan pedis. Cruralis merupakan bagian yang terletak diantara sendi genus dan sendi talocruralis. Tulang pada cruralis terdiri dari tulang tibia dan fibula yang bertindak sebagai penyangga utama berat badan. Tulang-tulang ini terhubung dengan pergelangan kaki, terdapat sendi kompleks yang memungkinkan gerakan fleksi, ekstensi, inversi, dan eversi. Pergelangan kaki bekerja sama dengan otot, tendon, dan ligamen di sekitarnya untuk memberikan stabilitas dan rentang gerak yang luas. Kaki bawah dan pergelangan kaki juga rentan terhadap berbagai kelainan yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk bergerak dan menjaga keseimbangan tubuh. Cedera, penyakit, dan penuaan dapat menyebabkan nyeri, kekakuan, dan ketidakstabilan, yang berakibat pada penurunan kualitas hidup. Maka dari itu pemeriksaan mengenai cruris dan ankle perlu diketahui oleh radiografer. 

PENDAHULUAN

Anatomi merupakan struktur yang dapat dilihat secara langsung, tanpa adanya bantuan alat perbesaran. Tulang cruris dan ankle merupakan bagian dari anatomi ekstremitas inferior. Ekstremitas inferior merupakan alat gerak bagian bawah pada tubuh manusia yang berfungsi sebagai penyangga tubuh ketika berdiri dan sebagai alat gerak tubuh manusia. Pemeriksaan cruris ankle bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan dan mendiagnosis kelainan pada struktur kaki bagian bawah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi tulang, sendi, dan jaringan lunak pada kaki bawah dan pergelangan kaki, menentukan penyebab nyeri, bengkak, atau kesulitan bergerak pada area cruris-ankle serta mendiagnosis berbagai kondisi, seperti fraktur, dislokasi, infeksi, radang sendi, cedera ligamen dan tendon, serta kelainan tulang dan sendi lainnya. Jaringan pada tubuh menyerap atau menghalangi radiasi secara berbeda, jaringan padat seperti tulang menghalangi sebagian besar radiasi dan menghasilkan warna putih pada film. Sedangkan, jaringan lunak seperti otot menghalangi atau menyerap lebih sedikit dan memberi warna lebih gelap pada film. Sering kali pemeriksaan radiografi ini diambil dengan sudut yang berbeda.

Pemeriksaan radiografi  mengenai cruris-ankle dapat menggunakan alat seperti rontgen yang dapat memberikan gambar tulang dan sendi, MRI yang memberikan gambaran detail tulang, sendi, jaringan lunak, serta pembuluh darah. CT-Scan juga menjadi salah satu modalitas yang digunakan dalam pemeriksaan cruris-genu karena memberikan gambaran detail mengenai tulang dan jaringan lunak dalam bentuk potongan melintang. Pemeriksaan cruris-ankle sangat dibutuhkan sebagai tahap awal untuk pengobatan yang lebih efektif dan mencegah komplikasi serius. Hasil dari pemeriksaan akan membantu dokter dalam mendiagnosis maupun menentukan jenis pengobatan yang tepat seperti obat-obatan, fisioterapi, atau pembedahan pada pasien. Pada penulisan ini pemeriksaan cruris dan ankle menggunakan alat radiografi berupa pesawat sinar-X. Terdapat hal yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan pemeriksaan pada pasien, seperti memastikan ruangan sesuai dengan standarisasinya, ruangan memiliki kelembaban dengan suhu ruang dibawah 25 derajat celcius. menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) maupun Alat Proteksi Radiasi bagi pasien maupun petugas radiografi, memastikan kondisi pasien aman dari paparan radiasi. 

METODOLOGI

Sebelum pemeriksaan dilakukan, radiografer harus memastikan kesiapan ruangan terlebih dahulu seperti menyalakan saklar pada workstation, mengatur suhu dan kelembaban ruangan, menyalakan stabilizer pada ruang pemeriksaan, menyalakan saklar pada meja pemeriksaan, menyalakan tabung pesawat sinar-X serta mengatur posisi tabung sinar-X. Setelah itu, radiografer menggunakan personal dosimetry seperti Thermoluminescent Dosimeter (TLD) sebagai bentuk penerapan proteksi radiasi. Selanjutnya radiografer melakukan konfirmasi kepada pasien untuk mengidentifikasi akurasi data pasien seperti nama lengkap, tanggal lahir dan alamat, indikasi klinis serta memberikan instruksi kepada pasien untuk mengganti pakaian menggunakan baju pasien yang telah disediakan dan melepaskan benda logam di area yang akan diperiksa. 

Pada pemeriksaan radiografi cruris dan ankle biasanya menggunakan proyeksi Anteroposterior (AP) dan Lateral. Kedua pemeriksaan ini tentu saja membutuhkan ukuran Imaging Plate yang berbeda, dikarenakan struktur anatomi pada regio cruris lebih besar daripada ankle. Cruris menggunakan Imaging Plate berukuran 35x43, sedangkan ankle menggunakan Imaging Plate berukuran 24x30. Pengaturan kolimasi juga harus disesuaikan agar tidak memotong bagian dari objek dan melebihi Imaging Plate serta tidak memaparkan dosis secara berlebihan. Selain itu, pemosisian objek harus sejajar dengan Central Ray dan harus tepat berada di garis tengah Imaging Plate. Faktor eksposi juga perlu diperhatikan. Cruris membutuhkan eksposur yang lebih tinggi dibandingkan ankle untuk menghasilkan gambar yang jelas, karena cruris memiliki struktur tulang yang lebih padat dan dikelilingi oleh otot dan jaringan lunak yang lebih tebal dibandingkan ankle yang memiliki struktur tulang yang lebih kompleks dengan sendi dan ligamen, serta jaringan lunak yang lebih tipis. Faktor eksposi yang digunakan pada pemeriksaan cruris yaitu 55-60 kVp, 320 mA, dan 12 ms. Sedangkan ankle menggunakan 60-70 kVp, 320 mA, dan 10 ms. Untuk pemeriksaan cruris dan ankle, keduanya menggunakan Source to Image Distance (SID) 100cm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur kerja dalam pemeriksaan tulang cruris atau ankle yaitu dengan menanyakan keluhan atau adanya indikasi pasien. pastikan sebelum dilakukan pemeriksaan pasien tidak memakai benda dengan bahan logam, jika pasien adalah wanita pastikan jika tidak sedang mengandung. Pada pemeriksaan cruris dengan proyeksi Anteroposterior (AP) posisikan pasien dengan berbaring diatas meja pemeriksaan, luruskan kaki sepenuhnya tanpa adanya rotasi, pastikan bahwa posisi pasien senyaman mungkin. Beri sandbag pada kaki jika diperlukan. Dorsifleksikan kaki hingga 90 derajat. Pastikan sendi pergelangan kaki dan lutut berjarak 3-5 cm dari ujung IR. Central Ray tegak lurus dengan IR, dan Central Point  berada di pertengahan cruris. Hasil citra pada pemeriksaan cruris AP mencakup tulang tibia, fibula, sendi pergelangan kaki, dan lutut terlihat. Tidak adanya rotasi pada citra, dan kontras serta kepadatan harus optimal dalam menvisualisasikan. Pada proyeksi cruris Lateral posisikan pasien dengan terlentang menyamping di atas meja pemeriksaan. Kaki yang tidak mengalami cedera tekuk ke belakang dan ditopang menggunakan bantal, untuk kaki yang mengalami cedera kaki dimiringkan tanpa ada rotasi. pastikan sendi pergelangan kaki dan lutut berada 3-5 cm dari ujung IR. Central Ray tegak lurus dengan IR, dan Central Point  berada di pertengahan cruris.

Pada pemeriksaan ankle dengan proyeksi Anteroposterior (AP), pasien supine atau telentang dengan posisi kaki full ekstensi, serta letakkan bantal di bagian bawah kepala pasien. Pusatkan dan sejajarkan sendi pergelangan kaki ke CR dan ke sumbu panjang bagian IR yang terbuka (jangan memaksa dorsofleksi kaki; biarkan tetap dalam posisi alami). Sesuaikan kaki dan pergelangan kaki untuk proyeksi AP yang benar. Pastikan seluruh kaki bagian bawah tidak diputar. CR tegak lurus terhadap IR dan pusatkan ke titik tengah malleolus. Kolimasi empat sisi harus mencakup sepertiga distal dari kaki bagian bawah ke setengah proksimal metatarsal. Sedangkan pada pemeriksaan ankle dengan proyeksi Lateral, tempatkan pasien dalam posisi telentang lateral. Lalu fleksikan lutut sekitar 45 derajat. Pusatkan dan sejajarkan sendi pergelangan kaki ke CR dan ke sumbu panjang bagian IR yang terbuka. Tempatkan alat bantu fiksasi di bawah lutut untuk mendukung kaki dalam posisi lateral yang sebenarnya. Kaki dorsifleksi sehingga permukaan plantar berada pada sudut kanan ke kaki atau sejauh yang dapat ditoleransi pasien. 

KESIMPULAN

Pemeriksaan radiografi pada cruris dan ankle merupakan prosedur diagnostik penting untuk mengevaluasi tulang, sendi, dan struktur jaringan lunak kaki. Pemeriksaan menggunakan proyeksi Anteroposterior (AP) dan Lateral untuk mengidentifikasi berbagai kelainan, termasuk fraktur, dislokasi, infeksi, dan kelainan lain yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk bergerak dan menjaga keseimbangan. Pengaturan kolimasi dan eksposur yang tepat sangat penting untuk menghasilkan gambar yang jelas, terutama mengingat perbedaan struktural pada cruris yang lebih besar dan ankle yang lebih kompleks. Oleh karena itu, pemeriksaan X-ray pada cruris dan ankle tidak hanya  mendeteksi kelainan tetapi juga merupakan langkah awal yang penting dalam perawatan pasien dalam memulihkan fungsi normal kaki dan pergelangan kaki secara keseluruhan. Namun, semua tetap harus memenuhi prinsip proteksi radiasi agar pemeriksaan tersebut dapat dilakukan secara legal.

REFERENSI

1.   Abidin, Y. D. (2023). TEKNIK PEMERIKSAAN ANKLE AP LAT WEIGHTBEARING DENGAN KLINIS OSTEOATHRITIS DI RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. M. MUNIR. Journal Health Care Media, Vol. 7 No. 2.

2. Aryati KE, Sugiarti S. Jurnal Imejing Diagnostik Pemeriksaan Os Cruris dengan Proyeksi Modifikasi Pada Kasus Fraktur. Jurnal Imejing Diagnostik [Internet]. 2021;7:19--21. Available from: http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jimed/index

3. Bontrager KL and LJP. Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy . 8th Edition. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier; 2014.

5.  Bushong, Stewart C. 2017. Radiologic Science for Technologists Physic Biology and Protection 11th ed, Washington DC: The CV Mosby Company.

6. Eisenberg, R. L., & Johnson, N. M. (2020). Comprehensive Radiographic Pathology. St. Louis, MO: Elsevier.

7. Fijriyani, E. W. (2022). ANALISIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OS CRURIS  PADA KASUS FRAKTUR (Doctoral dissertation, Universitas Widya Husada Semarang).

8.Greenspan, A. (2011). Orthopedic Imaging: A Practical Approach. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins.

9. Herring, W. (2015). Learning Radiology: Recognizing the Basics. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders.

10. John T. Hansen. Netter's Clinical Anatomy 4th Edition. 4th ed. John T. Hansen, editor. 2019.

11. John P. Cunha & William CC. Shiel Jr. 2018. MedicineNet. X-Rays Uses, Side Effects, and Dangers.

12.Konseptual A, Sumartiningsih S. Cedera Keseleo pada Pergelangan Kaki (Ankle Sprains) [Internet]. Vol. 2, Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. 2012. Available from: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki 

13. Mannan, R. (2015). TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOLOGI OSSA CRURIS. www.academia.edu.https://www.academia.edu/19684865/TEKNIK_PEMERIKSAAN_RADIOLOGI_OSSA_CRURIS 

14.  Morrison, W. B. (2015). Imaging of the Foot and Ankle. Philadelphia, PA: Wolters Kluwer.

15. Putri, A. A., Nenomnanu, R., & Asiah, S. N. (2024). Pemeriksaan Radiografi Ankle Joint pada Kasus Sprain di RSAU dr. M. Salamun Bandung. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(1), 8820-8827.

16.   Pontjowijono D, Awaliyah E, Putri H. Teknik Pemeriksaan Cruris Sinistra (Tibia) Dengan Kasus Fraktur blique Komplit Menggunakan Modalitas Digital Radiography Di Rumah Sakit Umum Daerah Simpang Lima Gumul. Vol. 4, Strada Journal of Radiography. Online; 2023.

17.  Haytmanek CT, Williams BT, James EW, Campbell KJ, Wijdicks CA, Laprade RF, et al. Radiographic identification of the primary lateral ankle structures. American Journal of Sports Medicine. 2015 Jan 8;43(1):79--87. 

18. Richard L. Drake , A.Wayne Vogl, Adam W.M.Mitvhell. Gray Anatomy. Dasar - dasar anatomi.Jakarta.EGC.2014

19.    Dayton P, Feilmeier M, Parker K, Otti R, Reimer R, Kauwe M, et al. Experimental Comparison of the Clinical Measurement of Ankle Joint Dorsiflexion and Radiographic Tibiotalar Position. Journal of Foot and Ankle Surgery. 2017 Sep 1;56(5):1036--40.

20.    Apriannisa A, Setiawan A. Teknik Pemeriksaan Cruris Dextra Dengan Klinis Fraktur Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan. Vol. 4, Strada Journal of Radiography. Online; 2023.

 21. Nugaraha, R. A. (2019, June 25). Sosialisasi Manfaat  Pemeriksaan Radiologi Sebagai Upaya Edukasi Dokter Kepada Pasien Penyakit Dalam. https://doi.org/10.31227/osf.io/jt97a

22. Marusinec, L., MD. (2017, March 16). Cara Mempersiapkan Diri untuk Menjalani Rontgen: 14 Langkah. wikiHow. https://id.wikihow.com/Mempersiapkan-Diri-untuk-Menjalani-Rontgen 

23. Team, M. (2016, September 23). Persiapan melakukan rontgent | Medicalogy. Medicalogy. https://www.medicalogy.com/blog/persiapan-melakukan-rontgen/ 

24.Weissman, B. N. (2011). Orthopedic Radiology: A Practical Approach. Philadelphia, PA: Elsevier.

25. Unknown. (n.d.). teknik pemeriksaan ekstremitas bawah. https://awasradiasi.blogspot.com/2014/11/teknik-pemeriksaan-ekstremitas-bawah.html 

26.  Kraus VB, Kilfoil TM, Hash TW, McDaniel G, Renner JB, Carrino JA, et al. Atlas of radiographic features of osteoarthritis of the ankle and hindfoot. Vol. 23, Osteoarthritis and Cartilage. W.B. Saunders Ltd; 2015. p. 2059--85.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun