Mohon tunggu...
aisyah khalsum
aisyah khalsum Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bunda Harus Tahu! Stunting Mempengaruhi Mental Anak

13 Januari 2022   15:30 Diperbarui: 13 Januari 2022   15:57 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Cegah Stunting Itu Penting" campaign dalam memerangi angka stunting di Indonesia saat ini. Stunting merupakan kondisi yang dialami pada anak yang memiliki gizi kurang atau biasa disebut dengan anak kerdil. Hal ini terjadi pada anak sejak 1000 hari pertama kehidupan yang menyebabkan perkembangan otak dan tubuhnya berkembang lambat sehingga anak memiliki tubuh yang pendek dibandingkan dengan anak seusianya. 

Dilansir dari hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 angka stunting nasional mengalami penurunan sebesar 24,4 persen dibandingkan dengan tahun 2019 lalu sebesar 27,7 persen. Sampai di tahun 2022 ini, pemerintah terus berupaya untuk menekan angka penurunan stunting untuk sampai diambang batas aman 14 persen. 

Dampak stunting bukan hanya persoalan pada masa ini tetapi akan berdampak di masa mendatang. Pemerintah saat ini tengah mempersiapkan untuk Indonesia menjadi generasi emas di tahun 2040. Maka angka penurunan stunting yang dialami oleh anak-anak Indonesia dapat diatasi dengan semaksimal mungkin. 

Stunting pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Kurangnya nutrisi dan gizi yang dikonsumsi ibu ketika sebelu hamil, saat hamil, dan melahirkan. 

2. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi yang dikonsumsinya.

3. Terbatasnya akses pelayanan dan fasilitas kesehatam kehamilan dan postnatal.

4. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

5. Kurangnya ekonomi yang memadai dan akses makanan bergizi.

Dampak lain yang diakibatkan oleh stunting tidak hanya pada terhambatnya perkembangan fisik saja, melainkan dapat mempengaruhi kondisi mental atau psikologis anak. Anak yang dengan kondisi stunting cenderung akan mengalami peningkatan resiko kematian dan terhambatnya kemampuan motorik serta mental. Lalu, apa saja dampak mental yang ditimbulkan pada anak yang mengalami stunting? Simak ulasan berikut ini agar Bunda tahu tentang dampak stunting bagi mental anak.  

Dampak Mental Pada Anak Yang Mengalami Stunting

Anak yang mengalami stunting akan berdampak pada kelangsungan hidupnya. Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada jangka pendek dan jangka panjang, yaitu menyebabkan peningkatan mortalitas dan mordibilitas, penurunan perkembangan kognitif, motorik, serta bahasa. 

Stunting pada umumnya hanya dilihat pada kondisi fisik saja yakni postur tubuh anak pendek dibawah rata-rata dibandingkan dengan teman seusianya. Padahal stunting juga mempengaruhi mental anak sendiri, berikut dampak yang ditimbulkan di antarnya: 

1. Anak cenderung kurang percaya diri

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri rendah terhadap orang lain yang memiliki postur tubuh tinggi dibandingkan dengan dirinya. Hal ini karena anak beranggapan bahwa orang dengan tubuh tinggi itu hebat. Padahal ukuran tubuh tidak menentukan kehebatan seseorang. 

2. Anak mudah cemas

Anak yang mengalami stunting biasanya mengalami penurunan daya konsentrasi dan daya ingat. Akibatnya anak akan mudah cemas dan mudah merasa frustasi. 

3. Anak sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar

Anak yang mengalami stunting biasanya akan sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Akibat dirinya kurang percaya diri, maka dia akan sulit menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang ditempatinya. Terlebih pada saat berada di lingkungan baru, anak cenderung tertutup dan merasa tidak nyaman. 

4. Anak rentan mengalami depresi 

Anak yang mengalami stunting, ketika beranjak dewasa akan lebih rentan mengalami depresi. Hal ini disebabkan karena pada masa kecilnya mengalami trauma yang membawanya hingga dewasa. Gejala depresi ini akan sering muncul di usia 14 tahun. 

Cegah Stunting Itu Penting

Pencegahan terhadap stunting sangat penting untuk dilakukan sejak masa mengandung. Pemberian gizi dan nutrisi yang cukup pada anak dimulai sejak 1000 hari kehidupan dapat mencegah terjadinya stunting. Pada masa kehamilan, ibu dapat mencegah terjadinya stunting dengan cara:

1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang cukup, meliputi pemberian makronutrien dan makanan gizi yang seimbang. 

2. Sering-sering melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin. 

3. Terapkan hidup bersih dan sehat.

4. Menghindari paparan asap rokok.

5. Rutin berolahraga.

Selanjutnya, ketika anak sudah lahir sangat penting dalam memantau perkembangannya, serta pemberian nutrisi yang cukup. Berikut beberapa pencegahan stunting pada anak:

1. Pemberian ASI ekslusif sampai bayi berumur 6 bulan. Dengan pemberian ASI eksklusif mampu mendorong pencegahan stunting, sebab ASI mengandung whey dan kolostrum yang mampu meningkatkan sistem kekebalan pada tubuh bayi. 

2. Pemberian MPASI yang sehat sebagai pendamping ASI ekslusif. Pastikan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) bergizi dan bernutrisi bagi tubuh anak. 

3. Pantau tumbuh kembang anak mulai dari berat badan dan tinggi anak secara berkala. Setelah anak lahir, pengukuran tinggi badan dan berat badan sangat penting dilakukan untuk memantau perkembangan anak. 

4. Terapkan hidup bersih dan sehat. Sebab, anak kecil biasanya rentan terkena penyakit jika kondisi lingkungan tidak bersih. Maka sangat penting bagi orang tua untuk menjaga lingkungan agar bersih. 

Dengan demikian sangat penting untuk mencegah stunting pada anak. Pencegahan stunting menjadi tanggung jawab bersama, baik masyarakat maupun pemerintah. Tetapi orang tua sebagai garda terdepan dalam memantau tumbuh kembang anak sudah seharusnya menjadi pilar utama dalam mencegah stunting di negeri ini. Mari bersama mencegah stunting, karena Cegah Stunting Itu Penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun