Mohon tunggu...
Aisyah Khaira
Aisyah Khaira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

aku suka tertawa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal dan Mengelola Burnout pada Anak Muda

29 Desember 2024   22:30 Diperbarui: 29 Desember 2024   22:16 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burnout (Pixel: https://www.pexels.com/id-id/pencarian/burnout/) 

Pernahkah Anda merasa lelah secara fisik dan emosional meskipun tidak melakukan pekerjaan berat? Atau mungkin kehilangan semangat terhadap hal-hal yang biasanya Anda nikmati? Hal ini akan menjadi bahaya loh jika dibiarkan. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini dapat berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh, menyebabkan masalah kesehatan fisik seperti gangguan tidur, tekanan darah tinggi, atau penyakit kronis lainnya.

Di era modern, generasi muda menghadapi berbagai tekanan yang beragam, seperti target akademik yang tinggi, persaingan di dunia kerja, ekspektasi sosial, serta pengaruh media sosial. Studi menunjukkan bahwa paparan terus-menerus terhadap tekanan tersebut dapat menyebabkan burnout, yang berdampak pada penurunan produktivitas, motivasi, dan bahkan kesehatan mental secara keseluruhan. Burnout tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada lingkungan sekitar, seperti keluarga, tempat kerja, atau institusi pendidikan. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk mengenal gejala-gejala burnout dan mempelajari strategi untuk mengelolanya secara efektif. Dengan pemahaman yang lebih baik, anak muda dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan mencegah dampak negatif jangka panjang.

Apa Itu Burnout? 

Burnout adalah rasa lelah secara fisik maupun psikologis. Setiap individu memiliki kemungkinan mengalami burnout. Istilah burnout diperkenalkan oleh tokoh bernama Bradley pada tahun1969. Namun, burnot digagas dan ditemukan oleh Herbert Freudenberger, seorang psikolog klinis asal New York. Dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1974 Freudenberger menggambarkan bahwa burnout pada manusia sama halnya dengan suatu bangunan, pada awalnya berdiri dengan tegak dan kokoh dengan berbagai kegiatan yang dilakukan didalamnya. Namun, ketika mengalami kebakaran hanya terlihat kerangka luarnya saja. Sama halnya dengan manusia ketika mendapat hantaman akan mengalami kelelahan yang terlihat utuh diluarnya namun di dalamnya kosong dan mengalami masalah. 

Penyebab Terjadinya Burnout

Banyak hal yang dapat menyebabkan remaja menjadi burnout, biasanya kerena tekanan yang berasa dari berbagai aspek kehidupan mereka, baik akademik, sosial maupun emosional. Mari kita simak penyebab utama yang dapat membuat burnout dikalangan anak muda. 

1. Tekanan akademik yang tinggi

Generasi muda sering kali mengalami tekanan akademik tinggi akibat beban tugas seperti pekerjaan rumah, proyek, dan ujian yang padat dalam waktu singkat. Hal ini, ditambah dengan ekspektasi keluarga yang tinggi, membuat mereka merasa kewalahan.

2. Kurangnya waktu untuk diri sendiri

Remaja sering kali memiliki jadwal yang padat dengan kegiatan seperti sekolah, les, dan ekstrakurikuler, sehingga sulit menemukan waktu untuk dirinya sendiri. Akibatnya, mereka kesulitan menemukan hobi atau mengembangkan bakat, yang dapat berkontribusi pada kelelahan mental dan fisik serta risiko burnout.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun