Selain itu, Jayakatwang dan Kertanegara juga punya hubungan sebagai saudara sepupu. Pasalnya, masih berdasarkan Prasasti Mula Manurung, ibunda Jayakatwang dan ayahanda Kertanegara (Wisnuwardhana) adalah kakak beradik.
Kekuatan militer Kerajaan Singasari yang belum utuh sepenuhnya lantaran sebagian pasukannya masih dalam perjalanan pulang dari Ekspedisi Pamalayu (Sumatera) membuka peluang bagi Jayakatwang untuk memberontak.
Dendam lama terhadap leluhur Kertanegara, Ken Arok, yang telah menjungkalkan buyut Jayakatwang, Kertajaya, sekaligus mengubur riwayat Kerajaan Panjalu alias Kadiri, bakal bisa dituntaskan.
Selain itu, keputusan Jayakatwang memberontak juga merupakan hasutan dari Aria Wiraraja. Dikutip dari Slamet Muljana dalam Menuju Puncak Kemegahan (1965), Wiraraja diduga kuat sebagai aktor intelektual terjadinya pemberontakan yang mengakhiri sejarah Kerajaan Singasari tersebut.
Aria Wiraraja adalah mantan pejabat tinggi di Kerajaan Singasari. Namun, oleh Kertanegara ia dimutasi ke Sumenep, Madura, lantaran sering menentang kebijakan raja. Tak heran jika Aria Wiraraja juga menyimpan kekesalan terhadap Kertanegara.
Serangan pertama dilakukan dari arah utara untuk menyebarkan ketakutan terhadap rakyat maupun warga istana Singasari. Serangan ini dijalankan oleh pasukan kecil yang diberi nama Jaran Guyang. Adapun serangan kedua dilancarkan dari selatan, diperkuat oleh pasukan yang lebih besar.
Untuk meredam ketakutan rakyat atas serangan Jayakatwang dari arah utara, Kertanegara memerintahkan menantunya, Raden Wijaya, untuk menumpasnya. Pasukan pimpinan Raden Wijaya dengan mudah bisa mengalahkan Jaran Guyang, namun itu ternyata jebakan.
Ketika pertahanan di ibu kota Singasari semakin lemah karena pasukan Raden Wijaya dikirim ke utara, Jayakatwang mengerahkan pasukan kedua dari arah selatan dengan kekuatan yang lebih besar. Tujuannya: merebut kekuasaan Singasari dan Maharaja Kertanegara.
Pasukan Jayakatwang berhasil menduduki istana, bahkan Kertanegara terbunuh dalam peristiwa tersebut yang sekaligus memungkasi riwayat Kerajaan Singasari dan menuntaskan dendam lama.
Setelah merobohkan Singasari, Jayakatwang kemudian membangkitkan Kerajaan Panjalu atau Kadiri, kerajaan leluhurnya yang dulu dihabisi oleh nenek moyang Kertanegara
Pasukan pimpinan Raden Wijaya tercerai- belai setelah mengetahui Singasari jatuh dan Maharaja Kertanegara tewas. Bersama pengikut setia yang masih tersisa, menantu Kertanegara ini melarikan diri ke dalam hutan rimba di sekitar aliran Sungai Brantas, di sekitar Mojokerto.