Mohon tunggu...
Aisyah Abdillah
Aisyah Abdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa dari jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Impian Besar Petani Kecil

15 Juni 2024   12:25 Diperbarui: 15 Juni 2024   13:15 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi ladang hijau subur, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Romi. Ia adalah putra pak Ali dan ibu siti, pak Ali adalah seorang petani yang bekerja keras di lahan dari fajar hingga senja untuk menafkahi keluarganya. Sedangkan Ibu Siti adalah seorang yang baik hati dan lemah lembut yang membantu suaminya bekerja di ladang dan mengurus rumah kecil mereka.

Meski hidup sederhana, orang tua Romi menanamkan dalam dirinya kecintaan belajar. Mereka mendorongnya untuk belajar dengan giat dan mengejar impiannya, tidak peduli seberapa besar atau kecil impian tersebut. Romi mengingat kata-kata mereka dan terjun ke studinya.

Setiap pagi, sebelum membantu orang tuanya bekerja di ladang, Romi bangun pagi untuk belajar. Dia akan duduk di meja kecil di rumah sederhana mereka, dikelilingi oleh buku dan catatan, dan menuangkan pelajarannya. Orang tuanya sering mendengar dia bergumam pada dirinya sendiri saat membaca, alisnya berkerut karena konsentrasi.

Hari berganti minggu, kerja keras Romi mulai membuahkan hasil. Dia unggul di sekolah, secara konsisten mendapat nilai tinggi dan membuat gurunya terkesan dengan rasa ingin tahu dan antusiasmenya. Orang tuanya berseri-seri dengan bangga saat mereka menyaksikan putra mereka tumbuh menjadi anak muda yang cerdas dan ambisius.

Namun kecintaan Romi terhadap belajar tidak berhenti di bangku sekolah. Dia sering menanyakan pertanyaan kepada orang tuanya tentang pertanian, ingin tahu tentang ilmu pengetahuan di balik tanaman yang mereka tanam dan hewan yang mereka pelihara. Pak Ali dan Ibu Siti dengan senang hati berbagi ilmu dengan putra mereka, mengajarinya tentang pentingnya kualitas tanah, irigasi, dan rotasi tanaman.

Saat Romi memasuki masa remajanya, dia mulai memimpikan masa depannya. Sore hari tiba, ketika orang tuanya pulang dari ladang ia memberanikan diri untuk membicarakan rencana masa depannya tersebut.

" Bu, pak sebentar lagi aku akan lulus sekolah" romi memulai percakapannya.

" Iya nak, apa rencanamu setelah lulus sekolah nanti?" tanya ibu.

" Aku ingin menjadi ilmuwan pertanian bu" jawab romi.

" Ilmuwan pertanian?" tanya bapak dengan wajah bingung

" Iya pak aku ingin menjadi ilmuwan pertanian yang menggunakan bekal pengetahuan untuk membantu petani kecil seperti bapak dan ibu untuk meningkatkan hasil panen dan menyejahterakan kehidupan mereka, bukankah itu hebat pak, bu?" Romi menjawab penuh keyakinan.

" Apakah kamu sungguh-sungguh dengan rencanamu ini romi? Untuk menjadi seorang ilmuan itu tidaklah mudah, kamu harus benar-benar yakin dengan dirimu dan tujuanmu" tegas pak Ali

" Romi yakin pak, Romi akan buktikan ke bapak dan ibu" jawab yakin Romi sekali lagi.

 

Meskipun pada awalnya pak Ali dan bu Siti ragu untuk membiarkan putra mereka meninggalkan pertanian, tetapi pada akhirnya mereka mendukung keputusan Romi untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

Tahun-tahun berlalu, dan kerja keras Romi membuahkan hasil. Ia mendapatkan beasiswa untuk belajar ilmu pertanian di salah satu universitas Negeri, hari hari ia jalani dengan penuh perjuangan untuk mencapai mimpi mimpi yang telah ia bangun, hingga akhirnya ia berhasil mendapatkan gelar sarjana tersebut. Ia kembali ke desanya, berbekal pengetahuan dan semangat untuk membuat perbedaan.

Dengan restu orang tuanya, Romi mendirikan pusat penelitian kecil di desa tersebut, di mana ia bekerja dengan petani lokal untuk mengembangkan teknik pertanian inovatif dan meningkatkan hasil panen. Karyanya segera mendapat pengakuan, dan ia menjadi tokoh yang dihormati di komunitas pertanian.

Pak Ali dan Ibu Siti memandang dengan bangga, mengetahui bahwa kecintaan putra mereka terhadap pembelajaran telah membawanya jauh melampaui bidang yang telah mereka garap selama bertahun-tahun. Mereka telah menanamkan dalam dirinya rasa memiliki tujuan, dan dia menjalankannya, membuat perbedaan di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun