Mohon tunggu...
SITI FADILATUL RAGIL AISYAH
SITI FADILATUL RAGIL AISYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - TIDAK BEKERJA

Menonton

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Demokrasi atau Hukum?

28 Oktober 2024   17:30 Diperbarui: 29 Oktober 2024   01:00 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk menyelesaikan masalah ini, sistem hukum Indonesia harus mengalami reformasi atau perubahan yang signifikan untuk memperkuat hubungan antara demokrasi dan hukum. Pertama dan terpenting, Hukum harus benar-benar ditegakkan: Semua orang, tanpa terkecuali, harus dihukum jika melanggar hukum. Ini dapat dicapai dengan memastikan lembaga seperti kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan tidak dipengaruhi oleh kekuasaan politik. Selain itu, peran lembaga independen seperti KPK harus diperkuat dalam hal anggaran, kewenangan, dan perlindungan dari tekanan politik.

Kedua, proses hukum harus lebih jelas. Orang-orang yang bertugas menegakkan hukum harus jujur dan tidak korupsi. Polisi, jaksa, dan hakim harus benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat. Masyarakat sipil dan media sangat penting dalam menjaga jalannya hukum. Agar publik dapat melihat dan mempertanyakan proses hukum, akses masyarakat terhadap informasi tentang kasus-kasus hukum harus diperluas. Dengan demikian, demokrasi dapat membantu penegakan hukum, bukan sebaliknya.

Ketiga, sangat penting untuk melakukan upaya yang signifikan untuk memperbaiki sistem pelatihan dan pemilihan penegak hukum. Ini berarti proses pelatihan dan pemilihan hakim, jaksa, dan polisi harus diperbaiki sehingga mereka dapat bekerja secara profesional, memiliki integritas yang tinggi, dan bertindak secara mandiri. Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam penegakan hukum, diharapkan sistem hukum dapat ditegakkan dengan lebih baik, sehingga negara demokrasi seperti Indonesia dapat mempertahankan prinsip-prinsip keadilan dan supremasi hukum.

Kesimpulan: Demokrasi atau Hukum?
Pada akhirnya, pertanyaan "Demokrasi atau Hukum?" menunjukkan dilema yang dihadapi Indonesia saat menegakkan keadilan. Meskipun demokrasi memungkinkan kebebasan politik dan keterlibatan rakyat, tanpa hukum yang kuat dan adil, demokrasi itu sendiri dapat hancur. Indonesia masih menghadapi banyak masalah dalam menyeimbangkan demokrasi dan penegakan hukum, seperti korupsi, tekanan politik, dan populisme, yang sering mengancam integritas sistem hukum. Namun, dengan reformasi yang tepat dan komitmen kuat untuk memperbaiki sistem hukum, Indonesia dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik. Terlepas dari kekuatan ekonomi atau politik mereka, keduanya harus bekerja sama untuk memastikan keadilan untuk semua warga negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun