Anak tengah adalah anak bungsu dalam waktu singkat seperti, anak kedua, ketiga, dan seterusnya hingga adik terakhir sebelum si bungsu, posisi anak kedua atau tengah dinilai penuh dengan kecemburuan.
Alfred Adler (Feist & Feist, 2010) memiliki beberapa pandangan tentang anak kedua atau tengah berdasarkan sifat positif dan negatifnya. Ciri-ciri sifat positifnya adalah (1) motivasi yang tinggi, (2) kemampuan bekerjasama, (3) daya saing yang memadai. Sifat negatifnya adalah daya saing yang muncul tersebut bisa menjadi sangat tinggi dan mudah berkecil hati serta dalam hal emosi yang dirasakan dapat ia kendalikan, namun suatu saat dapat juga memuncak (Armitage, 2007).
Menurut penelitian dari Akbar, Shah, Khan, Akhter, dan Riaz (2011), terdapat perbedaan kecerdasan emosional berdasarkan urutan kelahiran loh!
 Dimana anak pertama memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi dibandingkan dengan urutan kelahiran berikutnya. Wulaningrum dan Irdawati (2011) juga menemukan bahwa anak sulung cenderung memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi dan anak bungsu cenderung memiliki kecerdasan emosional yang kurang.
Anak tengah memiliki keterampilan  komunikasi dan negosiasi yang sangat baik dengan keluarga, saudara kandung, maupun orangtua. Hal ini karena anak tengah belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan oleh anak sulung.
Rata-rata "si anak tengah" menunjukkan bahwa mereka memiliki kecerdasan emosional yang cukup baik. Â Anak tengah memiliki motivasi tinggi, mereka dapat menghangatkan suasana dengan menggerakkan dan membimbing seseorang dalam mencapai tujuannya. Anak tengah mampu bekerja sama dengan orang lain dan cermat membaca situasi, sehingga dalam komponen keterampilan sosial anak tengah cukup baik.
Sama seperti anak sulung dan anak bungsu, anak tengah juga memiliki keinginan untuk dimengerti oleh orangtua dan keluarganya, karena kurangnya perhatianlah yang membuat anak tengah cenderung mengutarakan emosinya dengan memberontak atau mencoba membahagiakan orang lain dengan harapan dirinya ikut bahagia. Anak tengah cenderung lebih memiliki empati, kemandirian, dan ketelitian di tengah rasa kesepiannya.
Dartar Pustaka:
http://etheses.uin-malang.ac.id/2609/6/06410028_Bab_2.pdf
http://eprints.ums.ac.id/6418/1/J210050055.pdf
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12442/1/T1_802010123_Full%20text.pdfÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H