Mohon tunggu...
Aisyah Rizqi Iqbal
Aisyah Rizqi Iqbal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Indonesia

Undegraduate Public Health Student

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengeluaran Irit Anti Sakit: Rahasia Dompet dan Tubuh Sehat Bagi Mahasiswa

18 Desember 2024   10:32 Diperbarui: 18 Desember 2024   10:49 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Fakta Mahasiswa Kekurangan Asupan Energi

Usia produktif merupakan kelompok usia saat seseorang aktif melakukan sebuah pekerjaan menggunakan fisik maupun pikiran. Kelompok usia produktif memiliki rentang 15-64 tahun.  Salah satu sub kelompok usia produktif, yaitu kelompok remaja yang berusia 10-18 tahun. Remaja merupakan masa menuju kedewasaan yang seringkali dikaitkan dengan mahasiswa. Mahasiswa merupakan fase transisi dari remaja menuju dewasa untuk menentukan arah pendidikan dan karier, dengan menentukan minat, bakat, keahlian, yang dikembangkan melalui kegiatan akademik dan non-Akademik.   Hal ini menjadikan mahasiswa harus mengeluarkan energi yang lebih untuk melakukan aktivitas sehari-hari.  Produktivitas yang tinggi tersebut, menyebabkan kebutuhan terhadap energi yang besar pula.  Bahkan, bagi remaja putri, asupan kebutuhan energi dibutuhkan lebih banyak, terutama zat besi, untuk menunjang kebutuhan organ reproduksi.  

Namun, pada mahasiswa sering terjadi permasalahan gizi, terutama kekurangan asupan makanan yang bergizi akibat pola makan yang tidak teratur serta konsumsi makanan yang tidak bergizi.  Sebagian besar mahasiswa memiliki kebiasaan meninggalkan sarapan dan mengonsumsi jajanan dan minuman yang kurang sehat.  Menurut penelitian, terdapat 16,9% - 59% anak dan remaja tidak biasa sarapan pagi, 26,1% anak dan remaja hanya sarapan dengan air minum, dan 44,6% sarapan dengan asupan energi kurang dari 15% AKG (Kemenkes, 2020). Kurangnya asupan energi akibat tidak sarapan dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas, kesulitan berkonsentrasi, bahkan berisiko pingsan. Sarapan yang ideal adalah dengan menerapkan prinsip gizi seimbang, yang mencakup zat gizi makro dan mikro seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, serta memenuhi sekitar 20%-25% atau sekitar 500 kkal dari kebutuhan energi harian.

Makanan Bergizi Seimbang

Makanan yang Anda konsumsi harus memiliki gizi yang seimbang sesuai dari AKG.  Menurut Buku Dasar-dasar Penanganan Gizi Anak Sekolah, gizi seimbang merupakan susunan asupan sehari-hari yang jenis dan jumlah zat gizinya sesuai dengan kebutuhan tubuh.  Sedangkan menurut Buku Kebutuhan Gizi Seimbang, menurut Irnani dan Sinaga (2017), gizi seimbang merupakan asupan gizi optimal, baik dari kuantitas dan kualitas, yang penting untuk pertumbuhan serta perkembangan optimal.  Gizi seimbang dikelompokkan menjadi 3 fungsi utama, yaitu : Sumber energi yang terdiri dari karbohidrat, seperti padi-padian atau serealia, sumber pembangun yang terdiri dari protein, mineral, dan air, seperti ikan, daging, dan ayam, untuk proses pembentukan sel baru, memelihara, dan mengganti sel yang rusak, dan sumber zat pengatur yang terdiri dari serat dan vitamin, seperti buah dan sayuran, untuk mengatur keseimbangan air, proses oksidasi dan ekskresi sisa oksidasi, dan penuaan sel.

Membangun kebiasaan makan bergizi seimbang harus diterapkan, seperti pada prinsip 'Isi Piringku'.  Gizi seimbang terdiri dari 4 pilar yang merupakan upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan yang masuk dengan mengontrol berat badan secara teratur.  4 pilar gizi seimbang, yaitu :

  • Konsumsi makanan dengan beraneka ragam

Makanan yang Anda konsumsi lebih baik beraneka ragam karena kebutuhan gizi tidak dapat terpenuhi hanya dengan satu jenis makanan saja.  Seperti konsumsi karbohidrat 3-4 kali sehari, protein 2-4 porsi sehari, sumber vitamin yang penting untuk dikonsumsi bersamaan, yaitu 2-3 porsi untuk buah dan 3-4 porsi untuk sayuran per hari.  Namun, konsumsi makanan beragam juga diperlukan dalam proporsi yang seimbang serta jumlahnya sesuai, seperti membatasi konsumsi gula, garam, dan minyak, agar tidak banyak bahan tambahan sehingga sesuai dengan pedoman 'Isi Piringku'.

  • Pola hidup aktif dan berolahraga

Aktivitas fisik adalah segala macam kegiatan menggerakan tubuh untuk upaya menyeimbangkan  keluar dan masuknya zat gizi, terutama sumber energi dalam tubuh.  Selain itu, aktivitas fisik juga dapat memperlancar metabolisme zat gizi.  Aktivitas fisik dapat dilakukan dengan olahraga intensitas ringan hingga berat sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan durasi yang telah disesuaikan.

  • Menerapkan pola hidup bersih dan sehat

Menurut UU No. 17 Tahun 2023 tentang kesehatan, kesehatan merupakan keadaan sehat seseorang, baik secara fisik, jiwa, maupun sosial dan bukan sekadar terbebas dari penyakit untuk memungkinkan hidup produktif.  Dengan demikian, menerapkan pola hidup bersih dan sehat dapat menghindari infeksi penyakit sehingga Anda dapat hidup sehat dan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh sesuai dengan kebutuhan.

  • Menjaga berat badan ideal

Salah satu tanda bahwa tubuh telah mencapai keseimbangan gizi adalah memiliki berat badan yang sesuai dengan kategori normal berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Pemantauan berat badan ini dapat dilakukan dengan menghitung perbandingan berat badan terhadap tinggi badan dalam satuan meter kuadrat, sesuai panduan yang telah dianjurkan.

Urutan Konsumsi Makanan yang Tepat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun