Mohon tunggu...
Aii_syahllh
Aii_syahllh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis/Mahasiswa/STAI Masjid Syuhada Yogyakarta

Kata 'menulis' begitu menyeramkan bukan? Tapi saya akan mengungkap ribuan bahkan jutaan kali 'menulis itu sebuah kebahagiaan' ada 2 motivasi yang selalu saya pegang : 1. Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak. (Ali Bin Abi Thalib) 2. Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis. (Imam Al Ghazali)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Balaghoh (Memahami Al-Qasr dalam Ilmu Al-Ma'ani)

22 September 2024   22:30 Diperbarui: 22 September 2024   22:43 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kaya. Dari bahasa tersebut lahir banyak ilmu-ilmu maupun disiplin-disiplin ilmu. Ilmu-ilmu yang muncul dari bahasa arab adalah bukti bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa yang kaya.

Ilmu-ilmu yang muncul dari bahasa arab beragam sekali. Seperti ilmu Nahwu, Shorof, Balaghoh dll. Salah satu ilmu yang muncul dari Bahasa Arab yaitu lmu Balaghoh yang merupakan sebuah ilmu yang mempelajari kefasihan bicara, dengan kriteria isi yang mencakup ilmu ma'ani, bayan dan badi'.

Ilmu ini bertugas mengkaji Bahasa Arab dalam ruang lingkup konteks, yaitu dalam hal ma'na dan kandungan. Adapun tujuan ilmu tersebut untuk menemukan atau mengetahui rahasia-rahasia Bahasa Arab, bersesuai dengan keadaan atau tidak ,dan sebagainya.

Dalam pembahasan ini kita menyinggung tentang seputar qashr. Yang mana qashr ini adalah cabang dari pembahasan ilmu balaghoh yang faedahnya bertujuan untuk menghususkan sesuatu pada sesuatu dengan cara yang tertentu.

Rumusan Masalah 

Apa pengertian Qashr?

Apa saja macam-macam Qashr?

Apa alat-alat Qashr?

Tujuan

Menjelaskan pengertian Qashr

Menyebutkan macam-macam Qashr

Menyebutkan alat-alat Qashr

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Qashr

 Adapun qashr menurut istilah ulama balaghoh ialah:

 

Artinya:

"mengistimewakan sesuatu yang lain dengan jalan tertentu"

Ada juga definisi lain tentang qashr yakni:

--  

  artinya 'pemfokusan' maksudnya adalah upaya penonjolan, penegasan, atau penekanan pada salah satu unsur atau bagian kalimat yang dipentingkan. Selanjutnya   (gaya bahasa pemfokusan) dilakukan dengan penempatan pada awal kalimat () atau memakai kata pemisah ( ) atau dengan menggunakan alat fokus ( ).

 

Setiap ungkapan Qashr memiliki empat unsur, yaitu:

 

Maqshur, baik berbentuk sifat maupun mausuf

Contoh:   

Artinya: Tiada Zaid kecuali pintar

 

Maqshur Alaihi, baik berbentuk sifat maupun mausuf

Contoh:

Artinya: Tiada yang pintar kecuali Zaid

 

Maqshur Anhu, sesuatu yang berada diluar yang dikecualikan

Contoh:

Artinya: Tidak ada sungai yang menyegarkan Mesir selain Nil

  

Adat Qashr

Contoh:

Artinya: Tiada yang menang kecuali yang bersungguh-sungguh

 

Kalimat diatas termasuk kalimat qashr karena sudah memenuhi empat unsur, yaitu maqshur pada kata , maqshur alaihi pada kata , maqshur anhu yaitu segala sifat selain kesungguhan dan adat qashr yaitu  dan .

 

Macam-macam Qashr

Perlu diketahui Qashr dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Qashr Hakiki

. .  

Artinya:

Dikhususkannya maqshur pada maqshur alaih berdasarkan hakikat dan kenyataan, yaitu sama sekali maqshur tidak lepas dari maqshur alaih kepada yang lain.

Dalam makna lain, Qashr hakiki adalah mengkhususkan sesuatu sesuai dengan kenyataannya, tidak digantungkan pada yang lain 

Contoh:

Artinya: tidak ada penulis di Kota kecuali Ali

 

 berarti pemfokusan hakiki, sebenarnya, mutlak. Contoh dalam ayat Al-Qur'an Surah Ali Imran: 189, sebagai berikut:

" "

Artinya: Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi, dan Allah maha perkasa atas segala sesuatu.

 

2. Qashr Idhofi

Artinya:

Dikhususkannya maqshur pada maqshur alaih dengan disandarkan kepada sesuatu yang tertentu

Dalam makna lain, qashr idhofi adalah kekhususan itu dihubungkan dengan kenyataan tertentu.

Contoh:

Artinya: tidaklah Muhammad kecuali Rasul

Qashr Idhofi adalah pemfokusan relatif, bukan sebenarnya, bersifat kiasan karena itu juga disebut contoh:

( :6) 

Artinya: Untukmu agamamu untukku agamaku

 

 atau disebut juga karena pernyataan "agama berhala hanya untuk kamu dan agama islam hanya untukku" (diri Muhammad sendiri) tidak dalam pengertian sebenarnya, kerena pada hakekatnya agama berhala tidak hanya dianut oleh mereka yang pada saat itu menemui nabi, juga agama islam tidak hanya diperuntukkan bagi Nabi Muhammad saja, melainkan bagi umat manusia semuanya. Kalimat qoshr tersebut diungkap dalam pengertian Majazi (kiasan), yaitu semata-mata untuk menekankan penolakan Nabi Muhammad saw bahwa tidak mungkin mencampurkan kedua agama tersebut.[5]

 

Adapun Qashr Idhofi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Qashr qolabi, ialah menentukan suatu perkara dengan suatu perkara pada tempat perkara yang lain, yang menurut pendengar adalah sebagai kebalikanya. Jadi bisa dikatakan Qashr ini adalah untuk meyakinkan mukhatab yang mempunyai keyakinan yang sebaliknya tentang suatu hal.

Contoh: = tidak ada zaid, kecuali seoran penulis.

Perkataan diatas merupakan yang dipakai ketika seorang mukhatab mempunya keyakinan dalam dirinya bahwa zaid tidaklah seorang penulis, kemudian terjadi pengkhususan dengan qashr tersebut.

 

Sama seperti yang lain, qashr ini juga terbagi pada dua macam:

a. Qashar maushuf pada sifat, seperti: = tiada zaid itu kecuali seorang yang alim. Yang demikian itu diucapkan pada orang yang menyangka, bahwa zaid itu bodoh.

b. Qashar sifat pada maushuf, seperti: = tidak ada seorang yang alim kecuali zaid. Yang demikian itu diucapkan kepada orang yang menyangka, bahwa yang alaim itu amar, bukan zaid.

 

2. Qashr Ta'yin, ialah menentukan suatu perkara pada suatu perkara ditempat yang lain, yang sukar bagi pendengar untuk menentukan salah satunya. Qashr ini diucapkan untuk mukhatab yang mempunyai beberapa keyakinan tentang sesuatu, atau ragu-ragu akan suatu hal. 

Contoh-contohnya  sebagai berikut:

a. Qashar maushuf pada sifat, seperti: = tiada zaid kecuali yang berdiri itu. Yang demikian itu diucapkan pada orang yang ragu-ragu mengenai berdiri atau tidaknya zaid.

b. Qashar sifat pada maushuf, seperti: = tidak ada yang berdiri, kecuali zaid. Yang demikian itu diucapkan pada orang yang ragu-ragu mengenayang berdiri itu, apakah zaid atau bukan.

 

3. Qashr Ifrod, ialah ketika pendengar punya keyakinan lain yang bertentangan. Contoh , lafadz Allah yang merupakan maushuf ditakhsis dengan ilaahun waahid, ini diucapkan ketika mukhatab mempunyai keyakinan lain, semisal musyrik, dan Allah tidak hanya tuhan satu-satunya yang disembah.

 

Kalau diamati sekilas saja, qashr jenis ini ada kesamaan dengan qashr qolabi, yaitu mukhatab sama-sama mempunyai keyakinan lain tentang suatu hal. Letak perbedaannya adalah dalam qolabi mukhatab mempunyai keyakinan yang berkebalikan dengan yang sebenarnya, dan dalam ifrod mempunyai keyakinan yang berbeda, tidak kebalikannya.

 

Alat-alat Qashr

Dalam alat qashar ini sebenarnya banyak sekali macamnya akan tetapi yang paling masyhur (yang sering digunakan) seperti dijelaskan dalam bait jauharul maknun yaitu sebagai berikut:

 

Artinya alat-alat qashar itu ada beberapa macam yaitu:

 

-- -- - -- ))  dan taqdim_mendahulukan lafadz yang biasanya di belakang. Maksudnya ialah: bahwa perkara-perkara yang digunakan untuk menunjukkan pada qashar atau sesudah nafi, sebagaimana yang dikemukakan di bawah ini:

 

1. dan sebagainya, yang dimaksud adalah perabot nafi atau istitsna'.

Contoh:   , dan . Akan tetapi perabot ini harus diwali dengan nafi, dan kalau kalam mujab dalam istisna' tidak berarti qashar, seperti:              

= telah datang kepadaku para tokoh, kecuali orang-orang bodoh.

2. . Seperti: yang menunjukkan pada kealiman zaid, sebagaimana kata kaidah: .

"" itu untuk menetapkan hukum yang diterangkanya dan meniadakan hukum yang lainya.

 

3. Athof dengan atau atau .

      --

:  

  4. Mendahulukan lafadz yang biasanya di belakang, seperti:

 

     

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun