Mohon tunggu...
Aisyah Abdul Aziz
Aisyah Abdul Aziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Program Studi Ilmu Politik

Mahasiswi program sarjana Ilmu politik di Universitas Indonesia yang memiliki minat tinggi dalam bidang sejarah, isu sosial, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Kekerasan terhadap Perempuan di Palestina: Antara Patriarki dan Pendudukan Israel

20 Desember 2023   08:00 Diperbarui: 20 Desember 2023   08:03 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reporter khusus PBB untuk Palestina, Reem Alsalem melaporkan bahwa perempuan di Palestina mengalami kekerasan berbasis gender yang dilakukan oleh Israel, salah satunya adalah kekerasan terhadap hak-hak reproduksi perempuan Palestina dan bayi mereka yang baru lahir. Serangan-serangan yang dilakukan terhadap fasilitas kesehatan di Palestina mengakibatkan ribuan perempuan hamil di Palestina harus melahirkan dalam kondisi yang mengerikan, bahkan seringkali tidak manusiawi dan merendahkan martabat mereka. 

Perempuan-perempuan tersebut juga harus dihadapi dengan kemugkinan melahirkan tanpa anestesi, tindakan pencegahan sanitasi, atau intervensi bedah. Selain itu, UNFPA melaporkan bahwa lebih dari 690.000 perempuan dan anak perempuan di Palestina menghadapi kesulitan akses terhadap produk kebersihan dan menstruasi.

 Selain itu, para perempuan dan anak perempuan di Palestina sering kali menghadapi kekerasan fisik dan pelecehan seksual yang terjadi di tempat umum, rumah, bahkan kamp-kamp pengungsian. Kasus kekerasan berbasis gender juga mengalami peningkatan pesat pada masa COVID-19. Hingga kini, hampir 1,9 juta perempuan di Palestina membutuhkan layanan dan intervensi terkait kekerasan berbasis gender.

Dengan mempertimbangkan fakta-fakta tersebut dan sejalan dengan prinsip bangsa Indonesia bahwa “kemerdekaan adalah hak segala bangsa”, sudah seharusnya masyarakat Indonesia mendukung berbagai aksi yang dilakukan untuk mendesak pemimpin-pemimpin dunia untuk menghentikan pendudukan yang dilakukan oleh Israel. 

Seorang aktris sekaligus seorang aktivis kemanusiaan, Angelina Jolie pernah berkata, “Saya tidak pernah mengerti mengapa saya bisa menjadi orang yang cukup beruntung untuk dilahirkan dengan kesempatan dan jalan hidup yang baik dan mengapa di suatu tempat lain di dunia ada perempuan yang juga memiliki keinginan dan kemampuan yang sama, atau bahkan lebih baik dari saya. Hanya saja, perempuan tersebut harus duduk di kamp pengungsi dan tidak memiliki suara. Dia harus memikirkan tentang apakah anak-anaknya bisa makan, bagaimana menjaga mereka agar tetap aman, dan apakah mereka dapat kembali ke rumah. Saya tidak tahu mengapa ini adalah hidupku dan itu adalah hidupnya,”. Dengan begitu, sudah seharusnya kita memikirkan kembali mengapa kita menjadi orang yang cukup beruntung untuk dapat hidup sebagai perempuan yang masih dapat merasakan rasa aman yang cukup dan kebebasan untuk bersuara ketika ada ketidakadilan yang terjadi terhadap perempuan, sementara masih banyak perempuan lain di luar sana, khususnya di Palestina yang tidak dapat merasakan privilese tersebut.

Referensi

Banat, B. Y. (2015). Violence Against Palestinian Women. Revista De Paz Y Conflictos, 8(1), 135-149.

Carastathis, A. (2014). The Concept of Intersectionality in Feminist Theory. Philosophy Compass, 9(5), 304-314.

Samuels, G. M., & Ross-Sheriff, F. (2008). Identity, Oppression, and Power: Feminisms and Intersectionality Theory. Affilia, 23(1), 5-9.

Šimonović, D. (2021). Femicide in the Palestinian Society. Women’s Center for Legal Aid and Counselling (WCLAC) .

UN OCHA. (2022, March 8). Specific Risks Facing Women and Girls in Palestine. Retrieved December 18, 2023, from United Nations Office of the Coordination of Humanitarian Affairs: https://www.ochaopt.org/content/specific-risks-facing-women-and-girls-palestine

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun