Sudah kutanyakan pada rembulan,
kenapa dia pergi ?
Sudah pula kutanyakan pada kerlip bintang,
kemana dia pergi ?
Sudah kutanyakan pada angin malam,
kapan dia pergi?
Tapi semuanya membisu!
Matanya menyiratkan kesenduan
Bibirnya menyungingkan kepiluan
Sikapnya menandakan kepedihan
Kulangkahkan kaki untuk mencari sebuah jawaban.
Kurangkaikan kalimat untuk mencari sebuah alasan.
Kukumpulkan kekuatan untuk mencari sebuah penjelasan,
Tapi semua tak kutemukan.
Semua punya alibi yang menyiratkan perbedaan.
Kutak mengerti
Mengapa dalam mencari sebuah pembenaran?
Logika tak dikedepankan.
Semua lebih mengedepankan perasaan,
yang kadang membuat suasana jadi saling bertegangan
dan membuat kenyamanan jadi tertelan.
Kutak ingin berdiri di satu sisi
yang terkadang sisi-sisi itu membuatku seperti bego.
Hidup berdampingan, berjalan, tapi tak tahu yang dilakukan.
Aku tahu itu hujan, tapi bukan dari pendengaranku.
Aku tahu itu hujan malah dari tetanggaku.
dan aku dibuat terbodoh-bodoh karena itu.
Aku sempet mencarimu untuk satu alasan.
Kusempat mencarinya untuk sebuah penjelasan,
tapi semuanya tak kutemukan.
Semuanya hilang laksana debu tertiup angin,
dan yang tersisa hanyalah kerikil yang kasat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H