Tak terasa hubunganku dengan dia  sudah satu tahun, walau dilalui dengan pasang surut rasa. Aku sudah semakin tahu karakternya dan dia juga sebaiknya. Dia kembali mengunjungiku seminggu sekali. Katanya biar rindunya nggak membatu dan beku. Juga kegiatannya sudah hampir mau selesai.
Sekolahku sudah tinggal ujian dan aku bilang kalau setelah ujian sepertinya aku mau pulang dulu ke rumah ibuku. Sambil becanda dia menanyakan kapan dia kuajak ke rumah dan dikenalkan ke ibu bapakku. Aku tersenyum dan menjawab nanti kalau sudah waktunya. Dia memahami alasanku karena selain rumahku jauh juga pasti belum diperbolehkan oleh bapakku.
" Kapan Ani pulang? " Terus kalau aku rindu gimana? Tanyanya sambil menatapku.
" Mungkin abis ujian " kataku. " Kalau rindu panggil namaku tiga kali"
" An sebelum pulang kita ketemu dulu ya..." pintanya penuh harap. Dan aku mengangguk setuju.
Hari ini terakhir ujianku dan aku janjian bahwa dia akan menjemputku di sekolah. Selepas ujian aku nggak langsung pulang melainkan menunggunya di depan gerbang sekolah. Nggak berapa lama dia datang  dan kami pergi bersama menyelusuri jalan Siliwangi.Â
Kami berjalan pelan seolah tak ingin waktu cepat berlalu. Aku menikmati waktuku dengannya dengan segenap hati dan rindu. Dia meyakinkanku kalau setelah pengumuman kelulusan kita mau ketemuan lagi. Kami akan memupuk rindu sampai menjadi biru dan menumpuk asa menjadi rindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H