Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Congkak Berujung Maut

11 Agustus 2020   16:00 Diperbarui: 11 Agustus 2020   15:50 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kenapa Cecak? Kamu pura-pura jatuh ya? "Kata Katak

Cecak marah dan mengira ucapan katak itu mengejeknya. Cecak berusaha bangkit dan bangun. Tapi berhubung tadi jatuhnya dari ketinggian maka sepertinya badannya kesakitan.

Katak terenyuh melihat cecak seperti itu dan bermaksud menolongnya.

"Sini aku bantu Cecak" ujar katak.

"Nggak, aku nggak sudi ditolong oleh kamu si buruk rupa" teriak Cecak

"Ayo nggak apa-apa, aku dorong ya ke pinggir " sela katak

"Tidak tidak....." jerit cecak.

Karena cecak tidak mau ditolong , akhirnya katak pergi menjauh. Dari kejauhan dia sedih melihat sang cecak disapu oleh yang punya rumah dan dibuang ke tong sampah di depan pagar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun