Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Bankir - SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Era Baru Trump, Perdamaian Palestina-Israel, dan Strategi Indonesia di Pusaran Rivalitas BRICS-AS

20 Januari 2025   11:16 Diperbarui: 21 Januari 2025   09:41 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://abcnews.go.com/Politics/live-updates/donald-trump-inauguration-2025/?id=117863147

Bagi Indonesia, hubungan dengan BRICS membuka peluang baru dalam mendiversifikasi mitra dagang dan sumber investasi. Pemerintah dapat memanfaatkan momentum ini untuk menjalin kerja sama strategis dalam sektor energi, teknologi, dan perdagangan halal. Namun, Indonesia juga perlu menjaga hubungan erat dengan Amerika Serikat sebagai mitra dagang utama dan sumber investasi besar, terutama dalam sektor infrastruktur dan teknologi.

Efek Pengurangan Anggaran AS bagi Indonesia

Program pengurangan anggaran Trump sebesar USD 2 triliun akan berdampak langsung maupun tidak langsung bagi Indonesia, antara lain:
1.Pengurangan Bantuan Ekonomi: Bantuan luar negeri dari Amerika Serikat, termasuk proyek pembangunan dan pendidikan, kemungkinan akan berkurang.
2.Perubahan Pola Investasi: Dengan prioritas anggaran domestik, investasi Amerika di luar negeri, termasuk di Indonesia, bisa mengalami penurunan.
3.Peluang dari BRICS: Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara BRICS sebagai alternatif pembiayaan dan mitra dagang.

Untuk menghadapi situasi ini, Indonesia perlu mengoptimalkan potensi ekonominya, termasuk melalui diversifikasi mitra dagang, investasi dalam energi terbarukan, dan digitalisasi ekonomi. Pemerintah juga harus mendorong kebijakan yang seimbang antara menjaga hubungan strategis dengan Amerika dan memperluas kerja sama dengan aliansi seperti BRICS.

Kesimpulan

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, gencatan senjata Palestina-Israel, dan dinamika rivalitas BRICS-Amerika Serikat membawa tantangan sekaligus peluang baru bagi Indonesia. Dalam situasi ini, diplomasi yang seimbang dan strategi ekonomi yang adaptif menjadi kunci untuk memastikan Indonesia tetap kompetitif di tengah perubahan global. Dengan memanfaatkan peluang dari BRICS, menjaga hubungan strategis dengan Amerika, dan memperkuat sektor domestik, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam tatanan ekonomi dunia yang terus berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun