Pengembangan UMKM Sebagai Pendorong Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai kesejahteraan global yang inklusif dan berkelanjutan pada tahun 2030. SDGs terdiri dari 17 tujuan dan 169 target yang berfoku
s pada pemberantasan kemiskinan, penghapusan kelaparan, peningkatan pendidikan dan kesehatan, kesetaraan gender, hingga pelestarian lingkungan dan kerja layak. Dalam konteks ini, UMKM tidak hanya berfungsi sebagai penggerak ekonomi, tetapi juga sebagai elemen kunci dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut karena memiliki potensi besar dalam pemberdayaan masyarakat, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan ekonomi.
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan jumlah UMKM yang sangat besar, menyadari pentingnya sektor ini untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menunjukkan bahwa UMKM menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap sekitar 97% tenaga kerja.
 Mengingat skala dan pengaruhnya, pengembangan UMKM secara berkelanjutan dan terarah menjadi prioritas utama dalam mencapai berbagai target SDGs di Indonesia.
 Namun, UMKM masih menghadapi sejumlah tantangan seperti akses permodalan, kurangnya keterampilan manajerial, dan keterbatasan dalam adopsi teknologi. Oleh karena itu, dukungan pemerintah, sektor swasta, dan lembaga keuangan sangat diperlukan untuk membantu UMKM mengatasi tantangan tersebut.
Dukungan ini bisa diwujudkan melalui kebijakan inklusif yang mendorong akses pembiayaan, inovasi produk, serta peningkatan kapasitas dan literasi keuangan. Kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan daya saing UMKM di pasar lokal, tetapi juga untuk memperluas jangkauan UMKM ke pasar internasional.
 Dengan pengembangan yang tepat, UMKM dapat menjadi instrumen utama untuk pencapaian SDGs, terutama dalam mengentaskan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja yang layak, mendukung ketahanan pangan, dan mengurangi ketimpangan sosial.
Lebih jauh, sektor UMKM juga dapat berperan dalam mendukung kelestarian lingkungan melalui praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, seperti meminimalisasi penggunaan sumber daya alam dan mengurangi limbah produksi.Â
UMKM yang bergerak di bidang produk ramah lingkungan atau energi terbarukan, misalnya, dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian SDG 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab) dan SDG 7 (energi bersih dan terjangkau).Â
Dalam hal ini, lembaga keuangan juga berperan penting dalam menyediakan skema pembiayaan yang mendukung usaha-usaha berkelanjutan yang berdampak positif pada lingkungan.