Pembangunan ekonomi suatu negara tidak dapat terlepas dari adanya sektor keuangan. Sektor keuangan juga sangat berperan dalam menjalankan fungsinya sebagai intermediary function. Pembangunan sektor keuangan harus melihat kondisi sektor keuangan yang mengalami pemdalaman (financial deepening) dan sektor keuangan yang mengalami pendangkalan (shallow finance).
Pendalaman keuangan adalah sebuah istilah guna memperoleh pembangunan yang berkualitas di sektor keuangan. Fokusnya pada keterjangkauan maupun efisiensi dari penyedia jasa keuangannya dan tidak hanya pada aspek kedalaman saja. Upaya untuk menumbuhkan ekonomi sangat berbeda pada tiap negara sehingga peranan dan keberhasilan sektor keuangan negara tersebut perlu diperhatikan. Kebutuhan terhadap sektor keuangan yang efektif dan efisien dapat meningkatkan perekonomian tidak tersanggahkan.
Pendalaman keuangan harus memperhatikan kualitas dari sektor keuangannya dalam menjalankan berbagai fungsinya. Tidak hanya dengan meningkatkan ukurannya saja. Baik sebagai motor maupun penopang pertumbuhan ekonomi tanpa terjadi dampak negative yang tidak dapat diantisipasi dan teratasi.
Seringkali usulan pendalaman sektor keuangan hanya fokus pada permintaan insentif, terutama fiskal. Insentif fiskal menjadi salah satu stimulus akan tetapi insentif perlu dimaknai secara lebih luas. Yaitu dengan mencakup penciptaan ekosistem pengembangan industry yang kondusif. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan kebijakan komprehensif yang memberikan stimulus bagi berkembangnya sisi supply maupun demand dalam industri jasa keuangan.
Secara umum mengatakan bahwa semakin tinggi pendapatan masyarakat di suatu negara, maka semakin tinggi pula financial deepening. Pendapatan yang semakin meningkat mengindikasikan bahwa output yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara juga akan semakin meningkat.
Akan tetapi di tengah kondisi COVID-19 saat ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperdiksikan bahwa pendapatan negara akan turun sebesar 10%. Penurunan tersebut terutama terjadi di sisi penerimaan perpajakan.
Pergerakan naik turunnya nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh berbagai faktor dan nilai mata uang dapat berdampak terhadap perekonomian di suatu negara. Apabila kondisi mata uang domestik mengalami depresiasi terhadap mata uang asing, akan berdampak negatif terhadap financial deepening.
Kondisi seperti itu, juga sedang terjadi akibat penyebaran COVID-19 di berbagai negara khususnya Indonesia. Mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami depresiasi yang cukup signifikan hampir seperti kondisi krisis tahun 1998.
Represi keuangan (financial repression) terjadi karena adanya pembatasan tingkat suku bunga dalam perekonomian yang dapat menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk menyimpan uang dan supply dana investasi akan menurun.
Pengaruh dari financial deepening akan semakin menurn apabila laju inflasi tahunan yang terlalu tinggi. Peningkatan tersebut menurunkan kredit kepada sektor swasta dan kegiatan perdagangan di pasar modal. Hal tersebut dapat menghambat sektor keuangan. Sehingga dapat mengurangi dampak positif dari financial deepnening terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dibutuhkan upaya untuk menjaga stabilitas keuangan dan moneter di Indonesia. berbagai kebijakan moneter juga perlu dikeluarkan dan melibatkan para pelaku di pasar uang maupun perbankan. Karena dengan ketidakstabilan di sektor keuangan dan moneter dapat mempengaruhi perkembangan pada financial deepening.
Maka untuk menjaga financial deepening agar tetap pada trend positif perlu melakukan kebijakan pada sektor keuangan, perbankan, maupun moneter.
Perkembangan financial deepening sangat bermanfaat bagi pembangunan apabila mampu berperan secara optimal dalam pembiayaan sektor riil. Pembiayaan seperti investasi maupun konsumsi swasta didominasi oleh kredit perbankan karena pasar modal belum dapat berkembang dengan baik.
Hal seperti ini pada umumnya terjadi di negara berkembang, dan terjadi pula di Indonesia. Dengan melakukan pendekatan data outstanding kredit dalam perbankan juga teramasuk kredit BPR, penerbitan saham, penerbitan obligasi serta pembiayaan multifinance sangat terlihat bahwa peranan dari perbankan masing sangat dominan.
Sektor swasta sangat bergantung pada kredit bank. Hal ini dapat dilihat dari tingginya porsi kredit perbankan. Akibatnya, apabila terjadi krisis dan perbankan terkena dampaknya, kegiatan investasi tersebut menjadi terganggu.
Seperti kondisi saat ini, juga terlihat bahwa struktur pembiayaan dari sektor keuanngan di Indonesia masih bersifat bank-based. Perkembangan lembaga keuangan bukan bank saat ini semakin meningkat, hal ini menyebabkan menurunnya ketergantungan sektor swasta terhadap kredit bank sehingga dapat mendorong stabilitas di sektor keuangan.
Dengan terjadinya wabah COVID-19 seperti saat ini, pembiayaan investasi sektor swasta harus tetap berjalan meskipun salah satu lembaga yang berperan terkena dampak dari kondisi tersebut. Lembaga lain digunakan untuk sumber pendanaan.
Masyarakat akan lebih menerima banyak pilihan portofolio untuk berinvestasi. Dan tidak bergantung pada simpanan bank saja. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi dari sisi perbankan karena adanya competitor. Hal tersebut dapat memperbaiki transmisi kebijakan moneter dalam jangka panjang, khususnya dalam pembentukan suku bunga di pasar keuangan.
Dana pensiun juga berperan dalam financial deepening. Karena dana pensiun dinilai memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan financial deepening. Akan tetapi, kontribusinya masih dikatakan sangat rendah.
Lembaga ini membutuhkan dorongan yang lebih guna menempatkan dananya tersebut pada instrument investasi jangka panjang. Yang salah satunya dengan evaluasi pengukuran target knerja manajemen pengelola dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Melalui kebijakan batas minimum alokasi aset dana pensiun juga dapat dioptimalkan dengan persyaratan diversifikasi instrument investasi sehingga dapat meningkatkan pengembangan instrument investasi dalam jangka panjang (POJK No 1?POJK. 05/2016 jo. POJK No 56/POJK.05/2017).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H