.
"Sebuah musibah yang membuat dirimu menghadap kepada Allah, itu lebih baik dibandingkan dengan sebuah kenikmatan yang membuat dirimu lupa dari mengingat Allah."
[Jami'ul Masail, jilid 9 hlm. 387]
Maka suatu anggapan yang keliru apabila cobaan hanya dimakanai sebatas pada hal yang tidak mengenakkan saja.Â
Karena Allah subhanahu wa ta'ala dalam banyak ayat Al-Qur'an telah menegaskan, Bahwa nikmat dan kesenangan duniawi adalah merupakan ujian bagi hambanya, sebagaimana pula kesengsaraan hidup juga dijadikan cobaan.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
 Â
"Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (al-Anbiya: 35)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
"(Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa". [Tafsir Ibnu Katsir (5/342- cet Daru Thayyibah].
Ujian dan cobaan dalam hidup di dunia terkadang berupa kelapangan dan kenikmatan, namun terkadang juga berupa kesempitan dan musibah. Bisa berupa sehat maupuan kondisi sakit, bisa berupa kekayaan maupun kemiskinan. Seorang mukmin akan menghadapi ujian dalam dua keadaan : kondisi susah dan kondisi senang.