Di kehidupan yang sudah tidak remaja dan sebentar lagi akan menyentuh angka 20 dan tumbuh menjadi dewasa, tentu menjadi pertimbangan besar sebagai anak untuk menentukan masa depan yang akan dijalani. Bukan tak ingin mengikuti minat yang sedari kecil kita impikan, tetapi terkadang ada beberapa orang tua yang sudah lebih dulu memiliki tujuan untuk masa depan anaknya.
Kita tahu bahwa orang tua tidak akan mungkin memberikan saran yang tidak baik untuk anaknya. Hanya saja, terkadang pemikiran orang tua berbeda dengan pemikiran kita sebagai generasi masa kini.Â
Banyak orang tua yang akhirnya memaksakan kemauan nya kepada sang anak. Suka ataupun tidak, terima ataupun tidak, sang anak harus mengikuti kata orang tua. Seakan-akan ambisi masa mudanya yang dulu tak kesampean harus terwujud pada anaknya. Mungkin terkadang kita sebagai anak yang patuh bingung harus brrtindak apa dan hanya bisa diam melakukan keinginan nya.Â
Orang tua memang sudah mengurusi kita sejak lahir, merawat, memberi makan, menyekolahkan kita, memberi fasilitas segala macem. Tetapi, bukan berarti orang tua memegang kendali kehidupan kita dimasa depan. Ketika kita sudah beranjak dewasa dan dapat menentukan pilihan hidup kita sendiri, sudah seharusnya kita yang memegang kendali kehidupan di masa depan karena hidup itu kita sendirilah yang akan menjalani nya.
Sebagai orang tua, memang sudah sepantasnya memberikan saran atau dorongan kepada anaknya, dan tentu boleh memberikan pilihan untuk karier anaknya di masa depan. Tetapi balik lagi, anak lah sebagai penentu dan pemegang kendali untuk menentukan jalan hidup nya dimasa depan.Â
Perubahan jaman memberikan efek yang sangat besar kepada kehidupan saat ini. Pada saat ini, mungkin sebagai content creator tidaklah dianggap sebagai pekerjaan yang menjanjikan. Orang tua hanya selalu berpikir bahwa dokter, pilot, pns, dan sebagainya lah pekerjaan yang menjanjikan dan ternilai menjadi seseorang yang "sukses" ketika bisa menjadi salah satu dari profesi yang mereka inginkan. Padahal, income yang didapatkan oleh content creator saat ini bisa mencapai ratusan bahkan miliaran per bulannya. Tak heran, banyak Gen Z yang menginginkan menjadi content creator karena pekerjaan nya terbilang fleksibel, menyenangkan, dan menjanjikan.Â
Seharusnya orang tua paham, bahwa di perkembangan jaman saat ini, banyak profesi lain yang dapat menuju jalan kepada "kesuksesan" selain menjadi dokter dan pns. Dan sebagai orang tua sudah seharusnya mendukung dan mensupport anaknya dalam meraih jalan itu.Â
Banyak dampak negatif yang akan dirasakan oleh sang anak ketika harus terbebani dengan pilihan orang tuanya karena tidak dapat menolak nya dan salah satunya adalah akan membuat nya stress.
Mental health anak akan terganggu ketika apa yang ia impikan tidak akan bisa terwujud karena terhalang restu oleh orang tuanya. Dan seringkali orang tua mengganggap remeh terkait mental health itu sendiri. Padahal, mental health harus sangat diperhatikan oleh orang tua kepada anaknya karena itu berhubungan dengan jiwa nya.
Tak sedikit anak yang akhirnya mengakhiri hidupnya karena merasa tidak punya privasi dan hak nya karena selalu diatur oleh orang tuanya, padahal dia sudah cukup besar dan dewasa dan sudah bisa menentukan jalan hidupnya sendiri.
Tak hanya pilihan karier, terkadang pilihan jodoh pun orang tua selalu ikut campur. Padahal, yang akan menjalani kehidupan berumah tangga adalah kita bukan mereka.
Berikut adalah beberapa dampak negatif dari pola asuh orang tua yang Strict dan selalu mengatur kehidupan anaknya, antara lain :Â
1. Kurang terampil dalam bersosialisasi dan akan menjadikan anak seorang yang tertutup (introvert).
2. Tidak dapat mengendalikan emosinya dan sulit dikontrol
3. Mengalami gangguan aktivitas fisik
4. Rentan stress dan depresi
5. Rentan menjadi korban bullying
6. Mental health terganggu
7. Anak akan takut mengutarakan pendapatnya
Oleh karena itu, jangan pernah menganggap remeh terkait mental health seseorang karena kita tidak pernah tahu apa yang sedang ia pikirkan dan rasakan karena kita tidak pernah tahu seberat apa masalah yang sedang ia jalani dan sedang ia hadapi.
Dilansir dari CNN Indonesia, cara membantu orang yang mengalami gangguan mental. Berikut adalah beberapa cara kita sebagai orang tua, kerabat, atau saudara yang dapat kita lakukan untuk membantu seseorang yang sudah terganggu mental health nya :Â
1. Mengurangi pandangan negatif terhadap para penderita gangguan mental
Perilaku negatif dari masyarakat dan stereotip bahwa penderita gangguan mental merupakan seorang yang berbahaya semakin membuat penderita semakin merasa terisolasi sehingga para penderita merasa tidak layak untuk hidup dan memilih untuk melukai diri sendiri bahkan bunuh diri.
2. Dibutuhkan kepekaan kepada si penderita
Terkadang, ketika seseorang ingin bercerita, selalu dianggap remeh dan memberikam respons yang tidak baik seperti "kurang ibadah" atau bahkan membanding-bandingkan dengan masalah pribadinya. Inilah mengapa banyak orang yang lebih memilih diam dan tidak bercerita bahkan menarik diri dari pertemanan.Â
3. Mengajak kerabat untuk berkonsultasi ke psikolog, psikiater ataupun mental health care
Jika kondisi penderita semakin hari kian memburuk, coba ajak dia untuk pergi berkonsultasi ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Jangan pernah beranggapan orang yang pergi ke psikolog adalah "orang gila".
4. Menjadi pendengar yang baik untuk si penderita
Menyediakan waktu untuk mendengarkan cerita mereka dengan tulus. Daripada men-judge, lebih baik kalian memberikan pelukan atau sekadar temani dia dan menjadi pendengar yang baik. Setidaknya, jika tidak bisa memberikan solusi, jadilah pendengar yang baik. Karena terkadang seseorang bercerita tidak membutuhkan saran, tetapi hanya butuh untuk di dengar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H