“Kali ini aku serius, melamarmu, memintamu menjadi istriku, bagian dari hidupku, pasangan sejati dunia dan akhirat.”
Aku menatap dalam kedua sorot mata Rafi. Tak pernah terlihat air muka setenang ini. Pelupuk mataku tergenang, titik kristal mulai berjatuhan.
“Iya, aku mau,” sambil mengangguk tanda setuju.
Hari paling bahagia dalam hidup. Hari perdamaian aku dengan sang hidung. Alhamdulillah, Allah mengirimkan seseorang yang menerima apa adanya.
Oh, ya. Tentang tabungan. Kami menggunakan untuk membuka tempat bimbingan belajar. Bagi yang tertarik untuk daftar, segera datang ya... sebelum tempat penuh. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H