Mohon tunggu...
Galeri Cerita Ani Wijaya
Galeri Cerita Ani Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - The taste of arts and write

Kisah cinta umpama sebuah buku. Kau tetap akan membaca selembar demi selembar meskipun telah tahu akhir ceritanya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Miss Pesek

16 Februari 2016   11:28 Diperbarui: 16 Februari 2016   11:51 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bagus, selamat ya... tapi,” aku menghela napas.

“Aku mau minta maaf, sering bercanda, keterlaluan. Terutama sering memanggil Teteh, Neng Pesek” sambung Rafi.

Aku membalas dengan senyuman.

“Sebenarnya, aku suka hidung Teteh. Lucu, bikin Teteh makin manis,” sambil menancapkan tatapan ke arahku, ”seperti teh manis, kesukaanku.”

Senyumanku semakin lebar.

“Aku ingin memandang hidung Teteh setiap hari. Saat bangun tidur, saat makan, saat akan tidur.”

Aku mengernyit, menebak arah pembicaraan ini. Disertai detakan jantung yang berdegup kencang.

“Teteh mau kan, ikut pindah?”

“What?” semakin tak mengerti.

“Maukah Teteh menjadi istriku? Agar dapat melihat hidung pesekmu setiap hari?”

“Maksudmu? Jangan bercanda, nanti aku akan berteriak, teriakan yang tak akan kamu lupakan selamanya” kujawab dengan ketus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun