Mohon tunggu...
Aisha Adha Ainiya
Aisha Adha Ainiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Hi! namaku Aisha Adha Ainiya, mahasiswa Sastra Inggris di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Menyanyi menjadi hobby utama dikala senggang, mari ikuti aku mengeksplorasi dunia sastra dengan penuh antusiasme dan semangat :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adab Bertamu dengan Membawa Buah Tangan Sesuai Ajaran Hadits

9 Januari 2024   19:29 Diperbarui: 11 Januari 2024   14:49 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Aisha Adha Ainiya, Alika Nadyarani Az-Zahra, Azka Jiara Sakinah.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang setiap individu tentu saling membutuhkan satu sama lain, untuk tetap bisa menjaga tali persaudaraan dan kebersamaan antara sesama maka kita perlu menerapkan sikap saling menghormati, menghargai. Hal tersebut perlu diterapkan saat sedang berkunjung ke rumah seseorang baik itu hanya sekedar bercakap sebentar atau menghadiri acara tertentu. Bertamu telah menjadi adat masyarakat Indonesia untuk menyambung silaturahim, di agama Islam terdapat ajaran yang membahas bagaimana memperlakukan satu sama lain dengan sumber ajaran yang berkaitan dengan sunnah dan pedoman alquran dalam menjalankan berbagai macam kehidupan. 

Contohnya pada perkataan Rasulullah SAW yang mengajarkan adab kepada para sahabatnya. Abu Said al-Khudri berkata: "Ketika kami sedang duduk-duduk di masjid, tiba-tiba Rasulullah SAW keluar dan ikut duduk bersama kami. Maka seketika itu juga kami tidak bergerak seolah-olah di atas kepala kami ada burung yang sedang hinggap, dan tidak ada seorangpun dari kami yang berbicara." Berdasarkan perkataan di atas menunjukan bahwa adab menjadi salah satu bentuk pendidikan yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal untuk mewujudkan manusia yang berakhlak baik. 

Secara bahasa, adab berasal dari kata addaba-yu' addibu-ta'dib yang artinya pendidikan sopan santun. Mengacu pada pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah. Adab juga dapat dikatakan sebagai etika, yakni istilah bahasa Arab yang berarti adat kebiasaan. Kata ini menunjukan pada suatu kebiasaan, etika, pola, tingkah laku yang dianggap sebagai model (Bahri, 2012).

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي شُرَيْحٍ الْكَعْبِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ جَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ        

وَالضَّيَافَةُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ فَمَا بَعْدَ ذَلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ وَلَا يَحِلُّ لَهُ أَنْ يَثْوِيَ عِنْدَهُ حَتَّى يُخْرِجَهُ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت حَدَّثَنِي مَالِكٌ مِثْلَهُ وَزَادَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi dari Abu Suraih Al Ka'bi, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam, dan bertamu itu tiga hari, lebih dari itu adalah sedekah baginya, tidak halal bagi tamu tinggal (bermalam) hingga (ahli bait) mengeluarkannya." Telah menceritakan kepada kami Isma'il dia berkata; telah menceritakan kepadaku Malik seperti hadits di atas, dia menambahkan; "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya berkata baik atau diam." (Musthofa, S. A. H. N., Fikra, H., Widarda, D., & Mudis, H. 2022 :589) 

Hadits di atas menunjukan adab bagi orang yang dikunjungi bahwa pentingnya untuk memuliakan yang bertamu, selain itu sebagai tamunya juga perlu menerapkan adab ketika bertamu sebagai bentuk balasan atau pencerminan etika atau adab yang baik kepada orang lain, berikut adalah beberapa bentuk adab bertamu berdasarkan hadits :

1)     Mengucapkan salam dan berjabat tangan 

Rasulullah bersabda, "Apabila kamu saling jumpa, maka saling mengucapkan salam dan bersalam-salaman, bila saling berpisah, maka berpisahlah dengan ucapan istigfar" (HR Al-Tahawi).

2)     Menurut Dandi  Ramlan  Nugraha  (2021) adab bertamu terdapat dalam QS.An-Nur [24]: 27-29, QS. Al-Ahzab [33]: 53, QS Hud [11]: 69, Surat al-Hijr [15]: 51--53 dan QS. Adz-Dzariyat [51]:24-27. Dalam tafsiran ayat-ayat tersebut, dijelaslaskan bahwa etika bertamu seorang muslim yaitu mengucapkan salam, meminta izin untuk masuk, bertamu pada waktu yang tepat dan tidak mengganggu privasi  penghuni  rumah dan menghormati jamuan  apabila dihidangkan.

Dari banyaknya contoh adab bertamu diatas dengan pedoman  ayat Al-Qur'an dan Hadits. Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk membawa buah tangan :

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ دِينَارٍ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ دِينَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى عِيَالِهِ

Artinya: "Dari Tsauban RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Harta yang paling utama dibelanjakan oleh seseorang adalah harta yang dibelanjakan untuk keluarganya". [HR Muslim].

Dari hadits di atas menunjukan bahwa meskipun pemberian buah tangan kepada orang lain  terlihat sepele tetapi dalam aspek agama Islam, hal tersebut menjadi keutamaan atau sebagai harta mulia dalam mewujudkan adab seseorang. Karena dari penerapan sikap tersebut banyak hikmah yang bisa didapat baik untuk diri sendiri sebagai orang yang memberikan buah tangan itu hingga orang lain. Seperti memberikan kebahagiaan dan rezeki kepada orang lain yang juga akan menjadi ladang pahala bagi si pemberi.

Selain itu, hukum sunnah memberikan buah tangan saat bertamu disebutkan dalam kitab Ihya' Ulumuddin, yang mendorong kita sebagai makhluk sosial dapat membiasakan diri untuk membawa buah tangan baik kepada orang lain saat bertamu atau kepada ruang lingkup keluarga dekat.

وينبغي أن يحمل لأهل بيته وأقاربه تحفة من مطعوم أو غيره على قدر إمكانه فهو سنة.... لأن الأعين تمتدّ الى القادم من السفر والقلوب تفرح به،فيتأكد الإستحباب في تأكيد فرحهم وإظهار التفات القلب في السفر الى ذكرهم بما يستصحبه في الطريق لهم

"Dianjurkan untuk membawa oleh-oleh (buah tangan) baik berupa makanan atapun yang lainnya untuk keluarga dan kerabatnya disesuaikan dengan kemampuannya. Dan hal yang seperti itu hukumnya sunnah. Hal ini karena keluarga atau kerabat yang di rumah akan melihat pada apa yang di bawa dari bepergian. Hati mereka akan merasa senang akan kedatangannya dan akan menjadi lebih bertambah bahagia manakala disertai dengan oleh-oleh yang dibawanya." (Ihya' Ulumuddin juz 2 hlm 257).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk menjaga tali persaudaraan dan kebersamaan antara sesama maka kita perlu menerapkan adab. Salah satunya saat berkunjung atau bertamu. Dalam ajaran islam, dianjurkan untuk membawa buah tangan saat bertamu, hal ini merupakan bentuk menghargai dan membahagiakan orang yang dikunjungi, juga memberikan ladang pahala bagi si pemberi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun