Mohon tunggu...
Aisha Adha Ainiya
Aisha Adha Ainiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Hi! namaku Aisha Adha Ainiya, mahasiswa Sastra Inggris di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Menyanyi menjadi hobby utama dikala senggang, mari ikuti aku mengeksplorasi dunia sastra dengan penuh antusiasme dan semangat :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adab Bertamu dengan Membawa Buah Tangan Sesuai Ajaran Hadits

9 Januari 2024   19:29 Diperbarui: 11 Januari 2024   14:49 1621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : IStock

2)     Menurut Dandi  Ramlan  Nugraha  (2021) adab bertamu terdapat dalam QS.An-Nur [24]: 27-29, QS. Al-Ahzab [33]: 53, QS Hud [11]: 69, Surat al-Hijr [15]: 51--53 dan QS. Adz-Dzariyat [51]:24-27. Dalam tafsiran ayat-ayat tersebut, dijelaslaskan bahwa etika bertamu seorang muslim yaitu mengucapkan salam, meminta izin untuk masuk, bertamu pada waktu yang tepat dan tidak mengganggu privasi  penghuni  rumah dan menghormati jamuan  apabila dihidangkan.

Dari banyaknya contoh adab bertamu diatas dengan pedoman  ayat Al-Qur'an dan Hadits. Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk membawa buah tangan :

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ دِينَارٍ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ دِينَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى عِيَالِهِ

Artinya: "Dari Tsauban RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Harta yang paling utama dibelanjakan oleh seseorang adalah harta yang dibelanjakan untuk keluarganya". [HR Muslim].

Dari hadits di atas menunjukan bahwa meskipun pemberian buah tangan kepada orang lain  terlihat sepele tetapi dalam aspek agama Islam, hal tersebut menjadi keutamaan atau sebagai harta mulia dalam mewujudkan adab seseorang. Karena dari penerapan sikap tersebut banyak hikmah yang bisa didapat baik untuk diri sendiri sebagai orang yang memberikan buah tangan itu hingga orang lain. Seperti memberikan kebahagiaan dan rezeki kepada orang lain yang juga akan menjadi ladang pahala bagi si pemberi.

Selain itu, hukum sunnah memberikan buah tangan saat bertamu disebutkan dalam kitab Ihya' Ulumuddin, yang mendorong kita sebagai makhluk sosial dapat membiasakan diri untuk membawa buah tangan baik kepada orang lain saat bertamu atau kepada ruang lingkup keluarga dekat.

وينبغي أن يحمل لأهل بيته وأقاربه تحفة من مطعوم أو غيره على قدر إمكانه فهو سنة.... لأن الأعين تمتدّ الى القادم من السفر والقلوب تفرح به،فيتأكد الإستحباب في تأكيد فرحهم وإظهار التفات القلب في السفر الى ذكرهم بما يستصحبه في الطريق لهم

"Dianjurkan untuk membawa oleh-oleh (buah tangan) baik berupa makanan atapun yang lainnya untuk keluarga dan kerabatnya disesuaikan dengan kemampuannya. Dan hal yang seperti itu hukumnya sunnah. Hal ini karena keluarga atau kerabat yang di rumah akan melihat pada apa yang di bawa dari bepergian. Hati mereka akan merasa senang akan kedatangannya dan akan menjadi lebih bertambah bahagia manakala disertai dengan oleh-oleh yang dibawanya." (Ihya' Ulumuddin juz 2 hlm 257).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk menjaga tali persaudaraan dan kebersamaan antara sesama maka kita perlu menerapkan adab. Salah satunya saat berkunjung atau bertamu. Dalam ajaran islam, dianjurkan untuk membawa buah tangan saat bertamu, hal ini merupakan bentuk menghargai dan membahagiakan orang yang dikunjungi, juga memberikan ladang pahala bagi si pemberi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun