Mohon tunggu...
Raidah Athirah
Raidah Athirah Mohon Tunggu... -

Ibu Rumah Tangga dengan satu putri Aisha Pisarzewska namanya . Bersuamikan lelaki muslim Polandia. Sering di panggil dengan nama Ummu Aisha . Sedang belajar menulis memoar, kisah yang terjadi disekitar rumah. Informasi lebih lanjut kontak saya di ainna.jamila19@gmail.com. Semua pertanyaan insha Allah saya jawan asal jangan minta saya nyari pacar atau calon suami bule :) sudah pasti tidak akan pernah saya jawab . Saya bukan biro jodoh mbaaaak maaaas e :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surat Terbuka untuk Penghuni dan Pemilik Kos di Seluruh Tanah Air, Indonesia

4 Mei 2015   22:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:22 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14307526591679685980

Oleh : Raidah Athirah

[caption id="attachment_381870" align="aligncenter" width="300" caption="Foto : dokumentasi pribadi ( Raidah Athirah )"][/caption]

Yang saya hormati saudara/saudari penghuni kosan di seluruh Indonesia ,

Izinkan saya menyuarakan tangisan ini untuk adik , saudari setanah air Selvina Amelia yang meninggal di kamar kos bersama bayi yang baru dilahirkan tanpa ada yang tahu setelah hampir dua hari lamanya jasad terbujur kaku .

Saya merangkai kata-kata ini dengan airmata karena menahan piluh yang luar biasa setelah membaca berita terkait saudari Selvina Amelia yang darahnya bersama bayi yang masih penuh dengan ari-ari .Siapa yang bertanggung jawab ?

Siapa saya berani bercabar perihal moral ? Saya hanya seorang ibu rumah tangga dengan satu putri kecil yang kini dilanda ketakutan ketika menyadari betapa berat tanggung jawab dan fitnah di akhir zaman.

Saya menulis ,berharap suara piluh ini sampai ke adik -adik penghuni kosan yang tengah berjuang untuk masa depan di ruang-ruang kosan yang menyimpan banyak warna hidup di rantau .

Saya pernah remaja ,betapa gelora masa muda yang tidak mengenal Allah akan keluar jauh dan membawa keburukan luar biasa .Izinkan saya menasihatimu wahai saudara /saudari walau kita terpisah benua !

Saya paham bahwa kita lahir di zaman yang berbeda tapi saya tidak akan melupakan kewajiban untuk berdakwah kepada saudari /saudara .Bukan...,sungguh bukan supaya saya dibilang baik tapi semata-mata agar kelak dihadapan Allah saya berlepas diri ,agar azab atas dosa besar ini tidak ikut saya pikul.

Untuk saudara/saudari kosan yang Allah rahmati ,

Bila kau adalah seorang gadis ,jaga kuat harga dirimu .Jangan terbuai kata-kata manis laki-laki bejat yang mengobral kata cinta .Jaga kehormatanmu agar kelak seorang yang terhormat datang meminangmu dengan terhormat .

Gunakan waktumu untuk belajar ,kelak buah dari kesabaranmu akan kau tuai .Ingat cucuran keringat kedua orang tuamu yang dari siang dan malam banting tulang hanya satu harapan agar kelak kau menjadi perempuan terdidik yang sukses .Bila kau bekerja untuk membiayai kuliahmu dengan cara yang halal ,kau tidak sendiri .Teguhkan langkahmu ,saya dan ribuan gadis lainnya pernah menjalani langkah yang sama.

Dekat dengan orang -orang baik yang peduli dengan aktivitas yang bermanfaat .Tolak dengan keras rayuan pura-pura laki-laki brengsek .Mereka adalah pecundang ,kau adalah pemenang ,gadis mulia yang akan dipinang laki-laki baik yang bertanggung jawab .

Ingatlah Allah dan minta agar membimbing setiap langkahmu .

Bila kau adalah seorang pemuda ,kendalikan nafsu binatangmu .Jangan kau rusak anak perempuan orang dengan kelakuan syaitanmu .

Bertaubatlah dari menonton film kotor yang merusak akal dan pikiranmu .Ingat kehormatan kedua orangtuamu .Bila kau terlalu muda untuk menikah ,sibuk kan dirimu dengan kesibukan menuntut ilmu ,kelak bila kau sukses ,bukan saja orang tuamu yang akan bangga tapi cinta yang kau jaga akan kau raih dengan pahala .

Jangan dekati zina ! Pacaran adalah jalan syaitan.Jomblo bukanlah kehinaan .Itu jalan Allah mentarbiyahmu menjadi laki-laki mulia agar kelak perempuan yang kau cinta dan jaga kehormatan akan bersanding mulia bersamamu .

Jangan kau rusak nasab keturunanmu .Jadikan aturan Allah ini sebagai moto dalam langkahmu

وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.[QS. Al-Israa’ : 32]

Saya pernah muda ,pernah menjadi anak kos dengan segala kisah sedih dan juga bahagia .Pernah berhari-hari kelaparan di dalam kamar kos tanpa ada yang tahu ,disaat itu saya yakin doa adalah senjata paling ampuh .

saya meminta Allah menjaga dari segala macam keburukan karena saya tahu bahwa jauh dari keluarga dan perut kelaparan untuk makanan dan kemewahan dapat mendorong kepada perbuatan keji .

Saya berjuang hidup di kota Bandung dengan menyaksikan berbagai realita hidup , dari kosan ke kosan saya mengajar privat ,dari pergaulan ke pergaulan saya tumbuh tapi menjaga kehormatan selalu saya pegang ,prinsip hidup yang saya tanam kuat dalam langkah.

Ini surat saya untukmu saudara/saudari.Cukuplah kisah sedih dan pilu Selvina menjadi cermin untuk kita semua .Bila semua orang berfikir itu bukan urusannya ,maka hari ini dan seterusnya tragedi pilu dan menyayat hati ini akan kita saksikan setiap hari .

Ibu/Bapak pemilik kosan yang saya hormati ,

Dengan segala hormat izinkan saya menuturkan lagi bahwa bisnis kos-kosan adalah bisnis tentang manusia .Ya ,kebanyakan penghuninya adalah manusia muda . Pergaulan ,gejolak masa muda dan ruang untuk menyalurkan energi besar itu telah ada sejak dulu dalam masyarakat ,akan tetapi kontrol dan nasihat menjadikan langkah kaki syaitan berhenti ketika ibu ,saudara ,abang ,tetangga ,ustadz ,guru dan semua elemen masyarakat mengambil tanggung jawab sosial untuk lebih peduli sebagai sesama manusia .

Fitnah dan keburukan telah masuk sampai ke ruang-ruang tidur dengan mudahnya akses terhadap film-film bejat ,buku-buku penggugah syahwat,artis-artis porno berbicara dengan bangga dengan siapa mereka berbuat mesum tepat di ruang publik ,belum lagi masyarakat yang mulai apatis dan tidak lagi sebagai kontrol atas pergaulan dan perilaku kebablasan generasi hari ini menjadikan potret sedih ini kian marak .
Saya tidak sedang menyalahkan Ibu /Bapak pemilik kos atas banyaknya kasus mahasiswa/mahasiswi yang meninggal di kamar kos tanpa seorang pun yang tahu.Sama sekali tidak ! Saya hanya ingin Ibu /Bapak tergugah untuk memahami kembali bahwa bisnis kos-kosan adalah bisnis tentang hidup manusia maka sudah sepantasnya Ibu /Bapak belajar memanusiakan manusia bukan selalu risau perihal tunggakan anak kos namun abai hanya untuk sekedar bertanya kabar.

Saya pernah menjadi anak kos yang merangkai hari-hari kurang lebih sembilan tahun lamanya di ruangan kos sebelum takdir Allah Swt memperjalankan kaki saya jauh menginjak tanah Eropa.

Saya berpindah dari satu kosan ke kosan yang lain .Saya paham perihnya kehidupan mahasiswa yang pas-pasan .Saya menyaksikan kehidupan borjuis sebagaian mahasiswa/mahasiswi yang berpunya .Saya pernah berhari-hari menahan lapar karena kekurangan uang .

Saya pernah merasakan kasih tulus Ibu kosan yang dengan ikhlas memasak makanan dan membagi-bagikan kepada anak kos .Saya tahu bagaimana malunya menunggak uang kos karena ekonomi keluarga yang prihatin . Saya sungguh malu berpapasan dengan pemilik kos karena tunggakan itu .Saya bersyukur bertemu dengan bapak kos yang sabar menasihati anak kosnya untuk pandai -pandai bergaul .Saya bersyukur kepada orang-orang yang gigih berjuang dengan lisan dan tulisan untuk mengajak kepada kebaikan . Semua sisi hidup yang selalu saya kenang .

Ibu/Bapak pemilik kos di seluruh Indonesia yang saya muliakan.

Pernahkah Ibu/Bapak berpikir tentang kehidupan mahasiswa/mahasiswi di luar daripada fokus terhadap pendapatan ?

Apakah Ibu /Bapak tak merasakan seumpama mereka adalah anak-anak kalian yang sedang merantau jauh di negeri orang untuk menuntut ilmu?

Apakah Ibu/Bapak mengenal sumber rezeki yang Allah titipkan di aliran bisnis kos-kosan yang Ibu dan Bapak jalani ?

Pernahkah Ibu/Bapak sedikit saja mengingat pelajar-pelajar itu sebagai anak manusia yang bisa juga punya masalah ? Bukan semata-mata menerima bayaran kosan dan habis perkara.

Pernahkah Ibu/Bapak mengajak berdiskusi atau sekedar bertanya bagaimana aktivitas mereka ?

Benarkah suara ,cerita atau bahkan keluhan bahwa hati masyarakat kita telah begitu kering empati ,rendah kesadaran dan mulai hirang rasa kemanusiaannya lantaran akalnya penuh dengan uang ,benarkah kita telah menjadi money oriented society ?

Saya tak percaya ! Bukankah masih ada Ibu dan Bapak kos yang dengan sabar menjaga anak-anak kos mereka agar tidak terjatuh dalam maksiat besar akhir zaman ? Peraturan, obrolan ,nasihat ,kebaikan -kebaikan kecil akan selalu dikenang dalam perjalanan hidup setiap anak kos begitulah yang saya rasakan .Kisah perzinahan ,aborsi serta pembunuhan serta kematian di kamar kos yang tidak diketahui menjadi bukti bahwa ada ruh kebaikan yang mulai pudar dari bisnis kos-kosan ini .

Berita Selvina adalah satu cerita tragis dari sekian kisah remaja yang lepas dalam kontrol pergaulan .Bahkan pemilik kos pung tak tahu .

Ibu/Bapak Pemilik Kos yang saya hormati ,

Saatnya Anda mengevaluasi lagi bisnis tempat tinggal manusia .Bukankah berkahnya bisnis bukan semata banyaknya pendapatan ? Apalah arti pendapatan tiap bulan berjuta-juta namun tempat tinggal menjadi ladang keburukan ,menjadi pintu terjadinya dosa-dosa besar .

Dari negeri Sang Paulus saya menyuarakan keprihatinan saya atas semakin keringnya empati ,semakin apatisnya mengajak beramar maruf nahi mungkar ( mengajak kepada kebaikan dan sama-sama mencegah kemungkaran ) .Jangan khawatirkan kerugian karena keberkahan berlipat sudah menanti .

Semoga potret pilu almarhum Selvina dan bayinya adalah potret yang akan selalu mengingatkan kita untuk beramar maruf sebelum datang azab Allah yang bukan saja menimpa orang-orang yang berbuat kerusakan tetapi juga orang-orang yang apatis ( diam ) , masa bodoh dengan masyarakat .

Mari bergerak beramar maruf ,cegah keburukan walau kita dihina dan dicaci !.Mari peduli generasi ,peduli pergaulan!

Raidah Athirah

Jablonna ,Polandia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun