Apakah Ibu/Bapak mengenal sumber rezeki yang Allah titipkan di aliran bisnis kos-kosan yang Ibu dan Bapak jalani ?
Pernahkah Ibu/Bapak sedikit saja mengingat pelajar-pelajar itu sebagai anak manusia yang bisa juga punya masalah ? Bukan semata-mata menerima bayaran kosan dan habis perkara.
Pernahkah Ibu/Bapak mengajak berdiskusi atau sekedar bertanya bagaimana aktivitas mereka ?
Benarkah suara ,cerita atau bahkan keluhan bahwa hati masyarakat kita telah begitu kering empati ,rendah kesadaran dan mulai hirang rasa kemanusiaannya lantaran akalnya penuh dengan uang ,benarkah kita telah menjadi money oriented society ?
Saya tak percaya ! Bukankah masih ada Ibu dan Bapak kos yang dengan sabar menjaga anak-anak kos mereka agar tidak terjatuh dalam maksiat besar akhir zaman ? Peraturan, obrolan ,nasihat ,kebaikan -kebaikan kecil akan selalu dikenang dalam perjalanan hidup setiap anak kos begitulah yang saya rasakan .Kisah perzinahan ,aborsi serta pembunuhan serta kematian di kamar kos yang tidak diketahui menjadi bukti bahwa ada ruh kebaikan yang mulai pudar dari bisnis kos-kosan ini .
Berita Selvina adalah satu cerita tragis dari sekian kisah remaja yang lepas dalam kontrol pergaulan .Bahkan pemilik kos pung tak tahu .
Ibu/Bapak Pemilik Kos yang saya hormati ,
Saatnya Anda mengevaluasi lagi bisnis tempat tinggal manusia .Bukankah berkahnya bisnis bukan semata banyaknya pendapatan ? Apalah arti pendapatan tiap bulan berjuta-juta namun tempat tinggal menjadi ladang keburukan ,menjadi pintu terjadinya dosa-dosa besar .
Dari negeri Sang Paulus saya menyuarakan keprihatinan saya atas semakin keringnya empati ,semakin apatisnya mengajak beramar maruf nahi mungkar ( mengajak kepada kebaikan dan sama-sama mencegah kemungkaran ) .Jangan khawatirkan kerugian karena keberkahan berlipat sudah menanti .
Semoga potret pilu almarhum Selvina dan bayinya adalah potret yang akan selalu mengingatkan kita untuk beramar maruf sebelum datang azab Allah yang bukan saja menimpa orang-orang yang berbuat kerusakan tetapi juga orang-orang yang apatis ( diam ) , masa bodoh dengan masyarakat .
Mari bergerak beramar maruf ,cegah keburukan walau kita dihina dan dicaci !.Mari peduli generasi ,peduli pergaulan!