Mohon tunggu...
Aisah Nurlaela
Aisah Nurlaela Mohon Tunggu... Guru - Guru bahasa Indonesia

Aisyah Nurlaela, mengajar bahasa Indonesia di SMP Islam Cendekia Cianju kab Cianjur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Memupuk Syukur, Menjaga Raga, Mematri Rasa Empati

9 Juli 2022   15:25 Diperbarui: 9 Juli 2022   15:30 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Syukur kepada Allah, dan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu dalam proses penyembuhan baik bantuan moral, spiritual, do'a, tenaga, fikiran, dan juga hartanya untuk kesembuhan saya, terutama keluarga, Pihak sekolah, Yayasan (YPKC) rekan-rekan dan juga komite sekolah.

Terima kasih orang-orang baik, yang sudah berempati menolong saya di jalan raya Bojong, tunggu saya tuk berkunjung ke sana.

Di bulan pertama saya hanya bisa bed rest  saja karena betul-betul sakit dan tidak bisa bergerak, bulan kedua dan ketiga Alhamdulillah saya bisa mengerjakan pekerjaan dengan satu tangan. Walaupun saya cuti, saya bisa melakukan pekerjaan di rumah, saya pernah mengajar online juga selama 2 minggu dan melaksanakan penilaian ujian sekolah serta merekap nilai rapor.
pekerjaan rumah yang bisa saya lakukan seperti menyapu, mengelap meja, pokoknya  pekerjaan yang bisa dilakukan dengan satu tangan, tentu saja dengan menggendong tangan kiri saya karena masih sakit dan ngilu.

Syukur saya panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala kejadian Ini saya betul-betul menyadari bahwa kesehatan itu sangat penting dan sangat berharga karena hanya satu tangan saja yang tidak berfungsi rasanya pekerjaan agak sulit dilakukan.

Syukur yang tiada henti juga karena dari Kejadian ini saya benar-benar menghargai arti kesehatan, selama ini memang saya akui, banyak  mendzolimi tubuh saya ini dengan kurang memberikan hak-haknya pada tubuh ini saya sering lupa waktu untuk beristirahat saya suka begadang untuk mengerjakan tugas-tugas bahkan hingga pukul 1 malam, sehingga tenaga dan pikiran tercurah untuk pekerjaan.

Dari kejadian ini saya mulai berdisiplin, seperti pola makan teratur, minum herbal, istirahat yang cukup, dan tidur awal agar saya bisa bangun awal pula yakni pukul 3 dini hari. Di sana waktu yang tepat kita untuk bermunajat, bertaubat, bersyukur, dan bertafakur hingga datangnya waktu subuh.

Di saat itu pula saat tepat untuk mengerjakan pekerjaan kita membuka laptop, menumpahkan ide-ide yang muncul, saat udara masih segar, olahraga ringan  dan lain-lain. hingga
bersiap-siap untuk aktivitas pagi hari.


Dzikir, sholawat dan istighfar pun tak henti, rasa empati dan simpati kian terasah, saya bisa merasakan perasaan yang dialami oleh orang-orang yang berkebutuhan khusus. Ketika mendengar ada kabar kecelakaan di televisi, di media sosial ataupun di lingkungan sekitar, saya betul-betul merasakan dan langsung saya doakan walau entah di mana mereka berada. Saya doakan mudah-mudahan cepat pulih, keluarga diberi kesabaran dan ketabahan, yang menderita sakit juga diberikan kesabaran dan rasa sakit yang dikurangi oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

 Itulah  sedikit sharing saya mudah-mudahan bisa bermanfaat. Tetap semangat dan selalu bersyukur atas semua nikmat terutama nikmat sehat, mari pupuk dengan rasa empati agar hati selalu dipenuhi kasih sayang yang tinggi.

 Semoga kita terhindar dari marabahaya, musibah, kecelakaan dan juga selalu diberikan sehat wal afiat oleh  Allah Subhanahu Wa Ta'ala, amiin ya Mujibassailiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun