Mohon tunggu...
Aisah Nurlaela
Aisah Nurlaela Mohon Tunggu... Guru - Guru bahasa Indonesia

Aisyah Nurlaela, mengajar bahasa Indonesia di SMP Islam Cendekia Cianju kab Cianjur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Memupuk Syukur, Menjaga Raga, Mematri Rasa Empati

9 Juli 2022   15:25 Diperbarui: 9 Juli 2022   15:30 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tak terasa 3 bulan berlalu sejak kejadian kecelakaan itu.
Alhamdulillah kesehatanku semakin membaik, tangan kiriku sudah mulai bisa digerakkan mulai dari siku ke bawah, hanya saja dari bahu masih belum bisa digerakkan rasanya masih sakit dan ngilu, jangankan untuk merentangkan tangan, hanya untuk digerakkan atau diangkat ke atas atau ke samping saja tidak bisa. Senang sekali melihat orang-orang yang bersenam ataupun aerobik ria, hmmh jangan tanya joget-joget tiktok saya tidak mampu melakukannya, kalau ada gerakan tiktok dengan tangan kanan saja mungkin saya bisa barangkali hehehe (maksa banget ya)


Berawal saat itu tanggal 21 Maret 2022, tepat 10 hari menjelang Lebaran Idul Fitri, saya mengalami  kecelakaan tunggal, jatuh dari motor yang dikendarai  suami.

Saat itu saya berencana untuk mengikuti agenda buka bersama bersama teman-teman guru di sekolah.

Awalnya tidak akan menghadiri acara bukber itu pasalnya anak saya  baru pulang dari pesantren dan rasanya tidak enak meninggalkan anak yang baru datang dari Pondok yang memerlukan kebersamaan bersama keluarga. Namun apalah daya karena saya ingin bergabung bersama teman-teman dan juga saat itu ada momen terakhir bersama guru yang akan pindah sekolah, rasanya tak enak juga, akhirnya rasa ingin menghadiri kebersamaan saya pun muncul dan tepat pukul 17.15 saya memutuskan  berangkat diantar oleh suami.

Saat di jalan itu tidak terjadi apa-apa awalnya, namun karena jam tersebut mendekati waktu berbuka, sehingga perjalanan sedikit terhambat karena macet.

Kemacetan itu pun mengular hingga pukul 17.30. Banyaknya orang-orang yang berburu  kuliner di pinggir jalan, pedagang kaki lima pun masih sibuk dengan  dagangannya, seperti gorengan, es campur, kolak,  dan juga aneka macam kuliner lainnya untuk  takjil, intinya sore itu sangat ramai.

Tepat pukul 17.45,  jalanan daerah Bojong Kabupaten Cianjur,saat itu mulai lengang sehingga suami pun sedikit tancap gas tapi memang tidak terlalu kencang sih.

Malang tak dapat ditolak, untung tak bisa diraih, qodarulloh saat itu entah  saya lupa karena terburu-buru atau apa, baju gamis warna hitam-mocca yang saat itu menjadi dress code di acara bukber tersebut lupa saya lipat atau gulung ke atas dan lebih malangnya lagi saat itu saya mengeluarkan handphone (hal yang jarang saya lakukan) untuk memberitahukan kepada teman-teman agar mereka langsung saja berbuka jika sudah saatnya berbuka karena saya  telat saat itu, ya pesan yang gak penting juga kan haha karena walau saya tidak chat begitu pun pasti mereka buka saat adzan atau bedug bertalu hehehe. Maksud saya mulai saja acaranya, seperti kultum, dan gak usah menunggu saya, itu maksudnya.

Namun belum juga saya menyelesaikan chat, dalam hitungan detik tiba-tiba kaki saya selonjoran di atas aspal, tiba-tiba saya melihat langit saat itu biru dan cerah merona jingga beranjak meredup, di samping kiri saya tepatnya di telinga saya kok ada roda dan  jari-jari yang berputar pelan, tangan kiri saya menekuk,  lengan tepat berada di pijakan motor, posisi kepala dan badan atas nempel tepat di samping kiri motor dan susah dilepas! Handphone saya entah ke mana, ternyata sudah diamankan oleh hamba Allah Ibu-ibu yang baik, dan dimasukan ke dalam tas.

Ya saya  jatuh .. tanpa disadari dan tanpa ada persiapan untuk jatuh sama sekali (eh apa ada ya persiapan untuk jatuh ?) saat itu belum terasa apa-apa belum terasa sakit ataupun apa, namun Alhamdulillah jalanan saat itu lengang jikalau tidak, mungkin saja saya sudah tidak ada dan tidak ada tulisan ini, eh. Jalanan lengang sehingga di belakang tidak ada mobil ataupun motor yang menabrak kami. Orang sunda bilang masih untuuuung ...walah masih dibilang untung dalam kondisi  begini? tapi iya betul, Alhamdulillah  saya sangat beruntung dan bersyukur.

Orang-orang berhamburan, para penjaja makanan takjil pun berbondong-bondong menolong.
Gamis dan kerudung Syar'i menyatu masuk ke dalam rantai dan jari-jari motor, gulungan nya tebal sehingga tidak bisa diputuskan dengan gunting dan akhirnya menggunakan golok milik pedagang es kelapa muda, Masya Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun