Tak jarang sebagian orang beranggapan bahwa ketindihan terjadi disebabkan oleh gangguan dari makhluk halus. Namun, fenomena yang sering dianggap mistis ini sudah ada penjelasan dari medis.
ISTILAH MEDIS
Sleep Paralysis, bahasa medis dari 'ketindihan', merupakan bagian dari parasomnia (gangguan tidur). Dapat diketahui, berdasarkan riset, bahwa 20-45% orang Indonesia sudah mengalami ketindihan.
Dikutip dari Ruang Guru, ada 2 macam Sleep Paralysis, yaitu:
1. Hypnopompic Sleep ParalysisÂ
  Dalam kondisi Hypnopompic, tubuh mengira kita masih tidur dalam keadaan di alam mimpi, padahl sudah terbangun dan melihat dunia nyata. Hal itulah yang dapat menimbulkan halusinasindam melihat sosok makhluk aneh.
2. Hynagogic Sleep ParalysisÂ
   Sebaliknya, kondisi Hynagogic ini akan terjadi jika otot-otot tubuh sudah rileks, tetapi kita belum memasuki fase tidur. Jadi, dapat dikatakan kita masih memiliki kesadaran, tetapi tubuh merasa "kita sudah tidur".
PENYEBAB
Dilansir dari HealthLine, ada beberapa penyebab ketindihan tidur ini, yakni:
1. Kebiasaan tidur yang buruk
  Kebiasaan tidur yang buruk dapat menimbulkan ketindihan pada diri kita. Atur jadwal tidur 6-8jam dalam satu waktu setiap hari.
2. Tidak memiliki jadwal tidur di waktu yang tetap
   Jadwal tidur menjadi suatu hal penting dalam memengaruhi kesehatan tubuh. Jadwal tidur yang tetap harinya dapat menjaga kesehatan dalam tubuh manusia.
3. Gangguan atau kelainan berhubungan dengan tidur
  Gangguan kelainan dalam tidur menjadi hambatan bagi para pelajar di jaman sekarang. Gangguan susah tidur biasa disebut "insomnia". Cara mengatasi insomnia ini adalah kurangnya minum kafein dan hindari melihat HP 1 jam sebelum tidur.
4. Jadwal tidur yang terganggu
  Pentingnya mengatur jam tidur agar tidur lebih teratur dan tubuh menjadi fresh ketika bangun pagi.
Faktanya, ketindihan atau 'rep-repan' Â disebabkan apabila seseorang sedang benar-benar merasa kelelahan, kemudian terjadilah kelumpuhan sementara. Ketindihan juga akan dialami seseorang yang mengalami gangguan mental, dan dapat dialami juga ketika seseorang tidur dalam keadaan telentang.
Selain itu, Sleep Paralysis ini terjadi ketika sistem kerja otak dan tubuh tidak berjalan secara sinkron sesuai dengan mekanisme tubuh setiap harinya, sehingga, tubuh akan merasa kaku, sulit membuka mata, hingga sulit untuk mengeluarkan suara, dan akan mengalami halusinasi ringan.
Berdasarkan medis, Sleep Paralysis juga akan terjadi pada saat seseorang terbangun dari kelelapan tidurnya secara tiba-tiba, tetapi siklus REM belum selesai. REM merupakan kondisi tidur yang paling dalam atau terlelap pada saat tubuh sedang dalam kondisi rileks.
Dilansir dari Halodoc, pada 2019, dapat diketahui, manusia memiliki 4 fase yang dialami selama tidur:
1. NREM (NonRapid Eye Movement): Tidur Ayam.
   Tahap ini merupakan tahap pertama atau tahap tidur yang paling ringan dalam tidur. Kondisi di mana tubuh, mental, dan pikiran berada di ambang realita dan bawah sadar. Jadi, dalam tahap ini tubuh kita masih setengah sadar, dan gelombang beta pada otak masih kecil dan cepat. Selain itu, selama tidur dalam tahap ini, kamu akan merasakan vibrasi aneh seperti terjatuh bahkan seperti mendengar orang yang sedang memanggil nama mu.
2. NREM: Menuju Tidur Pulas
   Pada tahap ke-2 ini, kamu akan merasakan melambangkan denyut jantung dan pernapasan, suhu tubuh menurun, dan kesadaran serta pendengaran pun berkurang. Hal itu disebabkan karena berhentinya gerak bola mata, gelombang otak melambat serta semburan gelombang sesekali.
3. NREM: Tidur Pulas
   Pada tahap tidur pulas ini, otak akan melepaskan gelombang delta sehingga kamu kurang responsif dan tidak akan terdengar suara apapun.
4. REM (Rapid Eye Movement): Tidur Bermimpi
   Di tahap REM ini pernapasan akan lebih cepat, detak jantung meningkat, tekanan darah semakin tinggi, serta mata akan bergerak dengan cepat
Jika kita pernah mengalami kelelahan padahal sudah tidur lebih dari 8 jam disebabkan ketika kita terbangun di tengah-tengah fase tersebut.
CARA MENGATASI
Sleep Paralysis tidak membutuhkan pengobatan ataupun terapi, hanya saja pada saat seseorang mengalami Sleep Paralysis sebaiknya dihadapi dengan tenang dan tidak bertambah panik karena semakin panik seseorang yang mengalami Sleep Paralysis maka semakin sulit juga seseorang untuk bergerak dan sadar dari tidurnya.Â
Perlu diketahui, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat tidur dengan baik dan terhindar dari fenomena Sleep Paralysis ini:
1. Tidur 6-8 jam dalam sehari
2. Hindari minum minuman yang mengandung kafein dan alkohol
3. Rutin berolahraga
4. Hindari tidur dengan posisi telentang
Namun, perlu diingat, jika sering mengalami Sleep Paralysis maka perlu segera konsultasi ke dokter terdekat atau terpercaya agar dapat segera ditindak lanjutin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H