Inklusi Gender dalam Tarian Kabasaran
Seiring waktu, tarian Kabasaran juga menjadi simbol inklusi gender. Pada awalnya, tarian ini hanya dilakukan oleh laki-laki. Namun, Linda Watulingas, seorang mahasiswi Universitas Sam Ratulangi, menjadi perempuan pertama yang menarikan tarian Kabasaran. Langkah ini membuka jalan bagi perempuan untuk terlibat dalam pelestarian budaya ini.
Tarian Kabasaran tidak hanya menjadi representasi budaya Minahasa, tetapi juga simbol keberanian, kekuatan, dan kebersamaan. Dengan terus berkembangnya bentuk dan makna tarian ini, Kabasaran menjadi bukti bahwa tradisi dapat beradaptasi tanpa kehilangan esensinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H