Mohon tunggu...
Ais soleha
Ais soleha Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Psikososial Erik Erikson

18 Januari 2025   21:33 Diperbarui: 18 Januari 2025   21:34 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

teori piskososial erik eriksonTeori psikososial Erik Erikson adalah salah satu teori perkembangan manusia yang terkenal dalam psikologi. Teori ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan pengalaman sepanjang kehidupan manusia. Erikson mengembangkan teori ini dengan memperluas konsep Freud tentang perkembangan psikoseksual, tetapi lebih berfokus pada aspek sosial dan budaya.

Teori ini mencakup delapan tahap perkembangan psikososial, yang masing-masing melibatkan krisis atau konflik yang harus diselesaikan untuk perkembangan yang sehat. Berikut adalah tahapan-tahapannya:

1. Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0--18 bulan)

Fokus: Apakah bayi dapat mengembangkan rasa percaya pada dunia sekitarnya berdasarkan apakah kebutuhan dasarnya terpenuhi secara konsisten oleh pengasuh.

Hasil positif: Rasa percaya dan keamanan.

Hasil negatif: Ketidakpercayaan terhadap dunia dan orang lain.

2. Otonomi vs. Rasa Malu dan Keraguan (18 bulan--3 tahun)

Fokus: Anak mulai belajar mengendalikan diri (misalnya, toilet training) dan mengembangkan kemandirian.

Hasil positif: Kepercayaan pada kemampuan diri.

Hasil negatif: Perasaan malu atau ragu pada kemampuan diri.

3. Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3--5 tahun)

Fokus: Anak mulai memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu sendiri, tetapi juga belajar memahami batasan.

Hasil positif: Kemampuan untuk mengambil inisiatif tanpa merasa bersalah.

Hasil negatif: Rasa bersalah yang berlebihan ketika gagal atau melanggar aturan.

4. Kerajinan vs. Rasa Rendah Diri (6--12 tahun)

Fokus: Anak mulai mengembangkan kompetensi di sekolah dan aktivitas lainnya.

Hasil positif: Rasa percaya diri pada kemampuan.

Hasil negatif: Perasaan tidak mampu atau rendah diri.

5. Identitas vs. Kekacauan Identitas (12--18 tahun)

Fokus: Remaja berusaha menemukan identitas diri mereka melalui eksplorasi nilai, tujuan, dan keyakinan.

Hasil positif: Identitas diri yang jelas dan stabil.

Hasil negatif: Kebingungan atau kekacauan tentang siapa mereka.

6. Intimasi vs. Isolasi (18--40 tahun)

Fokus: Membentuk hubungan yang dekat dan intim dengan orang lain, termasuk hubungan romantis.

Hasil positif: Kemampuan untuk mencintai dan berkomitmen.

Hasil negatif: Isolasi dan kesepian.

7. Generativitas vs. Stagnasi (40--65 tahun)

Fokus: Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan membantu generasi berikutnya (misalnya, melalui pekerjaan, keluarga, atau komunitas).

Hasil positif: Perasaan bermakna dan produktif.

Hasil negatif: Rasa stagnasi atau tidak berguna.

8. Integritas vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas)

Fokus: Melihat kembali kehidupan dengan rasa pencapaian atau penyesalan.

Hasil positif: Rasa kepuasan dan penerimaan terhadap kehidupan.

Hasil negatif: Penyesalan dan rasa putus asa.

Teori Erikson menekankan bahwa setiap tahap penting untuk membangun fondasi bagi perkembangan yang sehat di tahap berikutnya. Jika konflik pada tahap tertentu tidak terselesaikan dengan baik, ini dapat memengaruhi perkembangan psikososial seseorang di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun