Risa selalu cerita tentang ayahnya yang begitu pekerja keras dan begitu sayang pada ibunya. Ayah Risa hanya sebagai supir pribadi, ibunya seorang ibu rumah tangga. Ketika pulang kerja, jika ayahnya melihat ibunya masih mengerjakan pekerjaan rumah tangga selalu tak sungkan untuk membantunya. Ayahnya tidak pernah marah pada ibunya, dan Risa tidak pernah melihat pertengkaran diantara orang tuanya. Risa ingin suaminya memiliki sifat seperti ayahnya. Seorang pekerja keras dan sayang sama keluarga.
Jika suaminya, sepulang kerja dia akan langsung leha-leha. Tak peduli keadaan rumah yang kotor, tak pernah mau mencuci piring jika tidak diminta. Dia hanya akan menjemput anak-anak yang dititipkan kepada orang tua Risa. "Aku capek, dengan kondisi ini."
Kini, setelah mereka bercerai. Mantan saminya sangat jarang menemui anak-anaknya. Jangankan memberi nafkah bulanan. Untuk sekedar uang jajan saja tidak dia berikan. Untunglah Risa masih memiliki kedua orang tua. Meski sangat tidak enak bagi Risa masih meminta pada orang tuanya namun, kondisi yang menyebabkan dia masih harus menumpang hidup di rumah orang tuanya kembali.
Terkadang setelah bercerai pun pertengkaran masih terjadi, mantan suaminya menganggap Risa menghalang-halangi untuk bertemu anaknya. Padaha itu tidak benar, katanya. Dia selalu terbuka jika mantan suaminya ingin bertemu dengannya. Hanya saja dia pernah marah ketika suaminya mengajak main anak-anak, dia tidak bisa mengontrol membeli jajanan untuk anak-anaknya. Ketika anak keduanya sakit, malah dia belikan es. Ibu mana yang tidak akan marah jika ayahnya tidak bisa menjaga anak-anaknya. Jadi, Risa menjadi lebih ketat dalam mengawasi anaknya. Jika mantan suaminya ingin mengajak pergi dia harus pastikan dulu kondisi badannya dan harus tahu kemana mereka pergi.
Dia kira, setelah bercerai masalah dengan mantan suaminya akan bisa selesai dan menjalin pertemanan dengan baik. Tapi, ternyata tidak bisa. Hubungan mereka menjadi rumit. Meski rumit namun harus terus berupaya bisa menjaga hubungan baik dengan mantan suami. Bisik-bisik tetangga tak perlu didengar karena pikiran harus tetap waras dan tetap bangkit. Mencoba untuk menjalin komunikasi dengan mantan suami demi anak-anak. Memberikan keluarga yang utuh tidak bisa, setidaknya berdamai dengan keadaan dan menerima apa yang telah terjadi agar bisa saling memaafkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H