Belakangan ramai berita tentang isu perselingkungan dan perceraian para artis, baik dari tayangan gossip maupun beranda media sosial. Para netizen tentu saja heboh dengan berbagai komentar dan analisanya, banyak yang menyayangkan kenapa perselingkuhan dan perceraian terjadi pada pasangan yang mereka idolakan.Â
Perbedaan prinsip, merasa tak puas terhadap pasangan dan merasa telah hilangnya rasa cinta terhadap pasangan, kekerasan dalam rumah tangga, faktor ekonomi dan orang ketiga menjadi beberapa alasan yang sering diutarakan kenapa perselingkuhan dan perceraian terjadi.
Pernikahan merupakan ibadah terpanjang, bukan hanya sekedar menyatukan dua insan yang berbeda. Pernikahan memiliki makna begitu dalam bagi Allah dan Nabi-Nya. Menikah sebagai mitsaqan ghalizha yang berarti perjanjian yang amat kukuh dan kuat.Â
Rasulullah mengatakan bahwasannya menikah adalah salah satu ibadah penyempurna setengah dari agama. Oleh karena itu menikah adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama islam.
Namun, terkadang pernikahan ternodai sehingga perceraian menjadi jalan untuk mengakhiri pernikahan. Sesungguhnya perceraian itu perkara halal namun perbuatan yang dibenci Allah.Â
Hal itu berarti bercerai adalah pilihan terakhir bagi pasangan suami istri ketika memang tidak ada lagi jalan keluar lainnya. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 227: "Dan jika mereka berketetapan hati hendak menceraikan, maka sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
Menjalani bahtera rumah tangga tidaklah mudah, akan selalu ada badai yang menerpa. Perjalanan rumah tangga tidak akan selalu mulus dan lurus, terkadang ada kala percekcokan terjadi dengan pasangan.Â
Perbedaan pendapat tentu saja tidak dapat dipungkiri. Karena dua orang berbeda bersatu yang memiliki isi kepala yang tentu saja berbeda. Tak jarang, ketika pertengkaran terjadi bukan memperbaiki diri dan menjalin kembali komunikasi dengan pasangan, namun malah mencari pelarian dan kenyamanan di tempat lain.Â
Seorang istri curhat pada teman lelakinya begitupun seorang suami curhat pada teman perempuannya. Sehingga dapat menemukan kenyamanan di tempat lain. Belum lagi campur tangan orang ketiga seperti misalnya orang tua yang terlalu ikut campur pada urusan rumah tangga anaknya, hal ini pun dapat menyebabkan perceraian.
Mencegah perceraian dengan menciptakan pernikahan sakinah mawaddah warrahmah. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai pasangan suami istri untuk mewujudkan pernikahan sakinah mawaddah warrahmah.
1. Menjalin komunikasi dengan pasangan
Sangat penting menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan, karena komunikasi yang buruk dapat menimbulkan miss komunikasi diantara pasangan sehingga timbul perselisihan hanya karena masalah kecil dapat menjadi permasalahan yang besar.
2. Saling menghormati dan menghargai pasangan
Suami menghormati dan menghargai istri, begitupun istri menghormati dan menghargai suami. Menempatkan posisi sesuai dengan peran masing-masing, tidak merendahkan peran satu sama lain. Menjalin kerjasama dalam pekerjaan rumah tangga dan mendidik anak.
3. Saling percaya satu sama lain
Memberikan kebebasan pada pasangan untuk menjalankan peran dan karirnya dengan tetap menjaga kepercayaan dan komitmen yang telah disepakati. Tidak ada saling curiga dan berpikir negative satu sama lain.
4. Saling pengertian
Terus senantiasa memupuk rasa kasih sayang, menurunkan ego masing-masing agar dapat saling mengerti dan memahami satu sama lain.
5. Senantiasa bersyukur dan berfikiri positif
Bersyukur akan mendatangkan aura positif dan akan menambah kenikmatan sesuai dengan firman Allah "Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim: 7).
Mempertahankan rumah tanggal bukanlah hal yang sulit namun juga bukan hal yang mudah. Ketika ada suatu permasalahan yang terjadi jangan pernah mengadu pada orang lain apalagi curhat kepada lawan jenis. Kecuali, jika pasangan melakukan kekerasan dan menyebabkan luka fisik maupun psikis itu tentu harus dilaporkan. Memberi waktu masing-masing pasangan untuk saling introspeksi diri dan berbicara dengan saling menurunkan ego masing-masing dengan kepala dingin.
Karena ketika perceraian terjadi, bukan hanya kita sebagai suami istri yang tersakiti, ada anak yang akan jadi korban, juga orang tua dan keluarga besar yang pasti akan merasakan sakit dan sedih melihat perceraian. Karena tidak ada pernikahan yang ingin berakhir dengan peprceraian. Jika perceraian dapat dicegah, kenapa tidak?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H