Layaknya pertemuan dua musuh bebuyutan, duel Argentina dan Brasil juga berlangsung keras. Berulang kali wasit Maciel harus membunyikan peluit akibat pelanggaran yang dilakukan masing-masing pemain dari kedua tim. Dan puncaknya adalah kartu merah yang dikeluarkan Maciel di menit ke-31 yang juga menjadi awal dari drama kartu merah di laga ini.
Mendapat umpan jauh dari tengah lapangan, pemain sayap Argentina Caniggia berhasil mengusai bola di sisi kanan pertahanan Brasil. Caniggia yang sedang menguasai bola kemudian dilanggar dengan tekel keras dari belakang oleh bek Mazinho.
Tidak terima, Caniggia langsung bereaksi dan melempar bola ke arah Mazinho. Sebelumnya, pemain yang terkenal bad boy tersebut juga sempat sedikit menyikut Mazinho. Emosi memuncak, Mazinho yang tidak terima kemudian perang mulut dengan Caniggia. Keduanya bahkan harus dilerai sebelum Wasit akhirnya mengeluarkan dua kartu merah kepada mereka.
Sama-sama bermain dengan 10 orang, kedua tim tidak mengendurkan serangan. Berusaha untuk memetik kemenangan di laga pertama membuat kedua tim tampil ngotot.
Di menit ke-39, Argentina kembali unggul atas Brasil lewat gol Franco yang lagi-lagi dicetaknya melalui sundulan. Memanfaatkan umpan silang Leonardo Rodriguez dari sayap kiri, Franco sambil berlari langsung menyambarnya yang kembali tidak bisa dihalau oleh Taffarel. Skor pun berubah 2-1 untuk keunggulan Argentina yang bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, Argentina bermain sama seperti di babak pertama. Hasilnya, mereka kembali berhasil mencetak gol cepat, kali ini lewat Batistuta di menit ke-46 atau satu menit peluit babak kedua berbunyi.Â
Leonardo kembali menjadi aktor utama gol tersebut. Berawal dari pergerakannya di sayap kanan yang berhasil lolos dari hadangan lawan, Â pemain sayap Argentina tersebut melepaskan umpan lambung ke muka gawang yang kemudian langsung disambar dengan sundulan terukur oleh Batistuta yang saat itu baru berusia 22 tahun. Skor pun berubah menjadi 3-1 untuk Argentina.
Tertinggal, Brasil meningkatkan serangan untuk menyamakan kedudukan. Di menit ke-52, berawal dari serangan dari sisi kiri, pemain sayap Brasil mengirimkan umpan ke depan gawang Argentina. Bola umpan tersebut memang masih bisa dihalau bek Argentina, namun sayang bola sepakan tersebut jatuh tepat ke arah Joao Paulo yang langsung menyambarnya dengan tendangan keras yang tidak bisa dihalau kiper Sergio. Skor berubah menjadi 3-2, masih untuk keunggulan Argentina.
Berhasil memperkecil ketertinggalan, Brasil pun semakin mengurung pertahanan Argentina. Namun sejumlah peluang yang tercipta masih bisa digagalkan pemain-pemain Argentina. Pertandingan pun semakin keras. Wasit Maciel kembali mengeluarkan dua kartu merah di menit ke-61, masing-masing untuk Carlos Enrique dari Argentina dan Marcio Roberto dari Brasil.
Brasil yang panik untuk mencari gol penyeimbang mendapat petaka di menit ke-78. Carlos Alberto Bianchezi yang masuk menggantikan Joao Paulo untuk menambah daya gedor justru terkena kartu merah, setelah baru tiga menit memasuki lapangan. Hingga peluit akhir berbunyi, skor pun tidak berubah 3-2 tetap untuk keunggulan Argentina.
Laga melawan Brasil tersebut ternyata menjadi laga penentu Argentina untuk menjadi juara di Copa America 1991. Di akhir klasemen, mereka berhasil menjadi juara dengan lima poin, hasil dari dua kali menang (3-2 melawan Brasil dan 2-1 melawan Kolombia) dan sekali imbang (0-0 melawan Chile).