SEBAGAI salah satu musisi legendaris yang pernah ada, nama John Winston Lennon nampaknya tak akan pernah lekang oleh waktu. Meski hampir 35 tahun sejak akhir hayatnya pada Desember 1980, nama pentolan grup band legendaris The Beatles tersebut selalu ada di dalam hati para penggemarnya.
Selasa 6 Oktober 2015, atau tiga hari jelang peringatan ulang tahun John Lennon, sekitar 2.000 penggemar Lennon berkumpul Central Park, New York untuk membentuk rantai manusia dengan lambang simbol perdamaian. Aksi yang diprakarsai oleh janda mendiang Lennon, Yoko Ono tersebut dilakukan untuk memperingati hari ulang tahun John Lennon, yang jika masih hidup akan berulang tahun ke-75 pada 9 Oktober.
Central Park sendiri menjadi tempat ketika Lennon tewas setelah ditembak lima kali dari belakang oleh Mark David Chapman pada 8 Desember 1980. Rumah Lennon saat itu, Dakota Building berlokasi persis di depan Central Park.
Berbicara tentang Lennon sepertinya tidak akan pernah ada habisnya. Bukan hanya soal lagu-lagu ciptaannya yang menjadi maha karya hingga saat ini, namun juga soal aksi-aksi sosialnya dalam menyuarakan perdamaian.
Lagu 'Imagine' misalnya. Lagu yang menyuarakan keprihatinan Lennon atas kondisi dunia yang penuh dengan peperangan ini telah menjadi hits di seluruh dunia. Lirik lagunya yang lantang menyuarakan kepada warga dunia untuk hidup dalam perdamaian, tanpa perang ini membuat merinding siapapun yang mendengarnya.
Bahkan mantan presiden AS Jimmy Carter pernah mengatakan kekagumannya atas salah satu maha karya Lennon untuk dunia ini. "Di banyak negara di seluruh dunia, saya dan istri saya telah mengunjungi sekitar 125 negara- kita dapat mendengar lagu imagine hampir sama seringnya dengan lagu kebangsaan," ucap Carter.
Lagu yang pada tahun 2004 oleh majalah Roolingstone dipilih sebagai lagu ketiga terbaik sepanjang masa ini juga menjadi simbol protes Lennon dalam menentang kebijakan pemerintah AS di perang Vietnam.
Kontroversi
Bukan John Lennon namanya jika hidupnya tidak penuh dengan kontroversi. Selepas bubarnya The Beatles, Lennon memang mengubah gaya musiknya. Lagu-lagu yang diciptakannya lebih banyak berisi tentang politik dan juga protes.
Album 'Sometime in New York City' yang dibuatnya pada 1972 misalnya. dalam lagu-lagu di album ini John Lennon menyuarakan masalah diskriminasi pemerintah AS atas warga di luar AS dalam mendapatkan izin tinggal.
Akibat aksinya ini, nama John Lennon dimasukkan dalam blacklist negara AS oleh Richard Nixon, presiden AS kala itu. Namanya baru pulih dan kemudian bisa sah menjadi warga AS setelah Nixon turun dari kursi presiden dan digantikan oleh Gerarld Ford.
Namun dari sekian kontroversi, aksi mengembalikan medali penghargaan MBE (Member of British empire) mungkin menjadi
yang 'terkeren'. Medali yang diberikan Ratu Elizabeth pada 26 Oktober 1965 di Istana Buckingham itu dikembalikan John Lennon sebagai bentuk protesnya karena keikutsertaan Inggris dalam perang di Nigeria.
Cinta dan Persahabatan
Semua tahu, Yoko Ono merupakan istri kedua dari Lennon. Istri pertama, Chintya Powell, yang dinikahi Lennon pada Agustus 1962 tidak terlalu dikenal karena memang pernikahan mereka dirahasiakan dengan alasan tidak ingin membuat kecewa fans wanita Lennon kala itu.
Sementara kisah Ono menjadi istri Lennon berawal ketika keduanya bertemu pada pertengaahan 60-an, saat sama-sama menggarap sebuah proyek musik. Dari pertemuan tersebut Lennon kemudian tertarik dengan Ono karena ia menganggap seniman asal Jepang tersebut dapat mengimbangi jalan pemikirannya soal bermusik. Wedding Album, Double Fantasy menjadi contoh kolaborasi bermusik keduanya.
Namun pernikahan Lennon dan Ono ini kemudian dianggap menjadi biang keladi dari perpecahan The Beatles. Banyak yang menganggap, andai saja Lennon tidak menikah dengan Ono, mungkin The Beatles akan tetap ada.
Hal itulah yang kemudian memicu perpecahannya dengan sahabat karibnya sejak sekolah, Paul McCartney. Meski kala itu semua personil membantahnya, bumbu-bumbu perpecahan di The Beatles sudah mulai terasa.
John Lennon membantah kalau perpecahan The Beatles disebabkan oleh Ono. Menurutnya, The Beatles bubar karena mereka memang sudah mencapai titik jenuh dalam bermusik. Satu dekade meraih kejayaan baik di Inggris, Amerika hingga di dunia, The Beatles merasa sudah waktunya bagi mereka untuk berhenti. Dan hal ini juga diamini oleh Paul.
Dan di penghujung Januari 1969, di atap Gedung Apple Record, di jalan 3 Savile Row, kota London, The Beatles pun tampil untuk terakhir kalinya di muka publik sebelum resmi bubar pada 1970.
Dalam mini konser selama 42 menit tersebut, Lennon dan kawan-kawan menghibur penonton lewat sejumlah tembah seperti Get Back, Dont Let Me Down, Ive Got a Feeling, sebelum akhirnya dibubarkan polisi.
Sejak penampilan tersebut, keempat personil The Beatles sibuk bermusik sendiri-sendiri. Keempatnya terus menciptakan hits, namun tidak pernah bertemu. Hingga akhirnya mereka kembali bertemu namun tanpa Lennon.
Kematian sang pentolan akhirnya merekatkan kembali Paul, George, dan Ringo. Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Paul menyatakan kesedihannya yang mendalam atas kepergian sahabat karibnya tersebut. "Bagi saya, itu sangat menyedihkan, bahwa saya tidak akan lagi melihatnya dan kami tidak bisa berkumpul lagi," demikian aku Paul.
John Lennon memang telah lama pergi, namun kenangan di mata sahabat dan para penggemarnya tidak akan pernah hilang. Pada 2002, Liverpool, kota kelahiran Lennon pun mengubah nama bandara mereka menjadi Liverpool John Lennon Airport dengan semboyan 'Above us only sky' yang diambil dari salah satu lirik lagu Imagine.
Selamat ulang tahun John,
Referensi:
http://kolomsosiologi.blogspot.co.id/2011/06/john-lennon-imagine-pemberontak-lagu.html
http://coco-jkrahardi.blogspot.co.id/2012/04/makna-lagu-imagine-john-lennon.html
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2014/12/141207_hiburan_john_lennon
Sumber foto: Bbc.co.uk