Acara tersebut digelar untuk menyambut event "Sunpride Fruit Summit 2015" Agustus mendatang. Hadir pula dr. Grace Judio, MSc, MH, CHt, pakar nutrisi.
Tapi, lanjut Luthfiany, meski lebih mahal dari buah impor, soal kualitas, merek buah Sunpride dibawah naungan PT Sewu Segar Nusantara jauh lebih segar dari buah-buah impor.
"Kualitas kami sudah siap untuk bersaing dengan produk luar negeri. Kami punya kebun di Indonesia yang membuat distribusi jauh lebih singkat dibandingkan produk impor sehingga buah lebih segar," tuturnya.
Luthfiany menjelaskan, kualitas merek buah Sunpride selalu terjaga karena setelah panen, samplingnya selalu dibawa ke Sucofindo untuk diuji.
“Buah-buahan Sunpride sudah lolos uji bakteri dari Sucofindo, jadi Sunpride bebas bakteri, serta bebas dari residu pestisida, logam berat, formalin, dan zat-zat berbahaya lainnya," jelasnya.
Mengenai pendistribusian pun demikian, mulai dari panen hingga dikirim ke retailer, buah-buahan Sunpride selalu dibawa menggunakan truk pendingin. Ini dilakukan agar menjaga buah tidak busuk. "Truk-truk pendingin kami bersuhu 15-16 derajat celcius. Karena komitmen kami adalah fresh everyday," ujar Luthfiany.
Pisang, Pisang, dan Pisang
Memang, dalam acara tersebut, kami, para kompasianer yang diundang diperlihatkan video bagaimana proses produksi Pisang cavendish di perkebunan milik Sunpride yang terletak di daerah Lampung Timur, yakni mulai dari penanaman, panen, hingga pendistribusian.
Salah satunya adalah saat proses memanen. Jadi, ketika pisang-pisang cavendish siap dipotong, setiap satu tandan pisang harus dipegang hati-hati, tidak boleh jatuh ke tanah. Tujuannya, supaya kualitas tetap terjaga. Dan perlu diketahui, satu tandang pisang itu beratnya mencapai 30 kilogram. Dan setiap petani membawa sekitar 20 tandan dengan digantung di rel.
Kemudian setiap tandannya dibungkus keseluruhan, ini dilakukan untuk menghindari serangan hama dan juga agar pisang Sunpride memiliki kulit yang mulus