Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Tape Uli Kudapan Favorit Khas Betawi, Kaya Manfaat Bikin Ketagihan

9 Januari 2024   16:28 Diperbarui: 14 Januari 2024   04:15 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tape uli buatan kakak I sumber: dokumentasi pribadi

Menikah menjadi sangat menyenangkan, ketika memiliki pasangan berbeda suku dan budaya. Lho, bukannya malah ribet? 

Harus belajar budaya baru, beradaptasi di lingkungan yang baru dikenal. Pasangan juga pasti punya kebiasaan yang berbeda, sehingga agak sulit untuk menyesuaikan.

Nah, kalau kamu melihatnya dari sisi itu, pasti akan terlihat sulit. Apalagi, lebih sering memikirkan hal buruk, ketimbang yang baik-baik. Sekarang coba dibalik, kalau menikah dengan orang yang berbeda suku dan budaya, bukankah kita akan ikut kaya budaya?

Saya sama sekali tidak menduga, akan mendapatkan pasangan dari Betawi. Kalau orang bilang, orang Jawa dan Betawi itu punya kebiasaan yang berbeda, sehingga menjadi pertimbangan calon mertua. 

Namun, siapa sangka? Menikah dengan orang Betawi, membuat saya tergila-gila dengan tape uli, kudapan khas Betawi yang rasanya maknyus banget.

Perkenalan dengan tape uli enak buatan emak

Saya bukan orang yang mudah suka dengan camilan atau kudapan khas daerah. Dari sekian banyak camilan khas yang paling saya suka klanting dan binggel khas Jawa Tengah. 

Ini sebelum saya mengenal tape uli. Setelah saya mengenal tape uli, kudapan favorit pertama jatuh kepada tape uli, lanjut favorit kedua binggel dan klanting.

Kebetulan yang sangat memanjakan lidah saya, mendapatkan ibu mertua dan kakak ipar yang senang membuat kudapan khas tradisional. Awal tinggal di rumah bersama mertua, saya mulai mengenal banyak jenis kudapan khas tradisional yang enaknya bukan main.

Dari mulai kue pisang, kue bugis, kue pepe, pesor, sampai mengenal tape uli. Tidak hanya kudapan, nasi uduk, nasi kuning, nasi liwet pun tak terlewat untuk saya cicipi. Semua makanan-makanan daerah yang tadinya jarang saya cicipi, lama-lama mulai terbiasa saya nikmati.

Ya, namanya selera, tentu tidak semua jenis kudapan itu saya sukai. Walaupun demikian, rasa memang gak bisa bohong, dibandingkan kudapan yang dibeli di pasar, rasanya jauh berbeda.

Saya dan suami biasa memanggil ibu mertua dengan sebutan emak. Saya akui, kudapan buatan emak dan kakak memang paling enak, lebih lembut, dan terjamin higienisnya. 

Usut punya usut, ternyata bakat memasak kakak diturunkan dari almarhumah emak yang jago membuat makanan enak. Jangan tanya seberapa rewel suami saya mengenai makanan, kalau ada yang kurang sedikit saja, pasti tidak akan dimakan.

Pertama kali saya ditawari tape uli, saya hanya berkata, "ya, terima kasih Mak, nanti dimakan." Saya tidak memakannya, karena buat saya agak aneh. 

Saya baru kali itu melihat ada tape ketan hitam, dan uli dimakan berbarengan. Di Jawa, biasanya kita hanya mengenal ketan uli, yang paling nikmat menjadi uli goreng saat pagi hari.

Beberapa kali ditawari, sungkan kalau tidak dimakan, saya cobalah icip-icip sedikit. Lho kok enak ya? Rasanya agak beda dengan ketan uli Jawa. 

Saya coba siram ketan uli dengan tape ketan hitam yang berkuah. Awalnya saya merasakan gurih, uli terasa lembut, lalu ada rasa manis dan asam yang bercampur dari tape ketan hitam.

Duh, bagaimana saya tidak tergila-gila dengan tape uli? Dua jenis makanan yang ditabrak, tetapi rasanya menyatu di lidah. Perkenalan saya dengan tape uli enak buatan emak, justru membuat saya merasa ada yang kurang kalau bukan masakan emak dan kakak.

Yang tadinya hanya berniat mencoba saja, malah jadi ikut makan setiap ada orang pesan. Kakak ipar memang sering buka pre-order tape uli, juga makanan khas lain. Kadang juga ada yang pesan untuk hajatan. Walaupun emak sekarang sudah tiada, tetapi warisan resep dan kebiasaannya memasak sudah diturunkan pada kakak. Dan selalu jadi favorit keluarga kami semua.

Makna ketan uli dan ketan hitam yang mendalam

Ada hal yang baru saja saya ketahui belum lama ini. Ternyata, dibalik rasanya yang enak, ketan uli dan ketan hitam menyimpan makna yang mendalam.

Dari penjelasan Kompas.com (30/11/2009), masyarakat Betawi sering menyajikan makanan dan kudapan khas daerah saat perayaan keagamaan dan acara hajatan, salah satunya yaitu ketan uli. Pembuatan ketan uli memiliki makna dalam budaya masyarakat Betawi, sebagai simbol kekeluargaan atau silaturahmi yang baik terjalin antarkeluarga.

Konon katanya, dulu pembuatan ketan uli dilakukan tidak hanya oleh perempuan saja, tetapi juga oleh para pria. Pria bertugas menumbuk ketan, perempuan yang memasak dan membuat ketan uli. 

Ketan uli dibuat saat pemotongan kerbau andilan, sebuah tradisi Betawi tempo dulu menjelang lebaran. Keterangan ini diambil dari Alim Molana, tokoh masyarakat di Warung Buncit, Jakarta Selatan yang diwawancarai oleh Kompas.com (30/11/2009).

Menurutnya, proses pembuatan ketan uli gampang-gampang susah. Hal itu saya lihat sendiri, ketika kakak sedang membuat ketan uli. Beras ketan putih harus direndam, dan dimasak berjam-jam lamanya. Bahkan menguras tenaga yang cukup banyak saat proses penumbukan untuk mendapatkan ketan uli yang lembut.

Untuk membuat tape ketan hitam yang enak dengan rasa manis dan asam yang pas, juga membutuhkan waktu cukup lama. Minimal membutuhkan waktu tiga hari untuk proses fermentasinya. Tempat penyimpanannya juga harus bersih dan rapat. Semua butuh proses yang tidak singkat, dan ketenangan dalam pembuatan agar mendapatkan rasa tape uli yang enak.

Keterangan lebih lanjut dalam senibudayabetawi.com (26/07/2022), kudapan tape uli menyimbolkan keharmonisan pria dan perempuan dalam pembuatannya. Kelengketan dalam uli disebut menyimbolkan kedekatan antara pria dan perempuan dalam pembuatannya.

Sedangkan menurut Chef Ucu Sawitri dalam wawancaranya dengan Kompas Lifestyle di acara Kompetisi Blue Band Master Oleh-oleh 2017, Jakarta (25/09/2017), filosofi ketan hitam yaitu rasa manis pada ketan hitam memiliki makna apabila terjadi suatu pertemuan, diharapkan membuahkan sesuatu yang indah-indah. Kelengketan pada ketan hitam bermakna kedekatan semakin erat dan semakin baik.

Makna yang sangat mendalam dari ketan uli dan ketan hitam dalam tape uli, membuat kudapan ini sangat istimewa. Banyak dari keluarga Betawi yang masih mengikuti budaya tinggal satu atap atau satu lingkungan rumah karena merasa nyaman tinggal bersama keluarga. Tape uli menjadi simbol penyambung kebersamaan keluarga.

Tape ketan hitam kaya manfaat

Selain memiliki makna yang mendalam, tape ketan hitam yang merupakan bagian dari tape uli, juga punya banyak manfaat bagi tubuh kita. Tape ketan hitam merupakan makanan fermentasi yang memiliki manfaat untuk kesehatan.

Ada beberapa manfaat tape ketan hitam menurut halodoc.com (14/11/2022), Pertama, mampu meningkatkan kesehatan pencernaan karena mengandung probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. Kedua, tape ketan hitam merupakan makanan fermentasi yang mampu meningkatkan imun sistem tubuh.

Ketiga, membuat makanan mudah dicerna. Keempat, membantu memenuhi kebutuhan vitamin tertentu, utama vitamin B1, kemudian B2, B3, B5, B6, B12, dan K. Kelima, menjaga kesehatan jantung karena probiotik di dalam tape ketan hitam berfungsi menurunkan tekanan darah dan kolesterol jahat dalam tubuh.

Sayangnya, ada beberapa pergeseran budaya, kini banyak perempuan yang bisa membuat ketan uli sendiri tanpa dibantu pria. Tape uli tidak hanya disajikan saat perayaan keagamaan saja, tetapi sudah dijual oleh UMKM dan para pedagang. Memang masih terbatas, tape uli masih jarang ditemui, anak muda juga tak banyak mengetahui tentang kudapan ini.

Namun, kalau kamu menemukan tape uli yang enak, sudah pasti bisa bikin kamu ketagihan. Apalagi, kudapan ini gak bisa buat mulutmu berhenti mengunyah sebelum habis. Tape ketan hitam yang kaya manfaat, juga membuat kudapan ini terasa begitu lengkap.

Walaupun kaya manfaat, kamu harus tetap ingat untuk mengkonsumsi secukupnya saja. Makanan fermentasi tetap memiliki efek pada gas dalam lambung, jika dikonsumsi berlebihan. Yuk, cicipi kudapan khas Betawi ini, dan jangan biarkan tape uli yang enak menghilang dari budaya Betawi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun