Setelah sekian purnama saya memberanikan diri mengangkat pembahasan yang sedikit berbeda dari biasanya. Mungkin sebagian orang bisa sependapat, atau berbeda pendapat. Ya, semua orang punya hak untuk berpendapat.
Jepang sangat identik dengan manga atau komik dan animenya yang keren. Untuk generasi kelahiran tahun 90-an pada masa kecil lebih sering disuguhkan tontonan anime Jepang di TV. Bagi saya, masa itu termasuk masa bahagia, kita mengetahui bahwa zaman sekarang cukup jarang stasiun TV yang menyuguhkan kartun anak.
Nah, saya mau membuat sebuah pengakuan, saya sangat menyukai manga dan anime Jepang sejak kecil. Walau kini sudah sangat jarang menonton anime atau membaca manga Jepang. Namun, saya tetap memiliki rasa suka pada manga dan anime Jepang. Maklum, usia sudah tidak lagi muda.
Tampaknya, ada persepsi keliru masyarakat Indonesia mengenai pecinta budaya Jepang dan penggunaan kata 'Wibu' dalam keseharian. Bagaimana kisah pecinta budaya Jepang dan apa yang keliru? Simak yuk pembahasan tentang serba serbi wibu!
Kisah pecinta manga dan anime Jepang
Pertama kali saya mengenal manga Jepang sekitar tahun 2000-an, yaitu manga berjudul Topeng Kaca (Glass Mask) karangan Suzue Miuchi tahun 1976. Saya tidak sengaja melihat komik yang tersusun rapi di rak buku, ketika sedang menginap di rumah kakak sepupu. Kemudian, saya mulai membaca manga, dan menjadi tertarik untuk terus melanjutkan membaca ceritanya.
Komik karangan Suzue Miuchi ini sangat populer dan legendaris pada masanya, mengisahkan tentang perjuangan Maya Kitajima untuk menjadi aktris di panggung teater. Ceritanya sangat seru dan menarik. Apakah kalian ada yang pernah menonton animenya juga? Dulu masih berbentuk DVD.
Saya mulai sering menonton anime Detective Conan, Dragon Ball, dan yang pastinya Doraemon (tontonan rutin di salah satu stasiun TV saat weekend). Yang tadinya hanya menyewa komik di tempat penyewaan komik, setelah beranjak remaja, saya mulai mengoleksi novel mini yang berkisah cerita romansa Jepang.
Tak hanya itu, saya mulai menonton film Jepang, salah satu yang paling saya suka adalah Spirited Away (2001). Bedanya, saya termasuk cuek pada penampilan, sehingga tidak sampai menggunakan kostum anime atau manga Jepang, tidak pernah mengikuti acara Cosplay Jepang. Lalu, apakah seorang pecinta budaya Jepang bisa disebut wibu?
Pecinta budaya Jepang bukan Wibu