Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Wayang Beber, Warisan Budaya yang Mulai Terlupakan

9 November 2023   15:08 Diperbarui: 9 November 2023   17:03 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Wayang Beber I sumber : Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya

Kenangan memang tidak selalu manis untuk diingat kembali. Namun bagi saya, kenangan mengenai pertunjukan budaya akan selalu melekat di hati. Beberapa tahun silam, ketika saya masih punya banyak waktu untuk menikmati hari bersama teman-teman, saya selalu menyempatkan diri menonton pertunjukan budaya di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT).

Apakah kamu mengetahui wayang? Ya, wayang, kalau kamu suka menonton wayang pasti mengenal tokoh Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, Bagong) yang selalu diceritakan lucu dan membuat pertunjukan wayang makin segar. Kamu pasti juga sudah tidak asing dengan wayang kulit, wayang golek, dan wayang orang. Nah, sekarang pertanyaannya, apakah kamu pernah mendengar tentang Wayang Beber?

Saat saya masih duduk di bangku kuliah sekitar tahun 2011-2015, pada salah satu pentas seni yang diadakan di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), itu pertama kalinya saya mengenal Wayang Beber. Padahal, saya merupakan orang yang notabene keturunan Jawa asli. Sering menonton pertunjukan wayang kulit bersama orangtua saat masih kecil. Mungkin sebagian masyarakat Indonesia sama seperti saya, tidak mengetahui sama sekali atau hanya mengetahui sedikit informasi tentang Wayang Beber.

Kemarin pada 7 November 2023, kita memperingati Hari Wayang Nasional. Dan saya ingin mengenalkan sedikit tentang Wayang Beber yang unik dan istimewa, warisan budaya tak benda milik Indonesia.

Cerita singkat tentang Wayang Beber

Pada laman resmi indonesia.go.id (08/04/2019), diketahui bahwa Wayang Beber ternyata adalah wayang tertua di Indonesia. Bahkan sebelum wayang kulit mulai dikenal, Wayang Beber sudah ada.

Wayang Beber tertua berada di Desa Karang Talun, Kelurahan Kedompol, Kecamatan Donorojo, Pacitan, Jawa Timur. Kemudian, lokasi Wayang Beber tertua selanjutnya berada di Desa Gelaran, Kelurahan Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo (Wonosari), Gunungkidul, Yogyakarta. Kedua Wayang Beber tertua tersebut sampai sekarang masih ada, dirawat oleh keturunan dalang dan diwariskan turun temurun agar terus terjaga kelestariannya.

Ketika saya pertama kali melihat pertunjukan Wayang Beber, rasanya agak sedikit aneh karena bentuk wayangnya yang berbeda. Sesuai namanya, Wayang Beber dimainkan dengan cara dibeberkan atau dibentangkan. Wayang Beber terbuat dari kertas yang awalnya berupa gulungan. Lalu, saat pertunjukan dimulai, Wayang Beber perlahan dibentangkan oleh dalang.

Pada Jurnal Bahasa Rupa yang berjudul "Perkembangan Pertunjukan Wayang Beber Kontemporer di Era Modernisasi" karangan Muhammad Nur Hariyadi, Narsen Afatara, dan Agus Purwantoro (2018), dijelaskan dalam Wayang Beber tertua, terdapat gambar yang menceritakan sebuah kisah lakon panji. Versi Pacitan Wayang Beber tertua berjudul "Joko Kembang Kuning", sedangkan versi Wonosari berjudul "Remeng Mangunjoyo". Pada pembuatannya, Wayang Beber menggunakan teknik pewarnaan sungging.

Wayang Beber Pacitan kini tengah dilestarikan oleh Rudi Prasetyo, seorang alumni Universitas Negeri Yogyakarta, Jurusan Bahasa Jawa, yang telah diamanahkan dan diajarkan menjadi dalang penerus sebelum Mbah Mardi Guno Carito (keturunan dalang dari Ki Roro Naladremo) wafat pada Juli 2010. Hal ini karena Mbah Mardi hanya memiliki anak perempuan yang menurut ketentuan pakem, perempuan tidak etis mementaskan Wayang Beber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun