Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mental Load dalam Kehidupan Seorang Ibu

29 Oktober 2023   09:32 Diperbarui: 30 Oktober 2023   14:49 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mental load yang dialami ibu | sumber: pexels.com/Gustavo Fring

Menurut psikolog dari Oklahoma State University yang meneliti dampak pekerjaan tidak kasat mata terhadap ibu, Lucia Ciciolla, Ph.D., dalam penjelasan mindbodygreen.com (18/11/2022), mental load sangat melelahkan, menyita waktu dan tenaga, tetapi merupakan pekerjaan yang tidak diakui. Walaupun pekerjaan fisik telah dibantu oleh suami atau keluarga, ibu tetap akan menanggung mental load dalam rumah tangga.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lucia Ciciolla, didapatkan fakta bahwa mental load terkait dengan ketegangan pada kesejahteraan ibu dan menurunkan kepuasan dalam hubungan. Mental load membuat ibu tidak memiliki ruang dan waktu untuk melakukan perawatan pada diri sendiri.

Latihan mental yang terus dialami ibu dalam menjalankan pekerjaan tidak terlihat, membuat ibu mudah lelah, mudah tersinggung atau sering marah. Mental load sangat mempengaruhi suasana hati ibu, sehingga ibu begitu mudah mengalami perubahan emosi.

Ibu mengalami frustasi yang akan mempengaruhi dalam beraktivitas. Hal ini mungkin akan membuat kita paham alasan ibu sering kelelahan dan mudah marah. Mental load sangat mempengaruhi kesehatan mental ibu, mungkin tidak disadari oleh ibu sendiri.

Pentingnya keseimbangan peran dalam rumah tangga

Nah, sekarang pertanyaannya, bagaimana agar mental load bisa dikendalikan atau ibu setidaknya mendapatkan sedikit keringanan dalam beban emosional?

Tulisan parents.com (27/09/2023), memberitahukan penjelasan dari Erica Djossa, seorang psikoterapis, spesialis kesehatan mental ibu, dan pendiri Happy as a Mother, menurut Erica yang terpenting yaitu bersikap terbuka, jujur, dan transparan dalam hubungan.

Cobalah untuk bicara dari hati ke hati dengan pasangan. Menjelaskan bagaimana mental load sangat mempengaruhi hidup ibu. Biarkan pasangan mengetahui apa yang ibu alami, apa yang sedang ibu rasakan, apa yang selalu ibu pikirkan setiap hari. Bukan tiba-tiba marah, mengabaikan pasangan, ini justru membuat tanda tanya, pasangan perlu pemahaman. Tidak semua ayah bisa langsung memahami perasaan ibu.

Berikan pemahaman tentang pentingnya keseimbangan peran dalam rumah tangga. Berdiskusi mengenai tugas rumah tangga masing-masing, dan kemungkinan tugas yang bisa dikerjakan bersama. Tugas yang dimaksudkan bukan tugas fisik saja, tetapi juga tugas pengelolaan yang tidak terlihat.

Sebenarnya, sudah banyak ayah yang paham mengenai mental load dan pentingnya berbagi peran. Namun, kebiasaan dan lingkungan bisa menggiring pembagian tugas berdasarkan jenis kelamin tetap langgeng. Ada pula yang sudah bisa menyeimbangkan tugas dalam rumah tangga, sehingga bisa sangat membantu ibu mengurangi mental load.

Saya mungkin sebagian istri yang beruntung, suami memang lebih jago dalam hal memasak, urusan dapur 50% sudah dibantu suami. Tugas rumah tangga juga sebagian sudah dibantu, tidak hanya mengenai pekerjaan fisik, pekerjaan yang tidak terlihat pun turut dibantu olehnya. Membantu perencanaan belanja bulanan, memeriksa kebutuhan yang perlu dibeli, sampai masalah kebersihan rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun