Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Ulang Tahun yang Berbeda di Usia Dewasa

27 September 2023   10:48 Diperbarui: 30 September 2023   18:25 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ulang tahun seorang anak hingga remaja selalu identik dengan perayaan yang meriah, kue, dan lilin ulang tahun. Penuh dengan ucapan selamat yang diterima dan ekspresi bahagia. Mendapatkan tumpukan kado istimewa yang tidak terduga dari keluarga dan sahabat.

Malam ini, di tengah rasa kantuk saya mendapatkan ucapan dari belahan jiwa. Ia mengucapkan dengan lirih kata selamat sudah bertambah usia, dan meminta maaf belum bisa memberikan sesuatu yang istimewa.

Saya sempat membuka mata sejenak, menatap suami yang memang sering begadang, dan melihat kedua anak yang sudah tertidur lelap. Kemudian, saya kembali tidur karena sudah tak kuat lagi menahan kantuk.

Tahun ini, hari kelahiran saya terasa sangat berbeda. Saya menyadari bahwa usia saya sudah tak lagi muda, sekarang saya sudah menjadi perempuan dewasa yang memiliki banyak tanggung jawab. Menjadi seorang ibu dari dua buah hati lucu yang paling saya sayangi. Dan menjadi pasangan yang selalu siap sebagai teman bercerita di malam hari.

Saya ingin merayakan ulang tahun yang berbeda di usia dewasa ini. Bukan dengan perayaan atau tiup lilin, tetapi dengan merenung.

Belajar dari masa lalu

Setiap orang selalu punya masa lalu yang berbeda. Tentu, banyak peristiwa yang terjadi di masa lalu. Peristiwa yang sangat menyenangkan, dan peristiwa yang sangat menjengkelkan atau mengecewakan. Semua adalah pengalaman dan kenangan yang akan sulit dilupakan.

Saya mencoba merenung, mengingat kembali kenangan di masa lalu. Mencoba belajar dari masa lalu agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Mencoba mengikhlaskan rasa duka di masa lalu, dan melepas semua kenangan pahit di kepala. Menjadikan masa lalu sebagai pengalaman untuk mendewasakan diri.

Merencanakan masa depan

Setelah menikah, tidak mungkin hidup tanpa perencanaan. Namun, di ulang tahun ini, saya ingin merencanakan masa depan lebih matang. Bukan hanya untuk saya, tetapi untuk kedua anak saya.

Sebuah rencana agar anak kelak hidup tidak kesulitan. Harta hanya sebagian yang dipikirkan, yang terpenting adalah merencanakan pendidikan formal, mendidik anak menjadi pribadi yang baik, dan memastikan kelak anak dipenuhi dengan lingkungan yang baik.

Perencanaan ini tak harus kamu lakukan setelah menikah, saat ini kamu pun bisa merencanakan masa depanmu. Perencanaan yang matang, akan memudahkan agar dirimu siap menghadapi peristiwa yang akan datang. 

Jika yang terjadi kelak tidak sesuai dengan rencana, maka rencanakan kembali hal baik untuk hidupmu. Kecewa boleh, cukup sesaat saja, agar kamu bisa bangkit dan kembali ceria.

Memeluk diri sendiri

Kamu pasti sering sekali memeluk seseorang karena bahagia atau ingin mendampingi orang lain dalam masa sedihnya. Ada satu pertanyaan yang sering saya tanyakan pada diri. Pertanyaan ini, membuat saya sadar tentang pentingnya hal itu saya lakukan pada diri sendiri.

Sebelum saya memeluk orang lain, apakah saya pernah memeluk diri sendiri?

Apakah kamu pernah bertanya seperti yang saya tanyakan pada diri sendiri? Pernahkah kamu memeluk diri sendiri? Coba jawab dan renungkan sesaat.

Jika jawabannya belum, maka sekarang saatnya kamu memeluk diri sendiri. Dekap erat tubuhmu sendiri, tersenyumlah di cermin sembari berkata saya hebat, saya kuat, saya pasti bisa! Lalu, kalau kamu lelah, menangislah sesaat. Kemudian, akui jika dirimu sangat berharga.

Menyadari hidup dikaruniai keluarga istimewa

Keluarga merupakan orang terdekat dalam hidup, tetapi karena terlalu dekat, mereka dianggap biasa dan sering dilupakan. Padahal, kita tidak akan pernah bisa hidup tanpa keluarga. Akan sangat hampa dan begitu sepi, ketika kamu hanya tinggal di rumah seorang diri.

Ini waktu yang tepat kamu harus menyadari bahwa kamu telah dikaruniai keluarga yang istimewa. Mereka akan selalu ada untukmu, walaupun kamu sedang tak baik-baik saja. Pertengkaran adalah bumbu dalam keluarga, tetapi jangan biarkan pertengkaran itu berlarut-larut. Jaga keluargamu tetap utuh dan damai.

Saya menyadari hidup telah dikaruniai keluarga yang sangat istimewa. Saya pernah membayangkan, suatu saat anak saya akan tumbuh dewasa dan akan memiliki kehidupannya sendiri. Hal itu sungguh membuat saya bersedih. Saat ini, saya hanya ingin menikmati masa indah bersama keluarga tercinta.

Pasti akan tetap ada yang mengucapkan selamat atas pertambahan usia yang saya alami. Saya sangat berterima kasih atas ucapan itu. Doa baik juga saya ucapkan bagi kamu semua yang mendoakan kebaikan untuk saya.

Ulang tahun saya sekarang memang sangat berbeda, tetapi saya sangat bahagia karena punya keluarga yang istimewa. Kini saya sudah berusia 31 tahun, usia yang tak lagi muda, tetapi ingin tetap berjiwa muda, penuh senyum, dan berbagi kebahagiaan.

Bukan hanya saya, kamu juga bisa merayakan ulang tahun yang berbeda untuk menghadapi dunia. Selamat ulang tahun para libraers!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun