Pengalaman menarik terjadi pada seorang anak. Mengenai sembuhnya penyakit flek paru-paru yang diderita sejak usia balita. Kisah ini bukan tentang anak saya, tetapi tentang saya sendiri. Ibu yang dulunya pernah menjadi seorang anak yang memiliki fisik lemah.
Orangtua saya menjelaskan, bahwa pada saat saya lahir, saya tidak sengaja menelan air ketuban yang sudah berwarna kuning. Sehingga, sejak kecil saya sering sesak napas.Â
Akhirnya, orangtua saya mencoba memeriksakan keluhan yang saya alami ke salah satu rumah sakit di Jakarta beberapa tahun kemudian, setelah sesak napas semakin parah.
Hasil pemeriksaan dan rontgen menyatakan penyakit saya berkembang dan menjadi flek paru-paru. Waktu itu usia saya masih sangat kecil, masih balita. Penyakit itu saya derita selama beberapa tahun, mungkin lebih dari lima tahun.
Menurut alodokter.com, flek paru-paru atau yang kita kenal dengan penyakit TB, mempunyai beberapa gejalanya seperti batuk parah, nyeri dada, sesak napas, mudah lelah, dan nafsu makan yang menurun. Biasanya, gejala tersebut berlangsung cukup lama.
Saya pun merasakan gejala yang sama. Bayangkan saja, bagaimana orangtua saya tidak cemas, melihat anaknya yang sering mengalami sesak napas? Lalu, selama beberapa bulan, saya mengonsumsi obat antituberkulosis, salah satunya dikenal dengan obat merah, karena kemasan obatnya yang berwarna merah.
Sayangnya, kala itu pemberian obat tidak terjadwal dengan benar karena kesibukan orangtua saya. Kadang satu hari saya lupa diberikan obat antituberkulosis, sehingga flek paru-paru yang saya derita tidak kunjung sembuh.
Keajaiban udara bersih pedesaan
Tidak lama kemudian, saya diperiksakan kembali ke dokter yang berbeda. Namun, belum selesai pengobatan yang saya jalani, keluarga dalam kondisi berduka karena kehilangan kakek. Ayah, saya dan adik pertama memutuskan pindah ke pedesaan tempat nenek tinggal untuk menemani nenek di sana.