Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pekan ASI Sedunia, Dilema Menyusui Ibu yang Bekerja

4 Agustus 2023   20:32 Diperbarui: 15 Agustus 2023   12:09 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ibu memberi ASI dalam botol susu I sumber: pexels.com/Sarah Chai

Oh ternyata, benar pernyataan bidan yang mengatakan bahwa ASI akan keluar maksimal pada hari ketiga setelah bayi dilahirkan. Jadi, tidak perlu khawatir karena bayi bisa bertahan tanpa ASI selama maksimal tiga hari. Sementara itu, bayi masih mendapatkan asupan makanan dari tali pusat bayi sebelum pupus.

Namun, masih banyak PR untuk saya saat itu. Mengenai pelekatan yang tepat agar ASI bisa dikonsumsi bayi dengan baik. Lalu, bagaimana cara agar ASI cukup minimal sampai 6 bulan pertama kehidupan bayi?

E-Ping (Exclusive Pumping), solusi pemberian ASI pada ibu bekerja

Saat anak saya berusia dua bulan, aktivitas kantor perlahan kembali normal. Berangkat kerja sejak jam delapan pagi, dan pulang ke rumah menjelang waktu maghrib. Inilah yang membuat saya harus kembali berpikir, bagaimana saya bisa tetap memberikan ASI pada anak saat bekerja?

Sebenarnya, saya sudah mencari informasi mengenai E-Ping (Exclusive Pumping) sebelum melahirkan, tetapi belum sama sekali dipersiapkan, karena masih berharap anak mendapatkan ASI eksklusif secara langsung.

E-Ping merupakan proses memompa ASI secara eksklusif dengan jadwal yang teratur tanpa kehadiran bayi yang menyusui secara langsung. Biasanya, ibu bisa memompa ASI sekitar 8-10 kali selama 24 jam, dengan jarak waktu 2-3 jam.

Ya, benar saja, karena tuntutan pekerjaan, E-Ping (Exclusive Pumping) menjadi solusi pemberian ASI yang saya gunakan selama bekerja. 

Sebelum kembali bekerja, saya menyiapkan semua perlengkapan untuk melakukan E-Ping yaitu botol susu bayi, botol ASIP atau kantong ASIP, cooler bag, ice gel, freezer khusus ASIP, pompa ASI, dan paling penting kesiapan mental, serta kesehatan diri.

Yang tidak disangka, atasan saya dengan ramah mengizinkan saya untuk melakukan E-Ping di kantor, dan menggunakan ruangan tertutup sementara saat proses E-Ping berlangsung. Tentu, dengan konsekuensi pekerjaan kantor harus terselesaikan dengan baik.

Namun, ada kekeliruan yang saya lakukan. Terlalu banyak penggunaan botol susu, dengan keterbatasan pemberian ASI eksklusif secara langsung pada anak. Sehingga, membuat anak terlalu nyaman menggunakan botol susu, dan tidak ingin menyusui secara langsung ketika usia menginjak empat bulan.

Kurangnya intensitas menyusui secara langsung, membuat ASI yang keluar semakin berkurang. Walaupun sudah dibantu dengan exclusive pumping, tetap tidak bisa menggantikan isapan bayi langsung pada ibu. Akhirnya, pada usia anak satu tahun, ASI yang keluar menjadi sedikit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun