Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Ibu Rumah Tangga Mudah Stres? Jangan Bawa Perasaan!

12 Juli 2023   13:37 Diperbarui: 16 Juli 2023   04:15 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ibu bercerita dengan teman I sumber : pexels.com/Karolina Grabowska

Banyak orang yang mengira, menjadi ibu rumah tangga itu enak. Cukup tinggal di rumah, mengurus anak, membersihkan rumah, dan memasak. Padahal, tidak semudah itu ferguso!

Ibu rumah tangga juga mudah mengalami stres. Pada berita CNN Indonesia (24/11/2020), aplikasi Teman Bumil dan platform riset pasar Populix mengadakan survei pada ibu rumah tangga dalam masa pandemi.

Lalu, hasilnya bagaimana? Bayangkan saja, dari survei itu didapatkan fakta bahwa 56% ibu rumah tangga mengalami stres, dan gangguan kecemasan. Alasan yang paling banyak membuat stres yaitu kondisi finansial atau keuangan keluarga yang berantakan, dan ketakutan tertular Covid-19.

Lho? Bagaimana seorang ibu rumah tangga bisa stres karena keuangan? Jangan salah, seorang perempuan setelah menikah, tugasnya tidak hanya bersantai di rumah. Ibu juga mengatur keuangan, dan memikirkan cara mengelola keuangan dengan baik agar cukup untuk semua kebutuhan keluarga setiap bulan.

Tidak hanya itu, seorang ibu rumah tangga juga lebih rentan terkena stres karena lebih sering berada di dalam rumah. Saya sendiri merasakan perbedaan ketika menjadi ibu bekerja, dan ibu rumah tangga. Kondisinya sangat berbeda. Nah, kalau kamu seorang ibu rumah tangga, coba tips ini untuk mengatasi stres, yuk!

Istirahat saat merasa lelah

ilustrasi ibu tidur siang I sumber : pexels.com/Sarah Chai
ilustrasi ibu tidur siang I sumber : pexels.com/Sarah Chai

Terkadang yang tidak disadari orangtua, terutamanya ibu, yaitu tidak menghiraukan rasa lelah. Sudah sejak pagi mengerjakan apa pun, sampai rumah terlihat rapi, dan nyaman. Sebelum anak dan ayah bangun, sarapan pagi sudah siap di meja makan.

Pada saat melakukan segala pekerjaan rumah, semua terlihat cepat, dan biasa-biasa saja. Namun, baru terasa efeknya ketika malam. Badan begitu pegal, kelelahan akibat mengurus rumah seharian.

Pesan saya untuk semua ibu, jangan pernah lupa istirahat saat merasa lelah. Sempatkan tidur siang sejenak saja, agar tubuhmu pulih, dan siap beraktivitas kembali. Jangan terlalu ngoyo, sampai tidak memedulikan diri sendiri.

Biarkan anak bermain sendiri

ilustrasi ibu dan anak-anaknya I sumber : pexels.com/Gustavo Fring
ilustrasi ibu dan anak-anaknya I sumber : pexels.com/Gustavo Fring

Dibandingkan dengan ayah, seorang ibu lebih mudah diserang rasa khawatir pada anak. Khawatir anak bermain di tempat kotor, khawatir anak bermain terlalu jauh. Selalu mengawasi anak, sehingga anak tidak pernah bermain sendiri.

Apakah kamu sadar? Hal ini justru menambah ibu semakin kerepotan? Dan membuat anak tidak bisa bebas mengekspresikan dirinya. Alangkah baiknya, membiarkan anak bermain sendiri.

Jika usia anak memang masih balita, biasakan anak bermain sendiri sembari kamu awasi. Kalau anak sudah cukup usia untuk bermain di luar rumah, biarkan anak bermain dengan teman-teman seusianya.

Selama anak bermain di tempat yang aman dan dengan teman yang baik, biarkan ia bermain sendiri. Cara ini akan sedikit mengurangi rasa stres pada ibu rumah tangga karena terlalu banyak khawatir.

Keluar rumah bersosialisasi dengan tetangga

ilustrasi makan bersama tetangga I sumber : pexels.com/cottonbro studio
ilustrasi makan bersama tetangga I sumber : pexels.com/cottonbro studio

Walaupun cuma seorang ibu rumah tangga, kamu juga perlu bergaul. Kamu perlu keluar rumah sesekali, untuk menghindari rasa bosan. Cobalah keluar rumah, bersosialisasi dengan tetangga agar kamu bisa merasa senang kembali. Bukan bersosialisasi untuk bergosip, lho!

Kita sangat mengetahui, bahwa seorang ibu kalau sudah mengerjakan apa pun di rumah, sering lupa untuk keluar rumah. Tak heran, sering merasa jenuh, dan bosan, sehingga menyebabkan stres.

Cari teman cerita yang bisa dipercaya

ilustrasi ibu bercerita dengan teman I sumber : pexels.com/Karolina Grabowska
ilustrasi ibu bercerita dengan teman I sumber : pexels.com/Karolina Grabowska

Semua orang punya masalah, semua orang punya cerita kehidupannya sendiri. Oleh karena itu, kamu butuh teman bercerita. Cari teman cerita yang bisa dipercaya, dan ceritakan keluh kesahmu, agar hatimu terasa lega.

Pastinya, ayah menjadi pilihan pertama sebagai teman cerita yang paling dekat dengan ibu. Namun, kalau memang masalahmu sudah sangat besar, tidak ada salahnya bercerita pada orang lain yang kamu percaya, atau berkonsultasi pada ahli.

Tetap perlu diperhatikan, bercerita ada batasnya. Tidak semua masalah rumah tangga, perlu diceritakan pada orang lain. Meminta pendapat dengan mengumbar masalah rumah tangga itu berbeda.

Ibu juga tidak bisa sembarangan memilih teman bercerita, kalau salah, justru membuat masalah semakin besar. Dan membuat dirimu semakin stres. Pilih teman bercerita yang benar-benar bisa menjaga rahasia, yang bisa memberikan masukan baik, dan mengetahui batasan.

Perkataan negatif orang, jangan bawa perasaan

ilustrasi ibu bahagia I sumber : pexels.com/Andrea Piacquadio
ilustrasi ibu bahagia I sumber : pexels.com/Andrea Piacquadio

Momok menakutkan seorang perempuan setelah menjadi orangtua adalah dituntut selalu sempurna. Belum punya anak, akan jadi bahan perbincangan. Punya anak satu, disebut masih kurang. Saat melahirkan secara caesar dianggap belum menjadi ibu sesungguhnya.

Ketika rumah tak baik-baik saja, dianggap tidak bisa mengurus rumah dengan benar. Padahal, perkataan negatif orang tentang ibu belum tentu benar. Perkataan negatif orang, jangan pernah dibawa perasaan. Jangan baper!

Tidak ada ibu yang sempurna, tetapi semua ibu di dunia itu hebat. Saya sangat bangga pada ibu saya. Bangun jam dua pagi sudah jadi rutinitas biasa untuknya. Jam empat subuh sarapan sudah siap untuk disantap, karena saya sering berangkat kerja jam lima pagi dulu.

Saya bangga pada ibu saya, yang selalu menyempatkan diri untuk pulang pada jam istirahat, hanya untuk membersihkan rumah. Bersyukurnya, tempat kerja ibu saya cukup dekat dengan rumah.

Jangan pernah berpikir ibu sendiri, boleh menangis sejenak karena kejenuhan, dan rasa kesal karena pekerjaan yang padat merayap. Namun, ingatlah bahwa kamu punya keluarga yang sangat menyayangimu.

Kalau kamu sebagai ibu tidak bahagia, bagaimana keluargamu akan bahagia? Jauhi sesuatu yang membuat stres. Ibu bahagia merupakan kunci kebahagiaan keluarga.

Referensi : cnnindonesia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun