Semua orang punya masalah, semua orang punya cerita kehidupannya sendiri. Oleh karena itu, kamu butuh teman bercerita. Cari teman cerita yang bisa dipercaya, dan ceritakan keluh kesahmu, agar hatimu terasa lega.
Pastinya, ayah menjadi pilihan pertama sebagai teman cerita yang paling dekat dengan ibu. Namun, kalau memang masalahmu sudah sangat besar, tidak ada salahnya bercerita pada orang lain yang kamu percaya, atau berkonsultasi pada ahli.
Tetap perlu diperhatikan, bercerita ada batasnya. Tidak semua masalah rumah tangga, perlu diceritakan pada orang lain. Meminta pendapat dengan mengumbar masalah rumah tangga itu berbeda.
Ibu juga tidak bisa sembarangan memilih teman bercerita, kalau salah, justru membuat masalah semakin besar. Dan membuat dirimu semakin stres. Pilih teman bercerita yang benar-benar bisa menjaga rahasia, yang bisa memberikan masukan baik, dan mengetahui batasan.
Perkataan negatif orang, jangan bawa perasaan
Momok menakutkan seorang perempuan setelah menjadi orangtua adalah dituntut selalu sempurna. Belum punya anak, akan jadi bahan perbincangan. Punya anak satu, disebut masih kurang. Saat melahirkan secara caesar dianggap belum menjadi ibu sesungguhnya.
Ketika rumah tak baik-baik saja, dianggap tidak bisa mengurus rumah dengan benar. Padahal, perkataan negatif orang tentang ibu belum tentu benar. Perkataan negatif orang, jangan pernah dibawa perasaan. Jangan baper!
Tidak ada ibu yang sempurna, tetapi semua ibu di dunia itu hebat. Saya sangat bangga pada ibu saya. Bangun jam dua pagi sudah jadi rutinitas biasa untuknya. Jam empat subuh sarapan sudah siap untuk disantap, karena saya sering berangkat kerja jam lima pagi dulu.
Saya bangga pada ibu saya, yang selalu menyempatkan diri untuk pulang pada jam istirahat, hanya untuk membersihkan rumah. Bersyukurnya, tempat kerja ibu saya cukup dekat dengan rumah.