Ini juga akan mengajarkan anak untuk bertanggungjawab atas pilihannya kelak. Sehingga memotivasi anak untuk melakukan yang terbaik pada pilihannya.
Jangan pernah memaksa anak melakukan sesuatu yang tidak diinginkan, karena akan membuatnya melakukan dengan setengah hati.
Tegas tanpa membuat trauma anak
Tegas bukan berarti keras. Tegas tidak harus bersikap galak, atau marah dengan nada tinggi. Apalagi, ketegasan itu membuat trauma pada anak.
Tegaslah tanpa membuat trauma anak. Contohnya, membiasakan anak mengucapkan terima kasih saat mendapatkan sesuatu yang layak disyukuri. Atau tegaskan anak mengucapkan maaf kalau melakukan kesalahan.
Berikan pengertian dan penjelasan, mengapa ia harus melakukan hal itu. Tak kalah penting juga memberikan konsekuensi jika anakmu tidak melakukannya.Â
Seperti mengurangi camilan anak, mengurangi jatah menonton TV misalnya. Tentu, dengan penyampaian yang lembut, tetapi membuat anak sadar untuk tidak melanggarnya.
Pada blog pribadi Dr. Shimi Kang, dijelaskan bahwa kebanyakan yang memiliki nilai tinggi, berasal dari orang yang suka humor dan bahagia pada masa kanak-kanak, sesuai penjelasan dari The classic Harvard-based Grant Study of Adult Development.
Dr. Shimi Kang mengharapkan adanya dolphin parenting bisa diterapkan untuk menjadikan anak sebagai manusia yang bahagia. Bukan sebagai robot yang melakukan sesuatu karena keinginan orang lain, tuntutan, atau hanya untuk bertahan hidup.
Hal yang terpenting adalah kebahagiaan seorang anak. Prestasi dan penghargaan pun akan didapatkan begitu anak melakukan sesuatu yang membahagiakan. Itulah tujuan dolphin parenting yang sebenarnya.