Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kemandirian, Menyelamatkan Empat Anak dari Hutan Amazon

20 Juni 2023   15:17 Diperbarui: 20 Juni 2023   17:49 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak di hutan I sumber : pexels.com/Ron Lach

Beberapa hari belakangan ini, kita sempat dihebohkan dengan berita penemuan empat orang anak dalam kondisi selamat di hutan Amazon, Kolombia. Seluruh masyarakat dan Presiden Kolombia bersorak-sorai dengan keselamatan mereka.

Bagaimana tidak? Dalam pemberitaan kompas.com tanggal 10 Juni 2023 lalu, diketahui bahwa keempat anak itu bertahan hidup selama 40 hari di hutan Amazon yang terkenal berbahaya di dunia.

Keempat anak tersebut berasal dari keluarga Mucutuy, salah satu keluarga Pribumi Huitoto. Merupakan kakak beradik kandung yang bernama Lesly berusia 13 tahun, Soleiny usia 9 tahun, Tien Noriel berusia 4 tahun, dan Cristin, seorang bayi berusia 1 tahun.

Pada berita kompas.com 13 Juni 2023, didapatkan fakta bahwa mereka ditemukan pada 9 Juni 2023, posisinya hanya 5 kilometer dari bangkai pesawat. Tim penyelamat sempat kesulitan saat melakukan pencarian karena kondisi hutan yang sulit dijangkau, ditambah hujan yang terjadi selama 16 jam terakhir di sana.

Bermula pada kecelakaan yang menyebabkan pesawat yang mereka tumpangi jatuh pada 1 Mei 2023, menewaskan pilot, kerabat, termasuk ibu mereka yang sempat hidup empat hari.

Namun, ibu mereka meninggal dengan memberi pesan pada anak-anaknya agar menjauh dari bangkai pesawat untuk bertahan hidup. Sesuai dengan pemberitaan kompas.com pada 12 Juni 2023.

Pemberitaan tersebut, membuat saya bertanya-tanya. Bagaimana empat orang anak bisa bertahan hidup di hutan yang berbahaya selama 40 hari?

Dan terjawab dengan analisa pakar pada berita kompas.com 13 Juni lalu, bahwa mereka selamat dengan berbekal peralatan dan makanan sisa, memakan buah-buahan di sekitar hutan, juga mengambil air di sungai terdekat. Berkat kemandirian dan pengetahuan Lesly anak sulung, mereka semua selamat, walau dalam kondisi demam dan lemas.

Inilah pentingnya mengajarkan kemandirian, tanggungjawab, dan keberanian pada anak di usia dini. Sebenarnya, melatih hal tersebut bisa dilakukan dengan cara sederhana. Seperti apa caranya?

Mengenalkan anak pada flora dan fauna

ilustrasi flora dan fauna I sumber : pexels.com/Rachel Claire
ilustrasi flora dan fauna I sumber : pexels.com/Rachel Claire

Mengenalkan anak pada flora dan fauna adalah satu cara agar anak berani. Berikan anak pengetahuan mengenai binatang yang berbahaya, dan yang aman dipegang atau disentuh. Juga kenalkan anak pada tumbuhan, buah-buahan, dan sebagainya.

Kamu pasti sangat mengetahui, anak begitu mudah penasaran akan sesuatu yang ia baru pertama kali lihat. Sehingga, sangat penting anak mengetahui apakah yang mereka pegang dan makan itu berbahaya atau tidak.

Pernah suatu ketika, saya hanya tinggalkan anak beberapa menit saja ke dapur. Saat saya kembali ke teras, anak saya sudah memegang lintah di tangannya. Waktu itu saya memang belum mengenalkan bahayanya lintah.

Langsung saja dibantu keponakan untuk singkirkan lintah dari tangan anak. Bersyukurnya, belum sempat digigit, sehingga anak bisa bermain ceria lagi. Ini yang membuat saya makin sadar pentingnya pengenalan flora dan fauna pada anak.

Agar anak lebih berhati-hati pada flora dan fauna yang berbahaya. Dan bisa akrab dengan flora dan fauna yang ramah dengan tubuh dan kita para manusia. Sehingga, anak lama kelamaan akan terbiasa memilih dan mengetahui alam.

Membiasakan anak bertanggungjawab

ilustrasi anak bertanggungjawab I sumber : pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA
ilustrasi anak bertanggungjawab I sumber : pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA

Membiasakan anak bertanggungjawab, harus dilakukan oleh orangtua. Tidak perlu tanggungjawab besar, dimulai dengan memberikan anak tugas seperti menyapu, mencuci piring, membereskan mainan sendiri setelah bermain. Itu merupakan cara membiasakan tanggungjawab yang bisa diterapkan pada anak sejak dini.

Apalagi, kalau kamu memiliki lebih dari satu anak. Pastinya anak sulung, harus dibiasakan mengerti tanggungjawab sejak dini. Anak sulung selalu memiliki tanggungjawab untuk menjaga adik-adiknya. Juga menjadi contoh paling dekat dari adik-adiknya.

Saya sangat salut pada Lesly yang mampu memanfaatkan sisa peralatan dan makanan di pesawat. Lesly yang memiliki pengetahuan tentang flora, fauna, dan alam menggunakannya di waktu yang tepat.

Lesly juga mengerti tanggungjawabnya untuk menjaga adik-adiknya. Tanpa keberanian dan pengetahuannya, sangat tipis harapan mereka untuk selamat dari hutan.

Biarkan anak tidur terpisah dengan lampu mati

ilustrasi anak tidur sendiri I sumber : pexels.com/cottonbro studio
ilustrasi anak tidur sendiri I sumber : pexels.com/cottonbro studio

Setelah anak mulai masuk usia dua bulan, sebaiknya mulai dibiasakan untuk tidur dengan lampu mati atau redup. Lalu, jika anak sudah mulai berani, pada usia empat tahun bisa mulai membiasakan tidur terpisah dari orangtua.

Hal ini agar anak terbiasa tidur sendiri, sehingga lebih berani jika orangtua sedang tidak ada di rumah. Selain itu, mematikan lampu saat tidur juga akan membuat kualitas tidur lebih bagus. Jadi, tidur anak makin nyaman dan nyenyak.

Mengenai usia, sebenarnya tidak ada patokan. Namun, ada baiknya dibiasakan sebelum usia lima tahun. Agar anak sudah terbiasa ketika mulai bersekolah. Sehingga, saat anak memiliki kegiatan yang diwajibkan untuk menginap atau berkemah, tidak lagi takut.

Jangan membantunya ketika dalam kesulitan

ilustrasi anak mandiri I sumber : pexels.com/Ksenia Chernaya
ilustrasi anak mandiri I sumber : pexels.com/Ksenia Chernaya

Yang terpenting dari semuanya yaitu jangan membantu anak ketika dalam kesulitan. Biarkan anak memecahkan masalahnya sendiri, dan menemukan solusi dari masalahnya.

Orangtua boleh mengarahkan, memberitahu, tetapi biarkan anak berpikir kreatif untuk mengatasi masalahnya. Contoh, anak kesulitan menyusun puzzle, biarkan anak tetap menyusunnya sendiri.

Kalau anak melakukan kesalahan, beri arahan. Nah, jika anak berhasil menyelesaikan masalahnya dengan baik, berikan apresiasi.

Sangat sederhana, bukan? Jadi, tidak ada kata nanti untuk membiasakan anak mandiri dan bertanggungjawab. Kamu tidak akan pernah mengetahui, sampai kapan bisa bersama mereka.

Tragedi tentang kecelakaan pesawat kecil, dan empat anak selamat dari hutan Amazon. Memperingatkan tentang pentingnya melatih kemandirian dan tanggungjawab sejak dini!

Referensi : kompas.com 1 I kompas.com 2 I kompas.com 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun