Sejak awal, kita masih diberi kesempatan untuk mencari dosen pembimbing. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh kamu sia-siakan. Kesempatan ini datang dan berlalu dengan sangat cepat.
Gercep! Jangan sampai kehilangan dosen yang kamu targetkan untuk jadi dosen pembimbingmu. Cari dosen pembimbing yang buat diskusi makin asyik.Â
Walaupun bahasan skripsi sangat berat, apabila didiskusikan dengan dosen pembimbing yang tepat, pasti akan terasa nyaman.
Tentu saja, selalu ada debat dan perbedaan pendapat dari kedua dosen pembimbing. Tak selamanya skripsimu akan berjalan mulus, tetapi setidaknya kamu bisa lebih lega karena memilih dosen yang bisa diajak diskusi dengan baik.
3. Sikapi revisi dengan antusias agar kelulusan semakin dekat
Dalam kamus skripsian, tidak ada namanya instan. Revisi, revisi, dan revisi berulang kali juga pasti akan kamu alami. Mendatangi dosen pembimbing sekali dua kali, tak akan cukup.
Melelahkan mungkin untuk sebagian orang yang menganggap skripsi menyebalkan. Apalagi, kalau kamu sudah menyerah sejak revisi pertama. Padahal, revisi berkali-kali akan terulang sebelum mencapai tugas akhir yang optimal.
Kunci skripsi terasa menyenangkan adalah sikapi revisi dengan antusias. Ingatlah bahwa semakin rajin revisi dikerjakan, maka hari kelulusan semakin dekat. Ini akan menjadi penyemangatmu yang paling efektif.
Kamu harus paham, malas mengerjakan revisi akan membuat skripsimu terus tertunda. Yang terparah, jika rasa malas mulai hinggap pada dirimu sampai berbulan-bulan. Tak terasa sudah terlewat beberapa semester, skripsi masih saja di bab satu.
Skripsi penuh dengan drama, mental baja harus kamu miliki untuk melewati skripsi. Masalahmu mungkin tak cuma skripsi, maka kamu harus pintar mengelola emosi saat sedang mengerjakan skripsi.