Banyak pasangan yang berlomba-lomba memamerkan mahar yang terlihat luar biasa. Menjadikan bingkai uang sebagai mahar, emas, bahkan motor dan mobil. Padahal, mahar tak harus selalu mahal. Cincin pernikahan pun sudah sangat cukup menjadi mahar yang spesial.
Sejatinya, yang membuat mahar terlihat istimewa adalah niat baik untuk mengucapkan janji pernikahan. Mahar, hanya sebagai bentuk bukti keseriusan pasangan. Namun, yang perlu ditekankan bukan seberapa mahal mahar yang diberikan.
Ketika pasangan bertanggungjawab padamu, dan tidak meninggalkan di kala hidup dalam kondisi duka. Itulah bukti terbaik yang lebih besar dari sekadar mahar pernikahan. Lebih baik mahar sederhana, tetapi punya rumah masa depan.
Sakralnya pernikahan makin terasa
Yang tak bisa dilewatkan dalam sebuah pernikahan yaitu momen sakralnya pernikahan. Saat janji pernikahan diucapkan pada Sang Pencipta, dan disaksikan keluarga. Dengan melangsungkan pernikahan bertema intimate wedding, sakralnya pernikahan makin terasa.
Pernikahan menjadi begitu intim dan sangat berkesan bagi para tamu undangan. Keluarga dan kerabat dekat yang hadir pun, akan merasakan khidmatnya pernikahanmu.
Sedikit bercerita, kilas balik pernikahan yang sangat berkesan bagi saya. Pernikahan ini sebenarnya sudah terlaksana satu tahun sebelum pandemi melanda Indonesia. Namun, waktu itu tidak berpikir kalau resepsi pernikahan yang saya pilih akan populer di masa pandemi.
Sejak awal, kami hanya ingin sebuah pernikahan yang sangat sederhana. Bahkan sempat berpikir, cukup melangsungkan akad nikah saja. Namun, kondisi yang mengharuskan kami untuk membuat sedikit acara sederhana.
Intimate wedding menjadi resepsi pernikahan pilihan kami. Semua dipersiapkan dengan mandiri, tidak menggunakan wedding organizer. Meminjam gaun pernikahan, jasa foto keluarga sendiri, pengaturan acara dibantu keluarga, sampai tak menggunakan dekorasi pernikahan.